Jumat, 23 Desember 2011

pagi

Entah mengapa, pagi ini menghidupkan sisi melankolisku. Segar harumnya sang pagi dan angin semilir lembut yang mengusap-usap wajahku kini cukup mampu menenangkan sedikit kecemasanku.
Deru suara mesin bis dan angin menyatu, meliuk-liukkan perasaan, sampai hatiku membulatkan tekad, beginilah harusnya aku!
Aku dan pagi. Sama. Selalu memiliki harapan, bahwa matahari pasti menepati janjinya untuk kembali terbit. Bahwa pagi selalu suci. Bahwa pagi tak pernah membenci. Bahwa pagi itu dicintai. Bahwa hadirnya sang pagi selalu dinanti. Bahwa pagi selalu memberi harapan dan semangat kepada setiap mereka yang berusaha.
Terharu.
Itu yang aku rasa ketika pagi bercerita. Melalui wajah-wajah para pencari nafkah. Melalui seragam-seragam yang dikenakan anak-anak dengan senyum merekah. Senyuman merenda cita-cita. Melalui tangan baja ibu-ibu yang berusaha terbaik untuk keluarganya.
Ah, alangkah ruginya mereka yang membuang keindahan paginya dengan sia-sia. Mungkin mereka buang dengan tidur, atau dengan bersedih, atau dengan mengeluh.
Pagi ini. Kembali aku tercenung dengan fenomena di sekelilingku.
Sering aku lalaikan pagiku.
Bahkan mungkin aku lupa mensyukurinya dengan kerja dan usaha terbaikku. Atau kau? Mungkinkah pernah mengeluh, mengapa sang pagi begitu cepat kembali.
Pagi itu indah.
Jika dimaknai indah, maka pagi akan memberikan seluruh energi positifnya sampai kau terlelap. Hingga kau rindu bertemu lagi dengannya. Untuk melanjutkan mimpi dan asa di pagi lainnya. Beruntunglah jika kita sapa pagi kita dengan kesyukuran. Karena dengannya kita telah titipkan sebuah harapan bahwa hidup adalah sebuah keindahan yang Allah berikan untuk kita.

#renungan dalam perjalanan di suatu pagi 20 Desember 2011 (06.00 wib)

Sabtu, 26 November 2011

pesona jilbab #ketika Allah jatuh cinta

Pagi hari yang cukup sejuk di 26 November 2011.
Apa? Begitu cepat waktu berlalu, besok sudah memasuki tahun baru Hijriyah. Hmm..
Memang benar waktu adalah pedang, yang menjadi bahaya ketika kita tak mampu mengendalikannnya dengan baik. Waktu oh waktu.
Baiklah, saya sedikit sensitif jika harus membicarakan soal waktu. Saya sedang tak bersahabat dengannya, kami bagaikan sedang berlomba untuk mencapai garis finish ~yang entah berakhir dimana~.
***
Sebenarnya pagi ini saya ingin menceritakan tentang sebuah pengalaman yang bisa dijadikan warning dan pembelajaran. Kisah seorang ukhti, sebut saja namanya Tingting (sepertinya saya teringat salah seorang penyanyi yang lagi in nih) . Tingting adalah seorang akhwat salihah yang manis, jilbabnya rapi, dan pastinya seorang aktivis. Lengkap deh. Begitu loyal dengan amanah sehingga Tingting tak jarang menghabiskan waktu seharian di kampus untuk rapat. Alhasil, sudah terbiasa untuk Tingting pulang agak kesorean (kalo, ba'da magrib itu masih sore ndak ya). 
Saya pikir setiap akhwat pun tak mau jika harus pulang malam. Apapun alasannya, perasaan risih pasti ada jika pulang ke rumah namun lampu jalanan sudah hidup dan rumah-rumah orang sudah terang benderang dengan lampu dengan pintu yang tertutup, dan lorong ke rumah yang sudah mulai sepi.
Sebuah dilema. Terkadang ada satu dua alasan mengapa para ukhti-ukhti tetap tak bisa menampikkan keadaan. Rapat yang alot, atau pembahasan yang panjang, terkadang butuh penyelesaian segera, rasanya memaksa akhwat untuk bertahan dalam rapat itu sampai selesai. That's right. Coba deh tanya, rata-rata alasan mereka pulang agak malam itu kenapa? Tentu saja bukan karena sks kuliah yang banyak. Tapi karena ada sks syuro . Namanya juga akhwat.   Gak keren donk kalau gak banyak syuro. (plakk).
Lupakan latar belakang pulang malam ya. Kembali ke cerita si Tingting.
Hari itu, alhamdulillah Tingting tidak pulang kemalaman dari kampusnya di UI (Universitas Inderalaya alias Unsri). Sebelum magrib, dia sudah sampai di Palembang, bis menurunkan semua penumpangnya di Pamor. Waktu memang masih sore, tapi situasi dan cuaca sangat menyeramkan. Sore itu hujan deras sehingga langit sudah amat gelap. Karena hujan, ukh Tingting ingin cepat-cepat naik bis lagi yang menghantarkannya ke depan masjid agung. Karena dia harus naik angkot yang ada di seberang masjid untuk tiba di rumahnya.

Jumat, 25 November 2011

khusyu'ku sudahkah khusyu'

Senarai kisah pejuang-pejuang terbaik sepanjang masa menghentikan segala bentuk kesombongan, mengerdilkan diri ini dalam sekerdil-kerdilnya bentuk karena tak ada sesuatu yang besar untuk dibanggakan. Yang besar hanyalah dosa.
Paham itu kecil, andai kukatakan sebesar uhud pun, takkan sebanding dengan sebutir kurma bagi mereka.
Betapa ingin kusurukkan muka ke dalam pasir terbenam. Sayyidina Ali, ajarkan apa itu khusyu', yang meminta anak panah yang menancap di tubuhnya itu agar dicabut ketika beliau solat. Agar sakitnya tak terasa,betapapun perihnya hingga mampu mencabut jantung, tak berasa.
Itulah khusyu'....
Apakah khusyu' kita berarti di tempat yg nyaman dan dalam keadaan ringan?
Mereka tidak mengajarkan itu.
Khusyu' itu didapat setelah lelah, hingga payah, hingga sholat dirasa sebagai istirahat dari semua letih dan payah berjuang.
Disana mereka menemukan kekhusyu'an.
Karena pertemuan dengan Rabb sang pencipta semesta alam lebih terasa indah ketika telah bersusah payah,menghadirkan cinta untukNya.

karena kita manusia

Apa kau mengantuk? Oh, bukan. Apa saya mengantuk? He'em, bosan dengan ketidakjelasan perasaan dan semangat yang turun naik, membuat saya terombang-ambing dalam ketidakjelasan gelombang emosi yang abstrak ini (hedeh,apa sih?)
Baiklah, saya bingung harus memulainya darimana.
Saya ingin bercerita sedemikian rupa sebelum akses internet modem saya ini habis. Benar, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan ini. Kali ini izinkan saya menuliskan kisah saya dan air mata #haduwh,. Saya baru menyadari ternyata saya begitu akrab dengannya. Ntahlah, saya bisa menangis dimana saja saya suka. Huks huks. Don't try this at home yak!
Saya (memang) mudah menangis, tapi saya tidak suka jika dibilang cengeng. Tolonglah ya, air mata itu bukanlah indikasi utama dari kelemahan. Terutama bagi seorang wanita berhati lembut seperti saya (#hueks), maksudnya bagi hampir setiap wanita, air mata adalah salah satu cara mengekspresikan perasaannya. Tepat sekali karena wanita didominasi oleh perasaan. Air mata dapat menjadi ekpresi kegembiraan, kegalauan, dan segala hal yang tak bisa wanita ekspresikan dengan kata.
Saya pun menjadi teringat betapa saya sering menangis di saat orang lain terheran mengapa harus menangis?
Awalnya saya pikir ada masalah dengan diri saya. Benar saja, saya tidak bisa marah. Ketika rasa marah itu begitu memuncak dan menyesakkan, maka semuanya akan terekspresi dengan tangisan. Sering seperti itu. Sebenarnya, otak penuh dengan kata-kata atau apalah yang ingin sekali saya lontarkan ketika saya marah, tapi mulut hanya diam. Akhirnya kata-kata yang mendesak itu keluar lewat buliran air mata. Huks. Setelah saya rasa puas menuangkan kekesalan, berhentilah adegan tangis menangis itu. Tapi apa yang dirasakan setelahnya? Tentu saja perasaan lega yang luar biasa dan saya bisa menjadi lebih tegar berlipat-lipat setelahnya.
Ah, sebenarnya tidak secengeng itu juga teman. Hanya saja saya agak kerempongan (kesulitan) menata emosi ketika berada di situasi kondisi yang bagi saya sulit (sedikit pledoi).

Jumat, 18 November 2011

Memo untuk Kekasih 2

Allahu..
apa kabar? Aku tak perlu menyampaikan kabarku kan? Karena sekarang Engkau bisa lihat sendiri betapa kacaunya aku. Mata sembab, hati basah, jiwa yang lelah. Betapa terasa makin kerdilnya aku. Betapa terasa makin lemahnya aku. Betapa terasa makin miskinnya aku.
Sejatinya aku tak punya apa-apa!
Bahkan sebutir debu pun bukan milikku. Ah, apalagi takdir. Ia tak mau tunduk di kakiku, atau sekedar mau singgah di genggamku.
Jika boleh aku mencinta, aku mencintai semua senyum dan harapan. Jika boleh aku membenci, aku benci dengan semua kekecewaan yang memaksa.
Namun sejatinya aku tak punya apa-apa untuk mencinta atau membenci.

Senin, 14 November 2011

a deal (a great gift from God)

Sepertinya saya harus menuruti kemauan si hati untuk mencorat-coret 'Ceritaku' ini dengan berbagai uneguneg yang tengah bersarang di kelapa (eh kepala) saya sekarang. Jika tidak, saya tidak sanggup membayangkan apa jadinya saya tanpa ekspresi nyata (?).
A deal.
Saya lebih suka menyebutnya sebagai kesepakatan. Kesepakatan mahaagung yang telah saya lakukan dengan Pencipta saya. Jauh sebelum langit dan semesta alam raya diciptakan. Namun kesepakatan itu telah tertulis jauh sebelum itu, di Lauhul Mafudz.
Saya merasa perlu membincangkan sesuatu, yang menjadi topik kegalauan teman-teman saya saat ini. Jiahh, sok banget ya teman-teman saya (hihi). Saya yakin kamu dan kamu pasti sepakat yang namanya jodoh itu di tangan Allah ya? Ya eyalahhh, saya pun sepakat kalee. Makanya saya mah anteng2 aja untuk urusan yang satu ini (yakin res? haha).
Okey, biarkan saya berekspresi ya. Ini kan rumah saya (loh?).
Semoga yang saya tuliskan ini akan mengobati kegalauan2, terlebih kalau saya yang galau.
Saya bukanlah malaikat yang tahu seluruh isi perjanjian di atas langit, atau bahkan saya bukan setan yang suka mencuri-curi rahasia di langit, bukan. Tapi yang saya yakini, Allah sudah meng-create sedemikianrupa hidup saya lewat "a deal" tadi, yaitu rezeki, maut, dan jodoh. Aha, andai saya ingat momen deal or no deal itu dulu jauh sebelum saya lahir ke dunia, saya ingin merekamnya dalam2 di ingatan saya, agar saya bisa tahu apa saja yang akan terjadi dalam hidup ini.
Saya sudah terlalu jauh berimajinasi tidak penting.
Jodoh itu misteri. Wow. Serem banget ya pemilihan diksinya. Saya ganti.
Jodoh itu sebuah rahasia, sebuah hadiah terbesar dari Allah untuk hidup kita. Yup, yang ini lebih baik.
Lagi-lagi, andai saya punya doraemon, saya mau donk pinjam mesin waktunya. Saya mau mengintip siapa ya yang menjadi jodoh saya?? No no no, rasanya itu terlalu ekstrim. Saya juga tidak yakin saya akan merasa lebih baik jika saya tahu semuanya.

Rabu, 09 November 2011

memo untuk Kekasih

Allah yang Maha Lembut dan Penyayang..
Jikalah aku sedang dirundung kemalasan, maka jangan sampai Engkau pun malas memperhatikanku ya.
Ah, bukankah Kau begitu paham aku?
Saat aku berlaku aneh dan saat aku butuh waktu untuk diam, itu adalah saat aku butuh perhatian.
Tolong aku Allahku sayang. Jangan tinggalkan aku sedkitpun walau kadang aku lupa bercerita padamu.
Selalu ingatkan aku.
Kalau aku tak peka dengan peringatanmu, sentil aku dengan cara terlembutMu, hingga aku mengerti kalau Kau masih begitu mencintaiku.
Allah, aku hanya percaya padaMu untuk urusan satu ini.

Rabu, 02 November 2011

bulan sayang bintang (anehhhnyaaaa ini)

Jauh! Makin.
Sungguh.....
Mungkin? Tidak!
Malu........
Kata hanya sebuah kontemplasi atau sekedar ekstansi
karena rembulan sadar, tidak bisa menjadi gemintang
yang mampu memberkas sinar sendiri, utuh darinya
lagi-lagi rembulan sadar, hanya mampu memantulkan cahaya
dari sang raja langit
Selamanya rembulan tak dapat berkawan dengan gemintang
tapi mereka tetap bersama dalam setiap waktu dan keadaan 
yang dilihat dari bumi
Walau sebenarnya rembulan ingin menjadi gemintang
agar bisa bersama membentuk gugusan di cakrawala malam
bulan tetap tak bisa, hanya malu
binarnya meredup ketika bintang berbisik, lalu pergi meninggi dengan cahaya sendiri.
Ah bulan, tak tahukah kau ada yang merindu cerlang sinarmu malam ini?
Pantulan bukan hal yang berarti,
biar bintang dengan gugusannya. Kau tetap indah di langit malam ini.

Selasa, 01 November 2011

saya bisa anarkis, camkan itu!

Saat-saat sendiri seperti ini bagi saya adalah waktu yang kaya rasa. Kenapa? Iya, kadang saya bisa menjadi sangat bosan dengan kesendirian, tapi kadang juga bisa menjadi saat-saat terindah saya dengan imajinasi dan mimpi, dan menjadi saat produktif untuk menghasilkan tulisan -yang masih belajar- ini.
Kali ini saya ingin bercerita tentang kenangan kelam saya di dalam bis. Mengapa kelam? Yang benar saja, saya hampir melakukan tindakan anarkis di dalam bis mahasiswa. Arrggh, bisakah kau bayangkan betapa saya harus memompa kesabaran dengan sekuat tenaga untuk menahan keinginan saya melempar seseorang di dalam bis itu keluar jalan -tentu saja ketika bis masih berjalan-.
Mengapa pikiran saya bisa se-anarkis itu? Tenang teman, sekali lagi saya katakan saya anak manis. Tentu ada hal yang mengganggu saya sehingga saya ingin seribu kali melempar bahkan menendang orang itu ke jalan.
Hari itu....Saya kurang ingat persis hari apa. Yang pasti hari sudah sore dan ditemani hujan rintik setengah deras. Lagi-lagi saya pulang dari kampus dengan bis sendirian. Saya mengambil tempat duduk yang nyaman dengan seorang cewek. Di sebelah saya, ada sepasang manusia -ntah berprikemanusiaan atau tidak- (hufh, maafkanlah saya, karena saya hampir mati kesal dibuatnya) duduk berdua, sepertinya mereka sepasang kekasih, itu loh muda mudi yang mendeklarasikan mereka 'berpacaran'.
Mulanya saya tidak begitu peduli dengan sepasang pacar itu (?). Ntahlah, saya mau menyebutnya dengan sepasang pacar saja. Di awal-awal perjalanan, mereka seperti orang berpacaran umumnya, senyam senyum ntah bercerita apa, tapi lama kelamaan mereka tidak menyadari apa yang mereka lakukan di tempat umum! Kesal! Tentu saja saya bisa melihat gerak gerik mereka, karena mereka persis di sebelah saya. Saya tidak habis pikir bagaimana tangan si cowok ingusan dan bau kencur, laos, kunyit, serai, tomat busuk itu 'ngelaba' kesana kemari (maaf) ke si cewek. Allahurobbi.
Saya sungguh tidak tahu teman harus bertindak seperti apa dan sejauh mana. Pertama, tentu saja saya langsung memalingkan muka saya. Dosa!!! Saya pikir kejadian itu hanya akan berlangsung sebentar dan mereka akan sadar ini bis (tempat umum). Saya kembali menghadap lurus ke depan. Tapi tidak dapat saya pungkiri, luas pandangan mata kita tetap membuat saya bisa melihat gerak-gerik mereka. Kejadian itu berulang lagi! Lagi, lagi, si cowok terus ngelaba, dan yang saya herankan si cewek diam saja, seolah membolehkan dengan senang hati hal itu terjadi. Tidakkk!!! Saya sudah melempar pandangan sinis ke mereka, awalnya direspon, kejadian itu berhenti. Tapi lima menit kemudian itu terulang dan terulang dan mereka tak peduli dengan pandangan sinis dan risih saya. Seandainya cewek itu adalah adik perempuan saya, pasti sudah saya gampar, dan dapat saya pastikan saya sudah melempar ke jalan si cowok itu, tentu dengan muka yang sudah babak belur hancurr!
Apa yang harus saya lakukan? Saya benar-benar dilanda kegalauan saat itu teman. Saya tidaklah seberani itu menggampar mereka. Ternyata saya tidak sehebat itu melarang perbuatan maksiat terang-terangan di depan mata saya dan mencegahnya langsung dengan tangan saya. Yang saya lakukan saat itu, hanya selemah-lemahnya iman, saya hanya beristighfar sepanjang perjalanan dengan mata berkaca-kaca dan memohon ampun kepada Allah.
Saya betul-betul sedih..Sedih sekali rasanya melihat fenomena itu. Ntahlah saya tidak mau memposisikan bagaimana si cowok, karena saya sungguh benci dengan laki-laki itu! Sumpah serapah mungkin sudah saya lontarkan di dalam hati. Tapi saya sedih, ketika memposisikan diri dalam diri si cewek. Ya Allah..semoga Kau ampuni mereka, tunjukkan padanya yang benar dan yang salah.

a-ye-a-ya-h-yah ayah

Teringat masa kecilku kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu buatku melambung
Disisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu.
Kau inginku menjadi yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu jauhkan godaan
Yang mungkin ku lakukan dalam waktu ku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu

Andaikan detik itu kan bergulir kembali
Ku rindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati

-Saya suka lagu untuk ayah yang ini, kamu? Untuk ayah2 hebat di seluruh dunia. La la la la-

Kamis, 27 Oktober 2011

kalausukahati tepuktangan

jangankan kamu, saya pun tak tahu
apa yang terjadi
padahal sudah mencari kesana kemari
apa? apa kamu sudah tahu?
ah, peduli amat ya kamu
saya rindu
pada kamu atau pada rindu itu sendiri
saya tidak tahu
tolong jangan tanya saya lagi. Cukup sekian. Terima kasih.
^prok prok prok^

#kamu itu.....

Minggu, 23 Oktober 2011

ssssttttttt

Aku cari dia...
Ke ujung dunia, lalu lari ke anak tangga surga
tak ada
Jalan setapak petak petak, lalu kerikil di kaki bukit 
sia-sia
Tak tepian lautan, tak didaki gunung menjulang
hanya lelah 
Aku mencarinya..
Angin menghembus, rumputan bergoyang
aku diam
Awan berarak, langit berhias
aku diam
Si semangat
dia yang kunjung ditunggu akhirnya datang
melunaskan janji yang belum dia tepati
aku masih diam
dia masuk, aku diam
dia duduk, aku diam
dia diam, aku bosan
kutanya mengapa
dia cuma bilang pamit
tanpa memberiku kepastian
kapan ia kembali

Sabtu, 22 Oktober 2011

plegmatis, bukan?

Saya sedikit tertarik dengan mengenal tipe-tipe kepribadian yang saya kenal lewat buku, internet, psikolog (?). Mungkin karena tipikal mengamati saya yang menjadikannya menarik. Yup, saya suka mengamati. Jadi, hati-hati kalau dekat2 saya  *ngomong apa saya, saya anak manis kok,,beneran* Dari sekian macam tipe kepribadian yang saya ketahui, ini ciri-ciri yang yaaa mirip2 lah dengan saya, walau gak semua yg elo denger itu bener bro! Begini nih sumber yang saya dapat, maafkan saya lupa nama sumbernya:
Saya sang Plegmatis “Cinta Damai”
Orang plegmatis adalah orang yang tak suka konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau, sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya nggak terus berkepanjangan.
*izinkan saya berkomentar: saya memang tidak suka konflik dan saya rasa setiap orang seperti itu. Tapi, memang saya agak cepat bereaksi ketika berada di tengah konflik, yaitu kepala saya seperti mau pecah (pliss deh). Mendengar orang berdebat hebat sampai adu urat membuat saya frustasi (!). Disuruh apa aja mau? Owow, enak aja nih..Saya bukan pesuruh ya..Tapi selagi itu adalah untuk kebaikan umat dan semesta alam (lebay) saya akan rela melakukannya. Saya orang yang lebih memilih mengalah walaupun sebenarnya saya tidak salah, suatu sikap yang mau saya ubah nih, saya harus berani mengatakan kalau saya tidak salah, kamu donk yang harus berubah sikap! (kira-kira begitu).

Orang plegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda.
*komentar saya: kurang bersemangat? iyalah kali ya? mungkin cenderung terlihatnya seperti itu. Tapi kalau saya sudah memutuskan sesuatu, saya bisa menjadi semangat luar biasa dan tidak ada seorang pun yang bisa menghalangi saya,huwahaha. Kurang teratur? kalau makan gak teratur sih bener, teratur apa nih. Saya malah  suka keteraturan. Teman saya mungkin ada yang gemas melihat saya yang cerewet ketika saya bilang 'ih,,kok gak rapi sih?', adik saya juga sering jadi sasaran omel2an saya masalah rapi tak rapi. ~sok banget ya~ Dingin? enggak deh, saya selalu menghangatkan seperti matahari,hoho. Diam,ok. Kalem, iya deh. Menunda-nunda keputusan? Ihh,,kok tau sih? Saya memang begono noh, rada sulit menimbang keputusan penting, sampai bisa frustasi tujuh hari tujuh malam (?) Tapi, sekali lagi, kalau sudah diputuskan, saya tidak akan menyesal dan setia sampai setengah mati sama keputusan saya ~keputusan apa sih?~

Minggu, 16 Oktober 2011

neverending

Sepanjang perjalanan bukit-ampera-pamor-inderalaya, banyak sekali hal yang mengusik mataku untuk memperhatikan setiap kejadian.
Kemarin, ketika hari mulai menjingga dan semerbak angin sore mengelus-elus setiap hidung manusia yang tidak mau melewatkan nikmatNya, saya berusaha menikmati pemandangan semrawut lalu lintas. Ketika angkot berhenti, saya terfokus pada dua calon penumpang angkot lain. Sopir angkotnya cukup jeli melihat uang-uang yang berjalan (maksud saya penumpang). Dua calon penumpang itu adalah sepasang kakek dan nenek, sepertinya Chinese. Mulanya biasa saja, saya tidak begitu tertarik memperhatikan mereka yang sedang hendak menyeberang untuk naik angkot. Semenit, dua menit, tiga menit, tung itung itung, hingga lebih 15 menit, para penumpang lainnya sudah mulai menghentak-hentakkan kaki. Pak sopir pun ternyata tak tahan lagi menunggu, berteriak,"Ayo Bu, cepetlah nyebrangnyo!". Seketika saya melihat sepasang kakek-nenek tersebut. Sangat jelas terlihat si nenek berusaha menyetop mobil dan motor yang terus lalu lalang, tanpa berani menyeberang. Tangan kirinya membawa tas lumayan besar (entah apa isinya), pundak kanan juga menyandang tas besar. Si kakek pun begitu. kedua tangannya masing-masing membawa tas. Sepertinya mereka agak sedikit kewalahan. Tapi, ada lagi yang lebih menarik perhatian saya, yang saya rasa pemandangan itu menjadi istimewa....Tangan kanan si nenek memegang erat tangan kiri kakek. Romantis. (heleh,ngerti apa saya tentang kata satu ini). Iya, bagi saya, sepasang kakek-nenek yang sudah tua, saling menggenggam tangan untuk menyeberang jalan dengan muka takut2 kakek, nenek berusaha melindungi (hah?gak kebalik ya).

Sabtu, 15 Oktober 2011

aku vs insomnia

Pagi menjelang siang. Saya masih setia dengan si leppy. Lagi-lagi, hasrat hati untuk bercerita menggerakkan jari-jari saya di keyboard ini. Saya tidak punya ide yang luarbiasa saat ini -sok banget saya ya? emang kapan saya punya ide luar biasa "_" - Saya jadi teringat salah seorang teman saya yang bilang saya gak kreatif! Hufh. Kau tahu apa reaksi saya waktu itu? Saya mengiyakan. Hoho, hellow ada apa dengan diriku?? Seharusnya saya marah donk! Okelah, terima kasih buat seseorang yang sudah mengingatkan ketidakkreatifan saya :(.
Inilah saya apadanya teman, bukan seadanya ya (tolong dicatet). 
Cukup untuk memori saya akan 'tidak kreatif'. Tolonglah ya, saya itu kreatif tahu...huhu. Buktinya? Walaupun saya tidak menyadarinya, ternyata ide-ide 'gila' dan 'ngocol' saya sering diterima loh sama orang lain. Masa' sih? Salah satunya, nama Selusin Generation, secara sotoy saya menceploskan nama itu untuk grup akhwaters barokah 07. Eh, ternyata diterima! dan eksislah sampai sekarang. Salah duanya, saya pernah ngusulin suatu kado untuk salah seorang teman (walaupun benar2 maksa nih kado). Eh, ternyata terjadi kesepakatan diantara akhwaters lagi. Waduh,,saya gak ikut-ikutan deh untuk masalah yang satu ini. Sekali lagi, saya suka keceplosan mengeluarkan ide gila. Tapi kok ya diikutin, heran. Maaf ya teman, sebenarnya saya gak serius2 amat mengeluarkan suatu ide, saya sendiri gak sadar kali ya dengan apa yang saya katakan (payah banget gak sih saya).
Inilah saya, mohon maaf banyak2 ya atas semua kekurangan saya. Doakan saya memperbaiki semua ini teman (loh?). Saya jadi teringat, ah, saya banyak nih salah sama nyai Ela, Ana, dan Pi2t. Mereka pasti paling tahu seorang resti itu seperti apa. Saya selalu merasa gak enak nih kalau inget kesalahan saya sama mereka -lebay deh, gak gitu2 amat salahnya-. Saya sering meninggalkan tugas kelompok dan membiarkan mereka gak tidur semaleman karena tugas itu. Jangan kau tanya saya pergi kemana? Karena jawabannya: tentu saja saya tinggalkan tidur! Huhf. Saya adalah seorang penidur 3 detik. Hebat kan? Maafkanlah saya ela, ana, pipit..Sebenarnya sudah berusaha untuk tidak tidur dengan segelas kopi radix dan dua butir habbatussauda. Tapi ketika jarum jam sudah lewat pukul 12 malam, sekuat apapun saya berusaha, saya tetap akan tidur. Selalu begitu, sehingga teman-teman saya yang baik hatinya itu pun sudah memaklumi kalau saya memang harus tidur,tidak lebih dari jam segitu. Makasih ya teman2ku .

Jumat, 14 Oktober 2011

tattittudMILADtattittud

...tengtengtungtungtangtung..
...tulilalililutlilalilut..
tentu saja itu bukan suara perutku walau memang sedang lapar :p
juga bukan suara si mamang es tongtong yang tengah berkeliling menjajakan esnya pada anak-anak lugu yang suka sekali jajan sembarangan *ups, bukan maksud saya mengucilkan mamang es tongtong.
-halah,kok jadi cerita es tongtong ya,,stoppp-
maaf kelamaan membuatmu penasaran itu suara apa? Itu salah satu hobi saya, membuat orang lain berkecamuk dengan rasa penasaran,haha.
Apa? Baiklah, akan kutakan sekarang. Itu.....suara....si coki. What? Kau tidak kenal dengan coki? Ah,payah..
Itu loh, si coki itu nama kesayangan hape ku. Kenalan dulu geh..-kumat lagi-
Sial. Eh, salah, alhamdulillah ya Allah....Sms sedari tadi terus mendarat ke coki. Sampai-sampai saya sedikit kewalahan menghapus sms2 lain yang tak penting dan yang sudah lama mangkir di inbox saya. Maklumlah, coki memang hape sederhana yang memori nya kecil. Sekalian deh minta maaf sama rekan-rekan yang mungkin kelamaan ya nunggu balesan sms dari saya, ya (sekali lagi) maklumlah, memorinya suka kepenuhan, jadi sms masuk sering terlambat.
Oke, lupakan sejenak si coki.
Hari ini, di saat setiap detik yang berjalan, menggulung kemudian menghempas. Jika orang lain harus menghabiskan hari seperti ini dengan ruah meriah pesta fora, atau dengan berkumpul dengan teman-teman sebaya untuk berfoya. Maka bagi saya itu ter-la-lu!
Aha, karena saya bukan seperti itu, lebih tepatnya karena saya tak punya uang kale -ngaku aja deh-
Gak! Beneran deh. Hari ini saya sudah merasa cukup bahagia di tengah ketakutan saya, rasa khawatir begitu besar bagai monster waktu yang siap berubah menjadi raksasa dan melilit leher saya (korban film power ranger). Okok, sekarang serius.
Detik ini, ketika surya menarik diri mundur perlahan dengan anggunnya ke peraduannya. Cantik. Rona semburatnya mewarnai cakrawala langit yang gagah menantang malam. Saya memilih menikmati tiap langkah mesin waktu pengubah zaman dengan memaknai sendiri. Dalam ruangan yang tak lebar. Karena sejatinya sang waktu membisikkan tempat yang lebih sempit dari ini sebagai tempat terakhir persinggahanku kelak. Tempat berakhirnya sandiwara kehidupan, karena saya tak lebih memainkan peran dalam skenario hidup dariNya.Merenung, telisik ke dalam sedalam2nya, tak mampu ditembus kasat mata. Lebih mikroskopik dari sel-sel hidup yang kini berdesir kencang di dalam tubuh saya. Hanya tiga kata yang bisa mewakili penelisikan mata batin saya: sedih, bahagia, terima kasih.

Kamis, 13 Oktober 2011

freenflytome

Emm,,
Unggg,,
Saya katakan tidak ya.
Apa kau mau mendengar? mau? umm,,kamu tidak mau :(
Terserah deh mau atau tidak. Sekarang pasang telingamu. Buka kedua matamu.
Saya mau mengatakannnya, karena jarang saya temukan keberanian.
Saya ingin menjadi sebebas burung, seperti resplendent quetzal, helmeted hornbill, atau si cantik biru hoatzin.. Melayang dengan sepasang sayapnya, menembus cakrawala.
Tapi saya tak punya sayap.
Sehingga sang burung mengganti sayapku dengan pena.
Tulislah, katanya.
Saya bisa bebas terbang dengannya.
Saya ingin menuliskan apa saja tentang saya, kamu, kita, dunia.
Biar huruf menjadi kata, biar kata menjadi kalimat, biar kalimat menjadi utuh.
Tulisan saya. Biar menjadikan saya sesuatu yang abadi. Saya punya dunia sendiri yang tidak kalian miliki (eitz..bangga).
Dengannya saya merasa bebas. Bebas mengekspresikan apa yang tidak bisa saya ekspresikan padamu. Saya merasa tidak perlu sesuatu hal pun yang saya khawatirkan tentang pandanganmu. Saya adalah saya. Suka ataupun tidak itu bukan menjadi urusan saya (weh,lagi2). Karena dengannya saya merasa puas luar biasa, meluapkan apa yang tidak bisa saya luapkan padamu. Menjadikannya jelmaan hikmah atau curahan jiwa yang mengejawantahkan diri saya dalam bentuk sejujur-jujurnya.
Itulah yang ingin saya katakan. Kamu dengar kan?
Itulah, yang tidak bisa saya sampaikan, sehingga tertuang dalam tulisan, tentang saya dan kebebasan.

seorang gadis sederhana yang ingin bebas menjadi dirinya -Resti- 

tomorrow, who knows?

karena saya tidak tahu apa yang akan terjadi esok.
edisi kali ini, saya akan banyak mem-flashback apa saja yang telah dan belum saya lakukan.
mengingat besok adalah hari yang begitu saya takutkan. Ya, saya takut teman. Memang, hari itu tak ada nilainya sama sekali, nothing special with tomorrow! Tapi, bagai sebuah bom waktu yang siap meledak! Detik demi detiknya sedang berjalan sekarang. Ya,setidaknya seperti itu yang saya rasakan.
Saya mau berceloteh, biarlah jelas atau tidak, sekedar menuangkan uneg-uneg dalam hati. *haha,apa sih res?
Saya takut. Saya takut! Saya takut?
Ah, apa kau mengerti apa perbedaan rasa yang saya sampaikan dari ketiga pernyataan saya di atas walaupun komposisinya sama.
22.
kalau saya seorang siswa,maka saya tak suka dengan angka ini (peringkat 22). Kalau saya sedang ujian, saya tidak suka mendapat skor ini (cuma dapet 22). Kalau saya....kalau saya.....
huhhh!
lebih parah dari itu. Tomorrow = 22
Angka kembar yang cantik :)  Tapi,,saya merasa belum cukup apa2 untuk menyambut usia itu. Dewasa. Sebuah kata yang sulit untuk dipertanggungjawabkan. Saya bukan teenagers lagi.
Saya takut, karena sesungguhnya setiap bertambah angka dalam usia ini adalah berkurangnya kontrak hidup dengan  Sang Ilahi. Karena setiap desah nafas adalah satu langkah menuju kubur. Setiap detik adalah satu langkah menuju maut. Dan saya tidak bisa apa-apa..Bahkan untuk mengundurkan sedetik saja saya tidak bisa.
Saya tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Yang saya tahu, saya selalu ketakutan jika besok datang, begitu setiap tahunnya.
Allah..masih banyak yang belum saya lakukan.
Saya ingin memberitahukan ke seluruh dunia inilah saya. Apa adanya saya. Ingin saya membahagiakan orang-orang yang selalu membuat saya bahagia bersama mereka. Saya ingin....

(in my fear, i told)

Selasa, 11 Oktober 2011

a reflection

waktu
biarkan aku berhenti sejenak
ku ingin merenungi semuanya
apa yang sudah kulakukan
di usia yang tak terbilang kecil sudah
bagaimana aku habiskan engkau
dengan niat-niat yang tidak selamanya dalam keterjagaan
dimana aku berjalan
dengan santai atau setengah berlari mengejarmu
siapa yang aku tuju
ketika bersamamu
waktu
biarkan aku berhenti sejenak
ketakutan begitu angkuh menaklukkan
di usia yang tak terbilang kecil sudah
dari renungan singkatku yang khidmat
aku ingin tahu apa yang telah aku lakukan
dalam mengisi warna hidupku

(a reflection....3 days to twin number of my life)

akselerasi, tak cuma mimpi

Agenda besar PMLDK Unsri 2011 telah selesai dilaksanakan. Terlepas dari berbagai macam kekurangan dari segi teknis pelaksanaan, saya pikir agenda dengan tujuan besar untuk akselerasi lembaga dakwah di kampus unsri ini sudah cukup berhasil membuka jalan, memberi secercah harapan dan membuka pemikiran para aktivis di lembaga dakwiy untuk mengembangkan potensi besar yang kita miliki, baik itu secara personal maupun jamaah.
Terlepas juga dari kekecewaan saya terhadap jumlah peserta (especially akhwat) yang hanya sepersekian persen kecilnya yang hadir dari ratusan nama yang ada di lembar absensi delegasi peserta.Iya, tidak usah terlalu larut dalam kecewa, karena hanya membuat jiwa-jiwa menjadi lelah dengan kekecewaan. Masih banyak yang harus diselesaikan, butuh jiwa-jiwa yang segar, penuh semangat kebaikan.
Terlalu klasik jika kita harus berputar-putar dengan masalah: mengapa hanya sedikit yang menyanggupi untuk hadir, mengapa semangat kader kita menurun, mengapa oh mengapa. Yah, mari ubah pertanyaan kita, jangan terus bertanya mengapa karena ujung-ujungnya adalah wallahualam, sekarang mari kita berpikir bagaimana.
Itu yang coba saya suguhkan, bagaimana, di saat sharing se-akhwatan pengurus lembaga dakwiy kampus unsri.
Ternyata akhwat itu cukup vokal juga ya, semua mau berpendapat dan dengan leluasa menyampaikan uneg2 nya ketika dinamakan ayo kita sharing ukhti...(akhwat banget,rumpi deh), tapi ini rumpi dalam hal kebaikan insyaallah..
Sedikit banyak ada yang menyampaikan: mbak, saya kecewa, kenapa hanya sedikit yang hadir atau mbak, mengapa agenda2 kita selalu 4L? Tapi selebihnya pembahasan cenderung ke syiar. Ternyata banyak juga yang tertarik dengan pensyiaran.
Ukhtifillah,
Lewat agenda inilah, sebenarnya kita mau melihat dan mengukur kembali kekuatan lembaga dakwah kita. Seberapa besar kekuatan kita, seberapa semangatkah pengurus kita ketika diseru. Besar harapan kita, pengurus lembaga dakwah menunjukkan antusiasme ketika diseru karena ini agenda bersama demi mengembangkan lembaga kita, menjadikan lembaga kita lebih baik. Namun, harapan kita ya hanya harapan. Inilah realitanya bukan? Sudah jelas disuguhi wasilahnya, tapi..(ah sudahlah),sayang sekali memang. Tapi, tetaplah berpositive thinking pada saudara-saudara kita. Jangan terlena karena kecewa. Berbanggalah karena kita jadi bagian yang sedikit itu. Karena pejuang itu jumlahnya tidaklah banyak. Tapi, tetap menjadi tugas kita mengajak dan merangkul mereka, saudara kita.
Lalu, saya agak sulit menjawab jika ditanya mengapa agenda-agenda yang sedemikian rupa kita persiapkan, eh ternyata hanya dinikmati oleh kita-kita juga. Saya juga tak habis pikir untuk hal yang satu ini, sudah memutar sana-sini, si otak tidak juga dapat menjawabnya (haha). Jadi, yuk mari, bagaimana agar hal itu tidak terjadi? Nah,,cling!! Otak saya bisa lebih santai untuk memikirkannya. Tidak ada yang salah dengan konten syiar yang kita tawarkan ke objek dakwah kita, karena segala hal yang menyangkut kemaslahatan adalah benar. Hanya saja, kita sebagai agen distributor kebaikan harus sedikit lebih jeli. Maksudnya? He em, karena apa yang kita tawarkan pas gak sih dengan yang mereka butuhkan. Itu masalahnya.
Nah, kalau ditanya, berdasarkan pengalaman sebelumnya, objek dakwah kita itu biasanya lebih cenderung tertarik dengan syiar yang lebih humble, gak menyeramkan, ya walaupun gak sedikit juga yang butuh kajian-kajian syar'i seperti fqh solat dll. Jadi, sebaiknya memang kita kenali dulu objek kita. Mereka tipikal seperti apa. Sering-sering lakukan observasi, bisa lewat penyebaran kuisioner atau saran dan kritik terbuka terhadap lembaga pensyiaran kita.
Sesungguhnya masih banyak solusi-solusi praktis yang bisa dilakukan oleh kita. Tahun ini tidaklah sama dengan tahun kemarin, atau dengan tahun yang akan datang karena dakwah kita terus berkembang. Jadi, permasalahan apa yang akan kita hadapi ke depan tentu akan berbeda solusinya dengan yang sekarang.
Para distributor kebaikan di kampus unsri tentulah orang-orang pilihan Allah, yang cerdas dan kreatif.
Dalam kesempatan sharing2 itu pun saya melihat semangat yang luar biasa dari mereka (akhwat2 cerdas).
Yap, akhwat pun harus siap dengan dinamisasinya, semangat para akhwat lembaga dakwiy ini harus terus terjaga karena ke depan tantangan dakwah itu pasti lebih menantang bukan ukhti? Dan saya yakin dengan semangat yang tersemat di dalam diri mereka dan pemikiran yang visioner dari mereka kemarin adalah titik tolak akselerasi lembaga dakwah kita. Allahuakbar!

Senin, 10 Oktober 2011

gara gara gastrik

ah, gastrikku terasa bagai diaduk-aduk, kacau!!!
jangan sampai reaksi penolakan itu terjadi lagi..hoaks.
Dua kali turun naik angkutan umum dan agenda full dua hari ini cukup membuat penglihatanku kabur.
Si gastrik terus meronta.
Aku berpikir bagaimana cara membujuknya agar berhenti untuk diam sebentar.
Penglihatan makin memperparah keadaan, kali ini aku melihat orang-orang di sekitarku seperti melayang dan masing-masing mereka memiliki duplikat..Helehheleh.
Wah, si mamang sopir angkot juga tak bisa diajak kompromi. Lagu yang tak jelas nada dimana, lirik kemana, musiknya gimana, ia setel sedemikian besarnya, membuatku benci tuk mendengarkan musik tuk saat itu.
20 menit berlalu..Alhamdulillah.
Penyiksaan terhadap membran tympani-ku berakhir. Aku turun dari angkot seperti orang pesakitan, sakit telinga, sakit kepala, de el el deh..
Mataku sibuk mencari ada apa gerangan yang bisa kujadikan sahabat gastrik.
Aha! Roti bakar..
Tanpa pikir panjang, kakiku melangkah mendekati gerobak roti bakar. Sepi.
Hanya ada seorang laki-laki muda yang sedang duduk di bangku tunggu, dengan jeans belelnya, baju sweater yg bemerk mahal, sepatu kets, lengkap dengan aksesoris2 gaul yang ia lekatkan di leher dan tangannya. Tangannya tengah sibuk dengan tombol2 hape (sepertinya bb).
Kembali ke rencanaku membeli roti bakar tadi.
Si mamang yang jualan rotinya mana ya?
Celingak-celinguk aku mencari si mamang. Laki-laki muda tadi hanya memperhatikanku. dan akhirnya dia bertanya. "Cari siapa mbak?"
"Hmm,,yang jualan rotinya mana ya kak?" tanyaku. Laki-laki itu tersenyum, dan jari telunjuknya menunjuk ke dirinya. OOps...
"Kirain mbak mau cari siapa.." katanya.
"He..Saya kira kakak lagi numpang duduk aja disitu dan lagi nungguin mamang roti bakar juga.."
"Kenapa ya mbak? Emangnya gak ada tampang saya jualan roti ya?" ujarnya sambil senyamsenyum.
Heh? Malu dan menyesal deh.
Iya, saya sudah membuat mamang roti bakar ge-er sore ini. Senyumannnya gak berhenti2 selama memanggang roti cokelat-keju yang kupesan. Ops ops ops, ya, setidaknya sudah membuat orang lain senang di tengah lelahnya hari ini..Alhamdulillah ya?

Jumat, 07 Oktober 2011

pahlawan kita semua


Bismillah..
Pagi ini mendung tak berhujan.
Saya terhanyut dengan kisah-kisah pejuang-pejuang yang terlihat lemah namun menyimpan begitu besar kekuatan di dalam dirinya. Ya, mereka yang anggun lagi perkasa. Ibu.
Saya rasa tak ada satu pun orang di dunia ini yang tak mencintai sosok wanita satu ini (red:ibu). Walaupun ada banyak suguhan-suguhan di media yang menceritakan anak yang durhaka pada ibundanya.
Saya rasa juga setiap orang pasti terenyuh ketika mengenang jasa ibu, dan begitu takut jika harus kehilangan sosoknya.
Kompleks, rumit, dan tak mampu diukur dengan logika jika kita harus menjelaskan alasan mengapa ibu begitu penuh cinta, rela berkorban, penuh pemaafan. Ah, siapa anak yang mampu mengukur dalamnya kasih sayang ibunda?
Kawan, kali ini izinkan saya bercerita tentangnya.
Tentang seseorang yang dipuja oleh seisi dunia.
Bersyukurlah jika sampai hari ini, kita masih diberi kesempatan leluasa untuk melihat wajah ayu itu, atau sekedar mendengar suara lembut itu, atau merasakan tangan halus sucinya mengusap air matamu.
Berbahagialah ketika sampai hari ini kita masih dapat berceloteh tentang mimpi-mimpi dengannya. Atau mendengar doa-doanya yang ia lantukan di sujud-sujud panjangnya.

Sedikit kembali pada wacana saya tentang suguhan media tadi. Pagi ini, ketika saya melihat salah satu acara di televisi tentang kisah-kisah heroik ibu, maka saya kembali menakar arti cinta seorang ibu.
Kawan, entah saya yang begitu mellow atau tidak, kisah-kisah itu begitu menakjubkan bagi saya. Bagaimana seorang perempuan yang lemah itu dengan gagahnya menanggung amanah-amanah begitu berat. Bukan hanya sekedar mendidik, tapi juga menghidupi nyawa-nyawa yang amat sangat ia cintai. Caranya pun tidaklah mudah kawan. Perempuan yang menjadi single fighter setelah ditinggal suaminya. Saya pikir alangkah berat pekerjaan yang harus ia lakukan demi orang-orang yang mereka cintai. Dan rata-rata alasan mereka sama. Ini semua demi anak-anak. “Saya ingin anak-anak saya bisa sukses, tidak merasakan penderitaan seperti saya. Anak-anak saya harus menjadi orang berhasil”.
Walau harus mengangkut batu-batu kapur yang berat di daerah terjal selama 8 tahun. Walau harus berjualan sayuran keliling kampung dengan kaki yang mulai melemah. Walau harus membersihkan tempat satu demi tempat lain dengan upah seribu dua ribu saja.
Ah, ibu.
Kisah-kisah ibu super ajaib di mata saya, yang mungkin masih banyak lagi yang tidak terungkap. Yang bisa diungkap hanya cintanya, yang semua orang tahu, kasih ibu sepanjang jalan...
Ibunda.
Entah berapa banyak salah yang kami buat. Entah berapa banyak air mata dan keringatmu yang bercucuran demi kami, tanpa kami tahu itu.
Terima kasih bunda. Dunia dan seisinya pun kurasa tak cukup membayar pengorbanan seorang ibu.
Allah, sayangi perempuan-perempuan bernama ibu di dunia ini. Mereka pahlawan-pahlawan berhati mulia.
Jaga ibuku dan seluruh ibu di dunia ini.
Ibu,, terima kasih ya,, aku mencintaimu..

HOW

Bagaimana jika sesuatu tidak seperti bagaimana arti seharusnya.
Bukan.
Bukan sebuah pertanyaan tapi pernyataan.
bertahan untuk mengerti.
bertahan untuk memahami.
teruslah memberi, jauh dari harap diberi.
teruslah menerima, meski konsekusinya tidak bisa diterima.
setiap beri belum tentu berbalas.
bukan salah putih,
tapi hanya karena ada warna lain yang mungkin bisa melukis semburat
duka atau suka

Rabu, 05 Oktober 2011

galaugalaubahagia

aku bisa menyulap 3 menit menjadi sejarah
yang mengubah pandangan dunia
tapi, 3 menit nya??
hufh "_"
aku
kenapa mesti aku?
apa harus aku?
karena aku tidak suka hanya aku
sebab aku ini bukan sendiri
ada Dia dan mereka
mungkin bukan karena aku
hingga tetap disini
tapi
ada Dia dan mereka
jadi.....
galaugalaubahagia

Selasa, 27 September 2011

Kau Malaikatku

Gelap
Pekat
Memaksa untuk meronta
Kering
Gersang
Menyiksa dalam kehausan

Saat itu dewiku datang
ia bawa pelita penerang kegelapanku
dan ia bawa telaga menggenangi kekeringanku
Seisi dunia memuja cintamu
aku pun tak dapat memungkiri itu
Aku butuh cintamu
Aku selalu haus kasih sayangmu

Jangan sampai tetesan bening itu jatuh dari sudut matamu, malaikatku
Karena laramu menyiksaku, bahagiamu itu citaku
Hati kecilku berkata, terus berkata
Tetaplah selalu di sisiku
IBU......

Sabtu, 17 September 2011

Aku dan Nek Anangku

Mengapa harus aku dan nek anang (lagi)?
Entahlah, karena aku begitu merindunya sekarang..Semoga engkau sedang tidur tenang di sana, sampaikan salamku pada Allah ya nek..Bagaimana? Apa engkau sudah bertemu dengan bidadari-bidadari yang sering kau ceritakan dulu padaku disana? Hmmph...

Aku dan nek anangku. Begitu banyak kata yang akan tercatat jika harus menggambarkan betapa berartinya ia dalam hidupku. Begitu merekah senyuman tatkala aku mengingat hal-hal indah bersamanya.
-Cerita ibuku- Resty memang sedari kecil sudah dekat dengan nek anangnya. Kira-kira umurku saat itu baru 3 tahun. Tapi aku sudah begitu mengenali sosok kakek kebanggaanku itu. Tiap pagi, kakek sering pergi ke arah pasar baru, kurang tau persis hal apa yang biasa beliau lakukan disana, tapi biasanya kakek rajin ke kantor pos, mengirim surat untuk anak-anaknya yang sudah jauh-jauh merantau ke tempat orang. Kembali ke suatu pagi, sepulangmya, kakek selalu pulang melewati rumah kami. Aku, si kecil, yang suka sekali bermain-main di teras rumah, pasti melihat nek anang. Maka, kau pasti bisa menebak apa selanjutnya?
Aku pun dengan bahasa yang belum jelas dimengerti setiap orang, memanggilnya sambil menangis-nangis, "nek nang...!!" tentu saja dengan lari-lari kecil mengejarnya..
Ibuku pun kewalahan mengejar resty kecil saat itu..Nek anang pun mengambilku. Tangisku baru berhenti ketika nek anang sudah meletakkanku di pundaknya..^^ Indah sekali, walau aku tidak ingat persis bagaimana rasanya digendong di atas pundak nek anang...
Bayangkan, nek anang suka jalan. Beliau menggendongku sambil berjalan. Pasar lama-bandar agung itu bukan jarak yang dekat..

-Cerita nenekku- Darah seni nek anang menurun pada Resty,,,
Hoalah, aku punya darah seni apa? Yaa, bisa dibilang sih, aku memang suka seni.
Aku hobi menyanyi (dan suaraku lumayan lah,hehe,,muji sendiri),,dulu waktu smp sampai sma kelas 1, aku hobi juga menari, kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih ya itu..Tapi hobinya dikubur dalam-dalam ketika terpilih untuk menari daerah saat ada kunjungan SMA lain ke sekolahku..Ahhhh,tidakk..Alasannya? Adalah..Ada satu dua hal yang mengurungkan niatku saat itu..
Aku juga suka menggambar..
Aku punya cerita lucu untuk hobi yang satu ini..Waktu aku kelas 2 SD, pernah nek anang membuatkan pr menggambarku. Bu guru pun terkesima dengan gambaran yang aku kumpulkan. Bagaimana tidak, pelajaran menggambar itu paling banter nilai tertinggi adalah 80. Tapi sejak gambaran nek anang itu, nilai tertinggi aku ciptakan untuk pelajaran menggambar, 100, (hehe,,piss ya buk)
Tapi sejak itu aku merasa bersalah loh..Aku merasa berdosa (hiks) karena berbohong. Ingin rasanya berkata "Bu,,,itu bukan gambarku..tapi...nek anangku yang gambar,,,hiks hiks".
Sebagai bentuk penyesalanku dan untuk menebus kesalahanku, aku jadi belajar mengggambar. Apa saja..
Melihat kertas kosong sedikit,,maka ide-ide pun muncul,,gambar,,ayo gambar..
*di rumah, aku bisa melihat sendiri lukisan-lukisan nek anang yang begitu indah..Tak jarang teman-teman se-kantornya dulu sering minta dilukiskan oleh nek anang.

Aku suka menulis.
Yaa,,entah berbobot atau tidak, aku suka menulis. Dari puisi, fiksi, dan diary,,hehe..
Ternyata nek anang lah yang punya bakat menulis. Nenek sering menceritakan, nek anang adalah penulis tetap di majalah Waktu pada zamannya..Gak tau ding itu tahun berapa..
Waktu nenek minta aku bacakan cerpenku "Semua Karena Cinta" yang isinya adalah tentang nek anang,, nenek menangis tersedu. Resty memang cucu nek anang..Darah nek anang menurun padamu,cu...(Benarkah??)

Sebenarnya, kalau ditilik-tilik memang benar.
Kalau kulihat ayah. Ayah tak punya darah seni. Ibuku juga.
Ayah pun sendiri yang bilang," Resty nih kecerdasannya dari nek anangnya"..
Hoho..kok bisa ya?
Wallahualam..
Kalau aku melihat kembali isi lemari pribadi nek anang..
Kulihat buku-buku yang berhalaman tebal disana..Bacaan berat. Beberapa ada yang berbahasa inggris. Nek anang hobi membaca, sangat hobi. Di bagian yang lain, aku temukan kaset-kaset lagu..yang rata-rata lagu Minang dan Melayu. Itu lagu-lagu kesukaannya.

Nek anang...
Aku sangat merindukanmu..
Sekali lagi, sampaikan salamku pada Allah..dan juga tanya pada-Nya,,apa doa yang aku kirimkan untukmu...
Betapa aku mencintaimu,
sungguh aku mencintaimu....

Rabu, 07 September 2011

WELCOME MY NEW LIFE!!!

Mungkin akan terkesan agak kurang pas ketika saya katakan selamat datang kehidupan baruku. Karena saya sendiri sedikit bingung jika harus menjelaskan ‘sesuatu yang baru’ yang kini saya rasakan.
Saya adalah bagian dari lingkungan. Lingkungan itu yang kini beranjak, berubah, seolah berlari meninggalkan saya yang tetap seperti ini saja. Iya, setidaknya itu yang saya rasakan sekarang. Teman, memang sulit untuk dijabarkan dengan bahasa verbal. -,-
Oleh karena itu semua, saya tidak mau tetap seperti ini, saya juga mau berubah! Dan harus berubah! Pun dengan status yang sama, saya harus berani untuk keluar dan mencoba memandang dunia dari belahan sudut yang lain.
Berani untuk bermimpi
Lihatlah dunia, kan kau temukan aku bahagia
dengan memeluk mimpi
yang segera menjadi nyata
Lihatlah waktu, aku tak lagi sama
dengan kemarin atau sebelumnya
karena aku adalah sesuatu yang baru

Jumat, 17 Juni 2011

Tanpa Judul

Kamis, 16 Juni 2011

Siang ini aku pulang dengan langkah gontai. Entah bagaimana orang lain menilai jika melihat raut mukaku. Kacau.
Hujan gerimis setengah deras. Aku biarkan saja tetesan air hujan, sengaja pelan kaki berjalan, biar air hujan ini membasahi tubuh yang banyak dosa ini ya Rabb, biar ia membersihkan dosa-dosa, biar ia menyejukkan hati yang tiba-tiba menjadi gersang dan penuh pertanyaan. Iya, pertanyaan yang belum jua bisa dijawab. Entah jawaban itu ada atau tidak atau tetap selamanya akan menjadi sebuah pertanyaan.

Yang jelas, sekarang aku rasakan, aku iri. Iri pada mereka yang subhanallah bisa mempertahankan prinsipnya. Bisa memperjuangkan kemauannya. Yang tidak pernah aku dapatkan. Ah, hari ini aku banyak tertohok dan berkaca.

Memang semua kejadian begitu beruntun, yang jika aku urutkan maka ia menjadi sebuah pembelajaran.

Sedari malam tadi, sulit sekali untuk memejamkan mata. Padahal aku begitu lelah, ingin sekali menurutkan hak mata ini untuk rehat. Tapi hati ku tak bisa tenang. Pertanyaan itu selalu menggangguku. Hingga siang ini, aku dibenturkan pada sebuah kenyataan, yang sekali lagi membuatku iri, malu, sedih. Ah, apalah arti diriku dibandingkan mereka. Dan akhirnya pertanyaan itu semakin membuncah, aku sendiri tidak tahu, butuh jawaban atau tidak. Apakah akan lebih pahit jika aku tahu jawabannya?

Aku malu karena ada di luar sana, mereka yang luar biasa dengan ketawadhuannya, begitu terjaga keikhlasannya, tanpa embel-embel apapun. Ah, betapa aku iri sekaligus malu. Setiap kata-katanya, adakah itu jawaban atas pertanyaanku?

Bukan karena kecewa aku terdiam.
Tapi karena pertanyaan yang belum jua bisa aku dapat jawabannya.

Ya, aku adalah seperti itu. Dari awal aku katakan, aku tidak mau diandalkan. Karena memang tak pantas untuk diandalkan. Akan lebih nyaman ketika bergerak, akan lebih terjaga niat ini ketika jauh dari rasa punya hak dan wewenang.
Begitu indahnya ketika mereka bekerja karena keinginannya untuk disana. Sepenuh hati menyemai untuk menuai hasilnya kelak. Mereka dengan lantang mengatakan ‘apa lagi yang bisa aku kerjakan?’

Aku iri.
Akankah lebih baik ketika kerja tidak terlihat, biar Allah dan RasulNya yang tahu?
Bekerja karena hati yang menuntun bukan karena perintah ataupun hak dan wewenang tadi?
Aku yakin, pemahaman mereka baik, mungkin jauh lebih baik. Memang ada satu dan lain hal yang memang harus kita pertahankan untuk hak pribadi kita.

Tapi setidaknya hari ini ada yang membuat aku bersyukur karena aku tidak memperlakukan mereka seperti waktu itu aku diperlakukan. Karena tugasku adalah mendengarkan, bukan memaksa.
Yang aku sesali, mengapa aku tidak mendapatkan kesempatan untuk berbicara saat itu, yang ada hanya kata ‘harus’.

Sekali lagi, aku masih bertanya.
Mengapa aku ada disini? Kalau kau bilang karena Allah yang memilih, ah, itu jawaban klasik, karena kau tak punya jawaban bukan?
Aku bertanya bukan karena aku mengingkari keputusan atau ingin menjadi orang munafik. Setidaknya ada ruang-ruang kosong di hatiku yang aku takut terisi dengan jawaban yang salah ketika aku tak mendapatkan jawaban yang sebenarnya.

Entahlah, saat ini aku dibilang butuh apa? Terkadang katanya perempuan tak butuh solusi. Hanya butuh didengarkan dan penguatan. Kalau memang jawabannya kau tak punya jawaban, maka kuatkanlah.

Rabu, 08 Juni 2011

Keajaiban Itu Tipis Sekali (part 2)

Teman, tulisan ini mungkin terdengar seperti catatan harian..Tapi tujuan lain saya menulis ini adalah untuk berbagi makna, untuk belajar dari setiap peristiwa di sekeliling kita. Silahkan ambil hikmahnya yang dianggap baik, dan tinggalkan hal-hal yang dirasa tak baik untuk dijadikan pelajaran.

Hari penentuan pun tiba..
Sedari kemarin aku sudah tak peduli dengan seminar (he..), jadi aku memilih untuk menghabiskan waktu di kampus saja, mondar mandir, nemenin teman syuro, mondar mandir lagi, untuk menghilangkan cemas.
Padahal, schedule awalku adalah ke ruang baca, persiapkan presentasi, baca lagi literatur, dan lain lain... Yaa, lupakan saja hal itu, pikirku.

Menjelang malam, akhirnya aku sentuh juga laptopku. Aku print powerpoint dan makalah..Ya,ternyata aku masih punya harapan. Latihan presentasi dulu..Yuk...
Handphoneku berdering...
Dosenku! Semoga good news..
Kesimpulannya, ibu tidak bisa datang besok, 'tapi'....
Laptop langsung kumatikan, kubereskan semua print-an ku. Ok, it's the answer..

Teman, dalam kalimatku sebelumnya ada kata 'tapi', yang nanti kujelaskan.
Pagi pun tiba..
Aku bersiap menuju kampus tercinta, dengan pakaian rapi, seperti layaknya mahasiswa yang mau seminar (he..).
Handphoneku berdering lagi. Sahabatku.
Ternyata dia mengetahui problem ku. Lama ditelpon, ia menguatkanku, menasihati, marahin juga sih (jangan cengeng donk res, he...,tau aje). Ya, beliau memang sangat tahu karakterku, saat terbentur masalah atau kondisi stres maka hal yang pertama akan kulakukan adalah menangis (hoho). Sulit memang menghilangkan kebiasaan jelek satu ini..
"Sudah, jangan nangis lagi yo. Tunjukkan kalau kau kuat res. Masa' cuma gara2 ini nyerah sih?"
yap, betul. Jadi malu :p

langkahku tak ragu lagi menuju kampus pagi ini. Tak tanggung-tanggung, satu jam lebih awal aku datang. Layaknya seperti mahasiswa yang mau seminar. Padahal bukan itu, tujuanku adalah mendapat kepastian dari kata 'tapi' pembimbingku tadi malam.

Namun, setibanya di kampus. Salah seorang temanku yang akan maju seminar hari ini menangis di pundakku, butuh penguatan. Satu jam sebelum seminar pagi ini ia mendapat kabar bahwa kedua dosen pembimbingnya tidak dapat hadir seminar karena sedang sakit. Allahu Rabbi,,. Aku biarkan dia menangis dulu sepuasnya, karena aku pun demikian saat berada di posisinya kemarin. Setelah ia pun reda menangis,baru aku bisa menguatkannya dengan kata-kata yang kudapat dari orang-orang yang menguatkanku juga. Thanks my parents, my sister, my friends^^...

Dosen pengasuh mata kuliah seminar pun mengatakan...,"Resty ikut seminar usul bareng dengan seminar hasil tanggal 22 ini. Itu sudah diputuskan bersama oleh dosen kemarin. Oke."
Alhamduillah....
Keajaiban itu datang teman...Tipis sekali waktunya dari perkiraan kita..

Kemarin tanggal 8 adalah terakhir seminar usul, tapi hari ini masih bisa ikut dengan seminar hasil. Aku dan temanku yang batal seminar hari ini ikut dengan seminar hasil. Tidak masalah nilainya akan keluar semester ini atau semester depan, karena tujuanku bukan nilai, tapi juli penelitian.

Ya, mungkin saja hari ini bukan waktu yang tepat untukku. Mungkin aku diberi kesempatan untuk mempersiapkan semua lebih matang lagi. Mungkin aku diberi kesempatan lagi untuk menguasai proposal ini. Positive thinking ^.^

Doaku terjawab.
Banyak hikmah dari ini semua.
Allah mengajarkanku menyerahkan semua urusan padaNya setelah berusaha.
Allah ingin melihatku untuk lebih banyak meminta dan berharap padaNya.
Allah menunjukkanku cara bersyukur, Allah melatih diriku dengan sedikit cemas dan ketakutan.

Chayoo!
Hwaiting!
Ganbatte!
Hamasah!
Keep spirit!
Semangka!
Dan semangatku pun kembali bersinar ^^ Tak masalah menunggu dua minggu...
Selalu teringat pesan, optimis diiringi keikhlasan..
Yah, setidaknya 3 hari ini memberi kesempatan untuk banyak introspeksi,mungkin tawakalku yang kurang, mungkin usahaku belum optimal, mungkin ada hak2 saudaraku belum terpenuhi, mungkin ada janjiku yang terlupakan, mungkin, mungkin, dan masih banyak mungkin.
Ampuni aku ya Rabb, maafkan aku saudaraku...

"Kun" itu hanya hak patennya Allah..
Keajaiban itu tipis sekali, tapi bukan berarti tak ada. Coz life is miracle.
So, i'll be back!

Senin, 06 Juni 2011

Keajaiban Itu Tipis Sekali

Hari ini aku merasakan "kun" (jadilah)-nya itu memang kuasa Allah...
Sekeras apapun kita berusaha, seperfect apapun kita merencanakan, ujung-ujungnya adalah Allah. Eksekusi di tangan sang Maha Menentukan.
Ya teman, ini ceritaku.
Apa yang kau rasa ketika semua telah siap? ikhtiar, doa, semangat sudah di tangan tapi sepersekian detik pun kenyataan menjadi tak sesuai harapan?
Akhir Desember 2010 lalu,aku begitu bahagia, optimis, seakan masa depan itu sudah di pelupuk mata, dekat sekali. Makalah proposal usulku di acc! Cukup dengan satu kali menghadap kepala prodi saat itu, alhamdulillah, karena teman-temanku ada yang sampai berulangkali mengganti proposalnya baru mendapat acc.
Cukup lama aku menghabiskan waktu dengan bimbingan proposal, 5 bulan. Hmm...Aku pun sudah meluapkan begitu saja mimpiku untuk mengejar si Septi (September). Banyak pertimbanganku memutuskan itu. Jadwal seminar prodiku memang padat, dengan seminar hasil kakak-kakak tingkat. Ya, selain itu, aku memang sudah memilih, memilih untuk tetap bertahan di kampus ini hingga Desember lah dengan pertimbangan lain-lain... Pokoknya, Desember (si desi) semua selesai.
Akhirnya aku putuskan maju seminar usul tanggal 1 Juni. Kedua pembimbing pun menyetujui. Senang. Aku punya banyak waktu untuk mengejar si Desi. Juli-Agus penelitian. Septi seminar hasil. Okti sidang...Oke...Si Desi pun wisuda ^^ (yuhuu,lengkap cuy)..Gak buru-buru, amanah jalan, akademik lancar...
Hari ini semua perencanaanku terancam!
Di antara harap dan putus asa..
Di antara pinta dan doa..
Antara mengiba dan merasa..

Makalah sudah dicetak 14 rangkap. Slide sudah dipersiapkan se-efektif dan semenarik mungkin. Literatur ok lah. Ok guys, aku siap menghadapi 1 Juni!

1 Juni 2011 adalah hari SNMPTN.
fiuhhh...harus diundur satu minggu lagi untuk mengejar mimpi.
8 Juni..
harus sukses dan sematang mungkin, biar perfect!
"Ibu tidak bisa hadir hari rabu Resty, karena ada kerjaan, harus keluar negeri," ujar pembimbing 2.
Oh...
"Iya bu, gak papa. Mohon doanya aja ya bu supaya saya lancar seminarnya.."
"Iya, semangat ya!"

Undangan ke all dosen sudah disebar..Tinggal menghubungi pembimbing 1 nih..
"Aduh, maaf sekali ya Resty..Anak saya sedang sakit..Gak bisa saya tinggalin. Kamu mundur aja minggu depan lagi seminarnya.."
Apa?
Hanya diam dan mengucapkan oh dan terima kasih.
Tak terasa gegap gempita hatiku luruh menjadi butiran-butiran yang mengalir deras, tak bisa tertahan, alamiah, begitu saja..

Sudah berusaha menghadap kepala prodi untuk mencari jalan keluar. Nihil.
Ikhtiar lagi, menghadap dosen pengasuh mata kuliah seminar usul ini, seorang ibu, ummahat. Aku ceritakan masalahnya. Ketika sang ibu pun berkata semua diluar kuasa beliau dengan penuh penyesalan, airmata ku pun tumpah ruah d hadapan sang ibu pula. Ibu pun ikut berkaca-kaca karena beliau tahu jika tidak rabu ini maka harus menunggu Septi. 3 bulan lagi! Beliau tahu, penelitianku harus dimulai Juli.
Jika tidak rabu ini, maka 3 bulan lagi
Jika tidak rabu ini, maka harus mengubah semua perangkat lagi
Jika tidak rabu ini, maka entah bisa mengejar si Desi?

Ya Allah...
Keajaiban itu rasanya tipis sekali..Antara ada dan tiada.

aku
asw...mf bu klw sms saya mengganggu..semoga anak ibu lekas diberikan kesembuhan oleh Allah yg tiada lagi penyakit setelahnya..amin...Bu, kemungkinan saya tdk bisa seminar semester ini, bulan september baru bisa maju usul..tapi undangan untuk dosen sudah terlanjur disebar. Tapi dak apa2 bu,semoga ini yg terbaik. Mohon doanya ya bu

ibu
ya. resti ibu benar2 minta maaf.krn diluar dugaan.biar saja disebar. sampai hari ini blm memungkinkan ibu ke indralaya.ndak tau rabu. jadi lihat nanti kalau memungkinkan ibu akan ke indralaya. tapi kalau tetap ndak bs, semester dpn tapi kita minta duluan. nanti ibu yg urus.sekali lagi ibu minta maaf

aku
iya bu, dak apa2..yg penting anak ibu cpt sembuh ya bu...sekeras apapun saya memaksakan,tp namanya juga ibu sedang dalam kesulitan...Semoga kita dikasih jalan keluar yg terbaik ya bu...dan saya masih berharap ibu bisa hadir hari rabu (amin) makasih bu :)

ibu
ya resti..makasih banyak doanya dan pengertiannya. ibu jg berharap sama seperti kamu..oke :)

Plong!
Sedih, lega, cemas, harap, optimis, kelapangan jiwa, semua bercampur aduk jadi satu, tangis... Yaa, rightnow, aku cuma bisa menangis ya Rabbi..
Anak ibu sembuh, atau tidak rabu ini..
Tanggal 8 atau 3 bulan lagi..
Semangat mengejar desi atau pasrah entah sampai kapan..
karena jika tidak desi, aku tak punya semangat lagi mengejar yang lain..
Ibu akan datang atau aku yang pulang rabu ini...

Ya Rabb,,di antara harap dan cemas aku meminta.
Sesungguhnya tak ada sesuatu pun terjadi atas kehendakMU..
Ajari aku sabar, ajari aku ikhlas, ajari aku meletakkan dunia di tanganku bukan di hatiku, ajari aku, ajari aku, ajari aku, dan ajari mereka yang ada d sekelilingku...
Kita lihat rabu ini..
Apa keajaiban itu akan datang?
Jika iya, jadikan aku makhluk yang pandai bersyukur ya Rabb..
Jika tidak, jadikan hatiku seluas samudera, selapang sahara,,,hingga tak kurasa sebentuk kecewa dan putus asa di sudut bagian bernama hati..

Hufffh..
Keajaiban itu tipis sekali..
"Kun" itu memang kuasaNya Allah saja..

Sabtu, 21 Mei 2011

My Beloved Sister.....

Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi bunga kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu Dhuha. Salam sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam cinta dan kasih yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa.

Hari ini genap sudah 19 tahun usiamu adikku..
Usia yang melambangkan kalau kau sudah cukup dewasa untuk mengerti apa itu hidup dan memilih apa yang baik untuk kau jalani dan apa yang buruk bagimu.
Di hari jadimu ini, izinkan ayuk sedikit bercerita…
Taukah kau?
Walau kadang aku terlihat marah, maka pahamilah, saat itu aku sedang mengkhawatirkanmu
Sering aku cerewet, maka yakinlah saat itu aku sedang mengingatkanmu
Tidak jarang aku katakan tidak atas permintaanmu, tapi aku sedang berpikir bagaimana aku bisa memenuhinya
Kadang aku diam ketika kau mendesakku dengan pertanyaan, maka saat itu aku ingin kau belajar memutuskan sendiri jawaban yang aku tahu kau mampu menjawabnya
Semua agar kau menjadi dewasa dan bijak mengambil keputusan
Ingatkah kau?
Ketika kita sama-sama menangis saat merindukan mereka, kedua orang tua kita
Ketika kau menangis menelponku karena aku sedang terbaring di rumah sakit
Ketika aku merasa tak berguna sebagai seorang kakak saat kau merasa hancur dalam sebuah kegagalan Ah, rasa sedih yang harus aku tahan demi menguatkanmu
Karena aku punya tanggung jawab sebagai seorang saudaramu, selalu terngiang pesan ayah agar aku menjadi teladan dan pembimbing bagimu
Tapi bukan hanya karena itu alasannya,
Lebih tepat jika aku katakan,,,,
Semua karena aku menyayangimu dek…
Kalimat yang mungkin jarang sekali aku lisankan ya?

“Ya Allah... limpahkanlah rahmat dan hidayah-Mu untuk hambanya, jagalah ia selalu ya Rabb seperti Engkau menjaga siang dan malamMu, terimalah semua kebaikannya dan dekatkanlah ia dengan orang-orang yang dekat hatinya denganMu.
Sinari hatinya dengan hidayahMu yang takkan pernah Kau padamkan. Jadikan ia sebagai anak solehah yang menjadi jaminan syurga untuk orang tuanya. Semoga dengan bertambahnya usiamu membuat hari-harimu lebih bermakna. Bukan panjang umur yang
kudoakan, tapi keberkahan disisa umurmu.”
Met milad chacha.. ^^
Semoga Allah selalu menjagamu dan para malaikat selalu melindungimu, bukan agar kau baik-baik saja, tapi juga agar kau mendapatkan yang terbaik dalam hidup ini.
Amin ya Rabbal Alamin…



(tulisan yang seharusnya aku berikan di tanggal 27 April lalu..tapi baru bisa aku berikan saat ini..semoga tetap bermakna dan tidak mengurangi sedikitpun keberkahan usiamu ^^)

Antara Proses dan Hasil

Percaya gak, hasil itu gak penting?
Mungkin sebagian besar orang akan menjawab tidak. Setiap orang berorientasi pada hasil dalam melakukan apapun, semua ingin hasil yang terbaik sebagai reward dari apa yang sudah dilakukan.
# Saya pun sepakat
Saya sepakat bahwa hasil itu penting, tapi proses dalam mendapatkan hasil itu jauh lebih penting.
Allah sendiri pun menegaskan hal itu,"Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu" (Q.S. 9: 105).
Tugas kita bekerja dengan sebaik-baiknya bukan mendapat hasil yang sebaik-baiknya. Itu karena Allah menilai bagaimana kita bekerja, karena hasil itu urusan Allah.
Banyak hikmah yang tersembunyi di balik ayat ini. Hikmah yang bisa disingkap oleh hati mereka yang yakin proses yang baik adalah untuk hasil yang baik. Tidak ada rasa kecewa ketika setelah bekerja dengan sebaik-baiknya lalu menyerahkan semua keputusannya pada Allah.

# Proses sebagai pondasi
Saya tidak mengatakan kalau proses yang panjang itu lebih baik daripada proses yang singkat. Jika proses singkat namun berkualitas, itu lebih baik. Yang pasti manusia yang mengalami proses untuk menjadi lebih baik itu biasanya lebih memiliki pondasi yang kuat. Lebih mampu bertahan ketika niat menjadi pribadi yang lebih baik itu tergoyahkan.
Sudah banyak contoh yang saya temukan untuk pribadi-pribadi instan yang rapuh sekali. Begitu cepat mereka berubah, sampai memaksakan diri menjadi orang lain. Dan mereka jugalah orang-orang yang begitu cepatnya berubah kembali. Rasanya aneh, ketika mereka sudah tahu - lalu berubah menjadi sempurna - lalu pura-pura tidak tahu.

Entahlah, bagaimana kau menginterpretasikan maksud tulisan saya ini teman.
Saya cuma ingin mengatakan, proses itu indah. Seperti kupu-kupu. Sebelum menjadi kupu-kupu, mereka harus menjadi ulat dulu lalu kepompong, baru bisa bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang indah.
Begitu pun manusia. Saya lebih suka ketika kita menikmati setiap proses pembelajaran dalam menjadikan diri menjadi lebih baik, karena proses itu mengajarkan kita untuk paham, menghayati untuk apa berubah?

Teruntuk semua orang yang berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, maka berproseslah, hayati setiap hal baik yang dilakukan.
*untuk adikku, ayuk lebih suka ketika kau memahami mengapa harus berjilbab, atau pake kaos kaki, atau halaqoh... semoga setiap prosesmu menjadikanmu seorang muslimah sejati, karena kesadaranmu sendiri.. ok? ^^

Senin, 11 April 2011

Tekadku Hari Ini

Aku mau memulai hari yang indah ini dengan semangat
semangat yang mampu membakar rasa sedih, menghalau resah hati
karena Allah telah memberi kenikmatan yang begitu berharga hari ini..
Alhamdulillah karena Allah masih membukakan mataku pagi ini
Allah masih mengizinkan jantungku berdetak sampai detik ini
Allah masih memberikan oksigen yang segar pagi ini

Aku mau menjalani hari ini dengan senyuman
senyuman yang mampu menebarkan bahagia di hati orang lain, membagi kebahagiaan
karena Allah menyukai hambaNya yang bersedekah walau hanya dengan senyuman itu...

Aku bahagia hari ini.....
fabiayyi alaa irabbikuma tukazziban

Jumat, 08 April 2011

Makalah Seminar Koloqium

MAKALAH KOLOQIUM MAHASISWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Judul : Pemanfaatan Protein Hewani untuk Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis sp.)
Nama : Resti
NIM : 06071009036
Pembimbing: Drs. Kodri Madang, M.Si


Abstrak
Untuk mencapai produksi ikan yang maksimal, diperlukan pembudidayaan ikan secara intensif. Dalam pemeliharaan intensif, pemberian pakan mutlak dibutuhkan. Salah satu budidaya ikan yang telah lama dikembangkan di Indonesia adalah budidaya ikan nila. Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki banyak keunggulan. Ikan nila dapat berkembangbiak dengan cepat, oleh sebab itu pertumbuhannya harus diimbangi dengan pemberian pakan yang banyak dan mengandung protein tinggi. Pemanfaatan protein hewani diujicobakan pada jenis ikan Nila GIFT dan ikan nila merah. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui sumber protein hewani yang berpotensi sebagai pakan yang baik bagi pertumbuhan ikan nila. Hasil uji dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa silase jeroan ikan mengandung 18-20 % protein dan 17 asam amino sedangkan daging bekicot mengandung 35,56% protein, 37,77% karbohidrat dan 4,6% lemak.

Kata Kunci: Ikan Nila GIFT, ikan nila merah, daging bekicot, silase jeroan ikan, protein.

PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara dengan perairannya yang luas merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan. Budidaya ikan yang telah cukup lama dikembangkan di Indonesia di antaranya adalah budidaya ikan Nila GIFT (Genetic Farmed of Tilapia) dan ikan nila merah. Ikan Nila GIFT merupakan jenis ikan unggul hasil perkawinan silang ikan Nila lokal, sedangkan ikan nila merah merupakan persilangan Oreochromis niloticus dan Oreochromis hornorum.
Beberapa keunggulan yang dimiliki ikan nila yaitu bernilai ekonomis tinggi, benihnya mudah diperoleh, tahan tehadap penyakit, mudah berkembang biak, makan segala jenis pakan, batas toleransi lebar atau tahan terhadap perubahan lingkungan, dan bernilai gizi tinggi (Pongsapan, 1994; Pirzan dan Tahe, 1995 dalam Maretha, 2005). Budidaya ikan nila perlu mendapat perhatian karena dapat dimanfaatkan dalam pemenuhan gizi masyarakat dan membantu perekonomian sehingga dirasa perlu untuk membudidayakan ikan secara intensif. Pemberdayaan ikan secara intensif tentu membutuhkan adanya ketersediaan pakan ikan. Pakan berfungsi untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, produksi ikan nila cenderung menurun. Faktor utama yang menyebabkan penurunan tersebut yaitu keterbatasan jumlah pakan, harga pakan relatif mahal, dan kandungan protein pakan yang rendah. Perkembangbiakan ikan nila yang relatif cepat tidak mampu diimbangi dengan ketersediaan pakan alami seperti plankton, hydrilla, dan ganggang yang banyak. Permasalahan tersebut perlu diatasi dengan pakan alternatif yang mengandung nilai protein tinggi, tersedia dalam jumlah cukup banyak, dan harga relatif murah. Salah satu alternatif untuk menekan biaya produksi pembuatan pakan adalah dengan memanfaatkan bahan baku lokal termasuk memanfaatkan limbah yang belum banyak dimanfaatkan, namun tetap memiliki kandungan protein yang tinggi.
Protein merupakan nutrisi yang paling dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan. Protein mengandung senyawa nitrogen selain karbon, hidrogen dan oksigen. Protein termasuk zat makanan yang sangat penting karena selain berfungsi sebagai bahan bakar bagi tubuh, juga tergolong zat pembangun dan pengatur (Jaya, 1982 dalam Isnaniati, 2004). Sumber protein untuk nutrisi ikan dapat berupa protein hewani maupun protein nabati. Namun, sumber protein hewani lebih baik dibandingkan protein nabati karena protein nabati hanya mengandung asam amino tertentu saja dan lebih sulit dicerna karena adanya selulosa. Menurut Mudjiman (1984) dikatakan bahwa protein sangat diperlukan oleh tubuh ikan, baik untuk menghasilkan energi maupun untuk pertumbuhan. Adapun tingkat protein optimum dalam pakan untuk mendukung pertumbuhan ikan berkisar antara 25-50%. Menurut Lehninger (1994), protein ini nantinya akan dihidrolisis dengan bantuan enzim-enzim pencernaan sehingga terbentuklah asam amino.
Kebutuhan protein untuk ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ukuran ikan, ketersediaan dan kandungan gizi pakan, keseluruhan kandungan energi yang dapat dicerna oleh ikan dan mutu protein tersebut. Mutu protein tergantung pada kuantitas dan kualitas asam amino esensial yang terkandung di dalamnya serta daya serapnya (bioavailability). Protein yang dicerna oleh ikan digunakan sebagai sumber energi untuk pembaruan/mengganti jaringan yang rusak dan pertumbuhan ikan (Kurniawan,2001). Penggunaan protein pakan akan sangat berguna jika semua protein tersebut digunakan untuk pertumbuhan atau perbaikan jaringan dan dapat dikatabolisme sebagai energi. Beberapa bahan baku yang dapat digunakan sebagai sumber protein adalah daging bekicot, cacing tanah, jeroan ikan, ikan teri, dan belut. Upaya pemanfaatan daging bekicot sebagai pakan ikan nila telah dilakukan oleh Maretha (2005), sedangkan pemanfaatan silase jeroan ikan oleh Isnaniati (2004). Diketahui bahwa pakan alternatif tersebut mengandung protein yang tinggi.
Berdasarkan informasi tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dari makalah ini yaitu pakan manakah yang mengandung protein hewani tinggi dan bagaimana protein tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan nila. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pakan ikan yang mengandung protein hewani tinggi untuk pertumbuhan ikan nila. Selain itu, dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat bahwa ada alternatif sumber protein hewani yang mudah didapat dan lebih ekonomis untuk membantu pembudidayaan ikan nila. Untuk membatasi lingkup pembahasan, contoh protein hewani yang digunakan adalah daging bekicot dan silase jeroan ikan.


Ciri Morfologi Ikan Nila GIFT dan Ikan Nila Merah
Ikan Nila GIFT termasuk ke dalam filum Chordata, kelas Osteichthyes, ordo Perciformes, famili Chiclidae, genus Oreochromis, spesies Oreochromis niloticus, sedangkan spesies ikan nila merah adalah Oreochromis sp (Anonim, 2008). Menurut Iskandar dan Astuti (2000), warna tubuh ikan nila GIFT hitam, agak keputihan. Tubuh ikan Nila GIFT memanjang dengan perbandingan panjang dengan tinggi 2 : 1. Kepalanya relatif kecil dengan mulut berada di ujung kepala. Mata ikan Nila GIFT besar dan tidak menonjol, memiliki sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor.

Ikan nila merah memiliki sifat-sifat umum antara lain bentuk tubuh pipih dan berwarna kemerahan atau kuning keputihan (Putra, 2009). Akibat perkawinan atau persilangan alami antar genus maupun antar spesies tersebut timbul keragaman pewarnaan tersebut. Nila merah berbadan panjang dengan perbandingan antara panjang dan tinggi badan dua banding satu. Kemudian jika dipotong di bagian tengah dari tubuhnya memiliki perbandingan antara tinggi dan lebar badan empat banding satu. Jadi nila merah bisa dikatakan berbadan gepeng. Matanya kelihatan besar dan menonjol dengan warna kekuningan pada bagian tepinya.

Pertumbuhan dan perkembangan ikan dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Suhu, oksigen, kualitas dan kuantitas pakan serta ruang gerak bagi ikan termasuk faktor eksternal. Sedangkan faktor internalnya adalah keturunan, umur, resisten terhadap penyakit dan kemampuan dalam memanfaatkan pakan (Huet, 1979 dalam Maretha,2005). Ikan nila memiliki kebiasaan makan yang berbeda sesuai tingkatan usianya. Ikan muda membutuhkan protein lebih tinggi daripada ikan dewasa. Hal tersebut disebabkan karena ikan muda membutuhkan protein untuk pertumbuhan, sedangkan ikan dewasa menggunakan protein hanya untuk pemeliharaan. Ikan nila termasuk ikan omnivora, maka kebutuhan proteinnya berada di antara ikan karnivora dengan herbivora. Pada dasarnya dalam meramu pakan untuk ikan nila akan lebih mudah dan murah karena dapat memanfaatkan bahan baku yang ada di sekitar kita.
Menurut Lehninger (1994), protein yang dikonsumsi oleh ikan nantinya akan dihidrolisis dengan bantuan enzim-enzim pencernaan sehingga terbentuklah asam amino. Asam amino tersebut akan diserap ke dalam usus halus dan dibawa oleh aliran darah menuju ke sel-sel tubuh yang membutuhkannya. Di dalam sel yaitu di bagian ribosom yang melekat pada retikulum endoplasma dengan bantuan energi dari mitokondria dan di bawah perintah inti sel, asam amino tersebut akan dibentuk kembali menjadi protein. Protein baru yang terbentuk itu nantinya akan digunakan sel tersebut untuk mempercepat laju mitosis sehingga terjadilah pertumbuhan. Selain itu, adanya jumlah protein yang cukup diperlukan untuk penyusunan struktur-struktur sel dan meregenerasi sel-sel yang sudah tua atau rusak. Oleh karena itu, semakin banyak asam amino yang terserap memungkinkan untuk menunjang pertumbuhan ikan menjadi lebih baik.

Komposisi Sumber Protein Hewani
Ada perbedaan komposisi sumber protein hewani terutama yang berasal dari bekicot (Achatina fulica) dan silase jeroan ikan. Daging bekicot mengandung gizi yang cukup tinggi terutama protein, diketahui bahwa bagi ikan protein merupakan sumber zat pembangun yang paling utama. Daging bekicot dapat diolah menjadi pakan ikan yang berprotein tinggi dan jumlahnya pun berlimpah. Umumnya ikan membutuhkan protein lebih banyak daripada hewan-hewan ternak di darat lainnya seperti unggas dan hewan menyusui. Dari hasil penelitian Hasan (1997) diketahui bahwa kandungan protein daging bekicot 64,14%, lemak 3,92%, Ca 6,93%, dan P 0,92%. Menurut Wijiyati, 1982 dalam Maretha, 2005, daging bekicot memiliki 17 macam asam amino yaitu arginin, histidin alanin asam aspartat, asam glutamat, glisin, prolin, serin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, sistein, fenilalanin, tirosin, treonin dan valin.
Sedangkan silase jeroan ikan merupakan penggunaan kembali limbah ikan guna memenuhi kebutuhan protein yang akan mendorong pertumbuhan ikan dan sebagai pakan yang efisien untuk ikan. Ditinjau dari ketersediaan bahan baku, pembuatan silase sangat cocok diterapkan di Indonesia karena memanfaatkan ikan-ikan yang tidak digunakan. Kelebihan dari produk silase menurut Afrianto dan Liviawaty (1989) adalah teknik pengerjaan mudah dan murah, tidak tergantung pada kuantitas atau kualits bahan baku yang digunakan, dapat dilakukan untuk memanfaatkan ikan-ikan yang tidak digunakan, dan pengolahan ikan menjadi silase tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Proses pengolahannya dilakukan dengan memanfaatkan enzim-enzim yang terdapat dalam tubuh ikan itu sendiri. Untuk membantu mempercepat prosesnya serta untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan cendawan, maka perlu ditambah asam yaitu asam formiat dan asam propionat (Mudjiman, 1995).
Silase ikan adalah bentuk hidrolisa protein dalam suasana asam sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat hidup karena pH sekitar 4. Dalam suasana asam, hanya mikroorganisme tertentu yang dapat hidup (tumbuh), yang bukan bersifat pembusuk tetapi dapat menghidrolisa protein dan lemak. Keuntungan silase ikan yaitu proses pembuatannya yang tidak memerlukan energi tapi hanya memerlukan asam, dapat dilakukan dalam skala besar atau kecil dan pada pH yang lebih rendah dari 4,5, produk akan tetap steril. Silase ikan juga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan karena tidak ada bahan yang terbuang (Rahardi dkk, 2001 dalam Isnaniati, 2004). Menurut hasil penelitian, 4 kg silase ikan setara dengan 1 kg tepung ikan. Silase yang dibuat dari ikan utuh mengandung 70-74% air, 18-20% protein, 1-2% lemak, 4-6% abu (Suyanto, 2002 dalam Isnaniati, 2004). Pada protein jeroan ikan terdapat juga17 jenis asam amino, yaitu asam aspartat, asam glutamat, treonin, serin, prolin, glisin, alanin, sistein, valin, metionin, isoleusin, leusin, histidin, tirosin, fenilalanin, lisin dan arginin.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa daging bekicot lebih baik sebagai pakan ikan. Pertimbangan ini didasari oleh beberapa hal berikut, yaitu kandungan protein bekicot lebih tinggi sehingga kandungan asam amino essensial lebih banyak , daging bekicot lebih segar dibandingkan jeroan ikan. Tingkat kesegaran daging merupakan faktor yang penting. Menurut Rustamaji (2009), bahan mentah yang akan dikonsumsi harus mempunyai kesegaran yang baik.

Pemanfaatan Protein Hewani untuk Pertumbuhan Ikan Nila
Pemanfaatan protein hewani sebagai pakan telah dilakukan oleh Maretha (2005) dan Isnaniati (2004). Dalam penelitian Maretha, pemberian daging bekicot dilakukan dalam perlakuan dengan formulasi 60 g tepung daging bekicot, dedak halus 30 g, tepung tapioka 9,5 g dan garam 0,5 g, dilakukan dalam lima kali ulangan. Benih ikan Nila GIFT yang dijadikan sampel berumur 3 bulan. Setiap hari ikan diberi makan sebanyak 4% dari total berat badan setelah pengukuran. Pemberian pakan dengan cara ditebarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan ikan Nila GIFT bertambah secara signifikan. Protein merupakan komponen utama yang membentuk jaringan tubuh ikan yaitu sekitar 65-75% dari total berat badan ikan.
Kebutuhan protein ikan Nila GIFT dalam pakan berkisar antara 20-30%, jadi daging bekicot dengan kandungan protein 35,56 % melebihi kebutuhan untuk pertumbuhan ikan. Kelebihan protein akan menghasilkan energi yang digunakan untuk proses pembongkaran atau deaminasi untuk membuang sisa metabolisme sehingga energi tersebut tidak digunakan secara maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari berat badan yang bertambah signifikan namun pertambahan panjang, tinggi dan lebar ikan kurang signifikan. Namun dari tabel 1 dapat disimpulkan bahwa parameter yang diukur mengalami pertambahan seiring dengan bertambahnya umur ikan. Pertambahan panjang total, panjang panjang baku, tinggi badan, lebar badan dan berat badan dihitung dari pengukuran saat umur ikan 5 bulan dikurang pengukuran saat ikan berumur 3 bulan. Daging bekicot juga mengandung lemak yang cukup tinggi. Dapat dilihat pengaruh kadar lemak tersebut dari berat badan ikan Nila GIFT yang mengalami pertambahan yang cukup signifikan.

Tabel 1. Pertumbuhan Ikan Nila GIFT yang Diberi Pakan Daging Bekicot (Maretha, 2005)
Parameter Umur Ikan (bulan) Pertambahan
3 3,5 4 4,5 5
Panjang total 5,07 6,76 6,86 7,63 7,99 2,92
Panjang baku 4,52 5,03 5,92 6,55 7,19 2,67
Tinggi badan 1,30 1,52 1,97 2,07 2,10 0,80
Lebar badan 0,64 0,76 0,84 1,02 1,07 0,43
Berat badan 3,04 6,64 18,73 32,81 35,78 32,74

Pemberian silase jeroan ikan pada ikan nila merah oleh Isnaniati (2004) dilakukan dengan pembuatan silase limbah jeroan ikan yang kemudian dijadikan sebagai bahan penyusun pakan. Prinsip penggunaan silase jeroan ikan adalah menurunkan pH jeroan ikan agar pertumbuhan dan perkembangan bakteri pembusuk berhenti. Kadar protein yang baik untuk ikan nila adalah 20-25%, sedangkan silase jeroan ikan hanya mengandung 18- 20 % protein. Pertambahan berat badan pada ikan nila merah yang diberi silase jeroan ikan lebih kecil dibandingkan pada ikan Nila GIFT yang diberi tepung daging bekicot (ditunjukkan pada tabel 2).
Kualitas silase tergantung dari bahan yang digunakan, teknik pembuatan dan kegiatan organisme. Pada penelitian Isnaniati, pembuatan silase menggunakan jeroan ikan yang mengandung kadar lemak cukup tinggi sehingga silase jeroan ikan yang dihasilkan memiliki kadar lemak cukup tinggi juga. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya oksidasi dari lemak yang akan menghasilkan senyawa peroksida dan akhirnya menurunkan mutu dari pakan tersebut. Silase dengan pH sekitar 4,5 diperkirakan masih ada mikroorganisme yang tidak diinginkan sehingga dapat menghambat pertumbuhan ikan (Ensminger dkk, 1990 dalam Isnaniati, 2004).

Tabel 2. Pertumbuhan Ikan Nila Merah yang Diberi Pakan Silase Jeroan Ikan (Isnaniati, 2004)
Parameter Umur Ikan (hari) Pertambahan
30 40 50 60 70
Panjang total 6,20 7,63 8,93 10,48 11,75 5,55
Panjang baku 150 156,50 167,00 175,50 190,25 40,25
Tinggi badan 120 124,50 132,25 139,00 150,50 30,5
Lebar badan 42,25 42,75 44,25 46,25 49,50 7,25
Berat badan 19,65 20,88 21,85 23,20 25,05 5,4

Berdasarkan informasi tersebut, daging bekicot dan silase jeroan ikan dapat dijadikan alternatif protein hewani untuk pakan ikan nila yang dapat meningkatkan laju pertumbuhan. Mengingat pentingnya protein bagi pertumbuhan, maka ikan nila harus mendapatkan protein yang cukup dan seimbang. Apabila protein yang dibutuhkan kurang, maka ikan akan merombak lemak dan karbohidrat yang dikandungnya. Jika terjadi perombakan lemak, maka kandungan asam amino esensial akan berkurang. Kekurangan akan asam amino esensial akan menyebabkan perubahan struktur membran sel dan mengakibatkan perubahan permeabilitas membran sel. Aktivitas enzim-enzim di dekat mitokondria menjadi terganggu karena perubahan permeabilitas itu. Selanjutnya akan terjadi gangguan metabolisme energi sehingga sintesis protein terganggu dan akhirnya pertumbuhan menjadi rendah (Fleisher dkk, 1962 dalam Isnaniati, 2004).
Protein diserap dalam bentuk asam amino, yang dibawa ke hati untuk dibentuk menjadi protein lagi, sesuai dengan kebutuhan ikan. Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk keperluan metabolisme, pembentukan zat-zat (senyawa) yang lebih kompleks disebut anabolisme, seperti pembentukan protein dari asam-asam amino. Pemecahan senyawa kompleks untuk menghasilkan energi disebut katabolisme, seperti pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air dan karbondioksida. Pada hewan darat, penggunaan sumber energi pertama yaitu karbohidrat, lalu lemak, dan terakhir protein. Pada ikan terjadi sebaliknya, pertama protein, disusul lemak, kemudian karbohidrat.
Protein dalam makanan (pakan) dapat menghasilkan asam amino dengan proses hidrolisis. Hidrolisis protein dengan asam atau basa menghasilkan suatu campuran asam amino bebas sebagai unit pembangunnya. Asam amino yang terbentuk akan diabsorpsi dan dibawa oleh darah menuju sel-sel yang membutuhkan. Di dalam mitokondria, terbentuk asetil koA yaitu senyawa penghubung antara metabolisme asam amino dengan siklus asam sitrat (merubah menjadi energi). Pada siklus asam sitrat, reaksi metabolisme asam amino meliputi reaksi pelepasan gugus asam amino dan perubahan kerangka karbon. Terjadi proses transaminasi yaitu katabolisme asam amino berupa pemindahan gugus amino dari suatu asam amino ke senyawa lain seperti asam piruvat, ketoglutarat atau oksaloasaetat. Sehingga (keto) senyawa tersebut diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino diubah menjadi senyawa keto. Senyawa-senyawa yang dihasilkan dari siklus asam sitrat akan diubah kembali menjadi asam amino sebagai protein baru. Protein yang baru terbentuk akan digunakan sel untuk mempercepat proses mitosis sel. Makin banyak protein yang dibentuk, maka makin mempercepat pembelahan sel sehingga terjadilah pertumbuhan (Unair, 2009).

Penutup
Daging bekicot dan silase jeroan ikan merupakan pakan alternatif yang mengandung protein hewani tinggi. Kandungan protein daging bekicot 35,56%, sedangkan silase jeroan ikan 20 % dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan ikan nila. Namun, daging bekicot lebih baik daripada silase jeroan ikan karena nilai proteinnya lebih tinggi dan tingkat kesegaran daging lebih tinggi sehingga lebih baik untuk pakan. Protein pada daging bekicot lebih tinggi sehingga kandungan asam amino juga lebih banyak, jadi pertumbuhan dapat berlangsung lebih cepat. Selain itu, daging bekicot mengandung lemak lebih tinggi sehingga menambah berat badan ikan nila.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Seputar Budidaya Ikan. http://www.scribd.com/doc/23026245/BUDIDAYA-IKAN-NILA. Diakses tanggal 12 Mei 2010.

Afrianto, E dan E, Liviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius. Yogyakarta.
Bhaswaradharmacakti. 2009. Ikan Nila GIFT. http://bhaswaradharmacakti.blog.com/files/2009/08/nila-bogor-21-300x225.jpg. Diakses tanggal 17 Mei 2010.

Diskan. 2009. Ikan Nila Merah. http://www.diskan.jabar.go.id/images/galeri/Nila%20Merah.JPG. Diakses tanggal 17 Mei 2010.


Iskandar dan S. Astuti. 2000. Pengaruh Jumlah dan Frekuensi Pemberian Pakan terhadap Pertumbuhan Ikan Nila GIFT (Oreochromis niloticus). Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian UNPAD. Bandung Jayanto, Adi D. Budidaya Ikan Nila.
Isnaniati, S. 2004. Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis sp.) yang Diberi Pakan Silase Jeroan Ikan dan Sumbangannya pada Pelajaran Biologi di SMA. Skripsi. FKIP Universitas Sriwijaya. Inderalaya.
Kurniawan, D. Upaya Meramu Pakan Ikan Tanpa Minyak dan Tepung Ikan. http://defishery.wordpress.com/2009/11/08/manajemen-pakan/. Diakses tanggal 12 Mei 2010.
Lehninger, A.L. 1994., Dasar-Dasar Biokimia. Alih Bahasa Maggy Thenawijaya. Erlangga. Jakarta.
Maretha, Delima Engga. 2005. “Efek Pemberian Pakan Campuran Tepung Daging Bekicot (Achatina fulica) dan Ampas Tahu Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila GIFT (Oreochromis niloticus) dan Model Pembelajarannya Pada Mata Pelajaran Biologi di Sekolah Menengah Atas”. Skripsi. Inderalaya: Jurusan FKIP Biologi Universitas Sriwijaya.
Mudjiman, A. 1995. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Putra. 2009. Ikan Nila Merah (Oreochromis sp). http://whedacaine.wordpress.com/2009/08/01/ikan-nila-merah-oreochromis-sp/. Diakses tanggal 17 Mei 2010.

Rustamaji. 2009. Aktivitas Enzim Katepsin dan Kolagenase dari Daging Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskall) Selama Periode Kemunduran Mutu Ikan. http://iirc.ipb.ac.id/jspui/ bitstream/123456789/ 13733/2/C09rus.pdf. Diakses tanggal 17 Mei 2010.

Unair. 2009. Metabolisme Asam Amino Protein. http://www.diskan.jabar.go.id/ images/ galeri/ Nila% 20-Merah. JPG. Diakses tanggal 19 Mei 2010.

Wirabakti, Murrod Candra. “Laju Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) Yang Dipelihara Pada Perairan Rawa Dengan Sistem Karamba Dan Kolam”. Journal of Tropical Fisheries (2006) 1(1) : 61-70.

Jumat, 23 Desember 2011

pagi

Entah mengapa, pagi ini menghidupkan sisi melankolisku. Segar harumnya sang pagi dan angin semilir lembut yang mengusap-usap wajahku kini cukup mampu menenangkan sedikit kecemasanku.
Deru suara mesin bis dan angin menyatu, meliuk-liukkan perasaan, sampai hatiku membulatkan tekad, beginilah harusnya aku!
Aku dan pagi. Sama. Selalu memiliki harapan, bahwa matahari pasti menepati janjinya untuk kembali terbit. Bahwa pagi selalu suci. Bahwa pagi tak pernah membenci. Bahwa pagi itu dicintai. Bahwa hadirnya sang pagi selalu dinanti. Bahwa pagi selalu memberi harapan dan semangat kepada setiap mereka yang berusaha.
Terharu.
Itu yang aku rasa ketika pagi bercerita. Melalui wajah-wajah para pencari nafkah. Melalui seragam-seragam yang dikenakan anak-anak dengan senyum merekah. Senyuman merenda cita-cita. Melalui tangan baja ibu-ibu yang berusaha terbaik untuk keluarganya.
Ah, alangkah ruginya mereka yang membuang keindahan paginya dengan sia-sia. Mungkin mereka buang dengan tidur, atau dengan bersedih, atau dengan mengeluh.
Pagi ini. Kembali aku tercenung dengan fenomena di sekelilingku.
Sering aku lalaikan pagiku.
Bahkan mungkin aku lupa mensyukurinya dengan kerja dan usaha terbaikku. Atau kau? Mungkinkah pernah mengeluh, mengapa sang pagi begitu cepat kembali.
Pagi itu indah.
Jika dimaknai indah, maka pagi akan memberikan seluruh energi positifnya sampai kau terlelap. Hingga kau rindu bertemu lagi dengannya. Untuk melanjutkan mimpi dan asa di pagi lainnya. Beruntunglah jika kita sapa pagi kita dengan kesyukuran. Karena dengannya kita telah titipkan sebuah harapan bahwa hidup adalah sebuah keindahan yang Allah berikan untuk kita.

#renungan dalam perjalanan di suatu pagi 20 Desember 2011 (06.00 wib)

Sabtu, 26 November 2011

pesona jilbab #ketika Allah jatuh cinta

Pagi hari yang cukup sejuk di 26 November 2011.
Apa? Begitu cepat waktu berlalu, besok sudah memasuki tahun baru Hijriyah. Hmm..
Memang benar waktu adalah pedang, yang menjadi bahaya ketika kita tak mampu mengendalikannnya dengan baik. Waktu oh waktu.
Baiklah, saya sedikit sensitif jika harus membicarakan soal waktu. Saya sedang tak bersahabat dengannya, kami bagaikan sedang berlomba untuk mencapai garis finish ~yang entah berakhir dimana~.
***
Sebenarnya pagi ini saya ingin menceritakan tentang sebuah pengalaman yang bisa dijadikan warning dan pembelajaran. Kisah seorang ukhti, sebut saja namanya Tingting (sepertinya saya teringat salah seorang penyanyi yang lagi in nih) . Tingting adalah seorang akhwat salihah yang manis, jilbabnya rapi, dan pastinya seorang aktivis. Lengkap deh. Begitu loyal dengan amanah sehingga Tingting tak jarang menghabiskan waktu seharian di kampus untuk rapat. Alhasil, sudah terbiasa untuk Tingting pulang agak kesorean (kalo, ba'da magrib itu masih sore ndak ya). 
Saya pikir setiap akhwat pun tak mau jika harus pulang malam. Apapun alasannya, perasaan risih pasti ada jika pulang ke rumah namun lampu jalanan sudah hidup dan rumah-rumah orang sudah terang benderang dengan lampu dengan pintu yang tertutup, dan lorong ke rumah yang sudah mulai sepi.
Sebuah dilema. Terkadang ada satu dua alasan mengapa para ukhti-ukhti tetap tak bisa menampikkan keadaan. Rapat yang alot, atau pembahasan yang panjang, terkadang butuh penyelesaian segera, rasanya memaksa akhwat untuk bertahan dalam rapat itu sampai selesai. That's right. Coba deh tanya, rata-rata alasan mereka pulang agak malam itu kenapa? Tentu saja bukan karena sks kuliah yang banyak. Tapi karena ada sks syuro . Namanya juga akhwat.   Gak keren donk kalau gak banyak syuro. (plakk).
Lupakan latar belakang pulang malam ya. Kembali ke cerita si Tingting.
Hari itu, alhamdulillah Tingting tidak pulang kemalaman dari kampusnya di UI (Universitas Inderalaya alias Unsri). Sebelum magrib, dia sudah sampai di Palembang, bis menurunkan semua penumpangnya di Pamor. Waktu memang masih sore, tapi situasi dan cuaca sangat menyeramkan. Sore itu hujan deras sehingga langit sudah amat gelap. Karena hujan, ukh Tingting ingin cepat-cepat naik bis lagi yang menghantarkannya ke depan masjid agung. Karena dia harus naik angkot yang ada di seberang masjid untuk tiba di rumahnya.

Jumat, 25 November 2011

khusyu'ku sudahkah khusyu'

Senarai kisah pejuang-pejuang terbaik sepanjang masa menghentikan segala bentuk kesombongan, mengerdilkan diri ini dalam sekerdil-kerdilnya bentuk karena tak ada sesuatu yang besar untuk dibanggakan. Yang besar hanyalah dosa.
Paham itu kecil, andai kukatakan sebesar uhud pun, takkan sebanding dengan sebutir kurma bagi mereka.
Betapa ingin kusurukkan muka ke dalam pasir terbenam. Sayyidina Ali, ajarkan apa itu khusyu', yang meminta anak panah yang menancap di tubuhnya itu agar dicabut ketika beliau solat. Agar sakitnya tak terasa,betapapun perihnya hingga mampu mencabut jantung, tak berasa.
Itulah khusyu'....
Apakah khusyu' kita berarti di tempat yg nyaman dan dalam keadaan ringan?
Mereka tidak mengajarkan itu.
Khusyu' itu didapat setelah lelah, hingga payah, hingga sholat dirasa sebagai istirahat dari semua letih dan payah berjuang.
Disana mereka menemukan kekhusyu'an.
Karena pertemuan dengan Rabb sang pencipta semesta alam lebih terasa indah ketika telah bersusah payah,menghadirkan cinta untukNya.

karena kita manusia

Apa kau mengantuk? Oh, bukan. Apa saya mengantuk? He'em, bosan dengan ketidakjelasan perasaan dan semangat yang turun naik, membuat saya terombang-ambing dalam ketidakjelasan gelombang emosi yang abstrak ini (hedeh,apa sih?)
Baiklah, saya bingung harus memulainya darimana.
Saya ingin bercerita sedemikian rupa sebelum akses internet modem saya ini habis. Benar, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan ini. Kali ini izinkan saya menuliskan kisah saya dan air mata #haduwh,. Saya baru menyadari ternyata saya begitu akrab dengannya. Ntahlah, saya bisa menangis dimana saja saya suka. Huks huks. Don't try this at home yak!
Saya (memang) mudah menangis, tapi saya tidak suka jika dibilang cengeng. Tolonglah ya, air mata itu bukanlah indikasi utama dari kelemahan. Terutama bagi seorang wanita berhati lembut seperti saya (#hueks), maksudnya bagi hampir setiap wanita, air mata adalah salah satu cara mengekspresikan perasaannya. Tepat sekali karena wanita didominasi oleh perasaan. Air mata dapat menjadi ekpresi kegembiraan, kegalauan, dan segala hal yang tak bisa wanita ekspresikan dengan kata.
Saya pun menjadi teringat betapa saya sering menangis di saat orang lain terheran mengapa harus menangis?
Awalnya saya pikir ada masalah dengan diri saya. Benar saja, saya tidak bisa marah. Ketika rasa marah itu begitu memuncak dan menyesakkan, maka semuanya akan terekspresi dengan tangisan. Sering seperti itu. Sebenarnya, otak penuh dengan kata-kata atau apalah yang ingin sekali saya lontarkan ketika saya marah, tapi mulut hanya diam. Akhirnya kata-kata yang mendesak itu keluar lewat buliran air mata. Huks. Setelah saya rasa puas menuangkan kekesalan, berhentilah adegan tangis menangis itu. Tapi apa yang dirasakan setelahnya? Tentu saja perasaan lega yang luar biasa dan saya bisa menjadi lebih tegar berlipat-lipat setelahnya.
Ah, sebenarnya tidak secengeng itu juga teman. Hanya saja saya agak kerempongan (kesulitan) menata emosi ketika berada di situasi kondisi yang bagi saya sulit (sedikit pledoi).

Jumat, 18 November 2011

Memo untuk Kekasih 2

Allahu..
apa kabar? Aku tak perlu menyampaikan kabarku kan? Karena sekarang Engkau bisa lihat sendiri betapa kacaunya aku. Mata sembab, hati basah, jiwa yang lelah. Betapa terasa makin kerdilnya aku. Betapa terasa makin lemahnya aku. Betapa terasa makin miskinnya aku.
Sejatinya aku tak punya apa-apa!
Bahkan sebutir debu pun bukan milikku. Ah, apalagi takdir. Ia tak mau tunduk di kakiku, atau sekedar mau singgah di genggamku.
Jika boleh aku mencinta, aku mencintai semua senyum dan harapan. Jika boleh aku membenci, aku benci dengan semua kekecewaan yang memaksa.
Namun sejatinya aku tak punya apa-apa untuk mencinta atau membenci.

Senin, 14 November 2011

a deal (a great gift from God)

Sepertinya saya harus menuruti kemauan si hati untuk mencorat-coret 'Ceritaku' ini dengan berbagai uneguneg yang tengah bersarang di kelapa (eh kepala) saya sekarang. Jika tidak, saya tidak sanggup membayangkan apa jadinya saya tanpa ekspresi nyata (?).
A deal.
Saya lebih suka menyebutnya sebagai kesepakatan. Kesepakatan mahaagung yang telah saya lakukan dengan Pencipta saya. Jauh sebelum langit dan semesta alam raya diciptakan. Namun kesepakatan itu telah tertulis jauh sebelum itu, di Lauhul Mafudz.
Saya merasa perlu membincangkan sesuatu, yang menjadi topik kegalauan teman-teman saya saat ini. Jiahh, sok banget ya teman-teman saya (hihi). Saya yakin kamu dan kamu pasti sepakat yang namanya jodoh itu di tangan Allah ya? Ya eyalahhh, saya pun sepakat kalee. Makanya saya mah anteng2 aja untuk urusan yang satu ini (yakin res? haha).
Okey, biarkan saya berekspresi ya. Ini kan rumah saya (loh?).
Semoga yang saya tuliskan ini akan mengobati kegalauan2, terlebih kalau saya yang galau.
Saya bukanlah malaikat yang tahu seluruh isi perjanjian di atas langit, atau bahkan saya bukan setan yang suka mencuri-curi rahasia di langit, bukan. Tapi yang saya yakini, Allah sudah meng-create sedemikianrupa hidup saya lewat "a deal" tadi, yaitu rezeki, maut, dan jodoh. Aha, andai saya ingat momen deal or no deal itu dulu jauh sebelum saya lahir ke dunia, saya ingin merekamnya dalam2 di ingatan saya, agar saya bisa tahu apa saja yang akan terjadi dalam hidup ini.
Saya sudah terlalu jauh berimajinasi tidak penting.
Jodoh itu misteri. Wow. Serem banget ya pemilihan diksinya. Saya ganti.
Jodoh itu sebuah rahasia, sebuah hadiah terbesar dari Allah untuk hidup kita. Yup, yang ini lebih baik.
Lagi-lagi, andai saya punya doraemon, saya mau donk pinjam mesin waktunya. Saya mau mengintip siapa ya yang menjadi jodoh saya?? No no no, rasanya itu terlalu ekstrim. Saya juga tidak yakin saya akan merasa lebih baik jika saya tahu semuanya.

Rabu, 09 November 2011

memo untuk Kekasih

Allah yang Maha Lembut dan Penyayang..
Jikalah aku sedang dirundung kemalasan, maka jangan sampai Engkau pun malas memperhatikanku ya.
Ah, bukankah Kau begitu paham aku?
Saat aku berlaku aneh dan saat aku butuh waktu untuk diam, itu adalah saat aku butuh perhatian.
Tolong aku Allahku sayang. Jangan tinggalkan aku sedkitpun walau kadang aku lupa bercerita padamu.
Selalu ingatkan aku.
Kalau aku tak peka dengan peringatanmu, sentil aku dengan cara terlembutMu, hingga aku mengerti kalau Kau masih begitu mencintaiku.
Allah, aku hanya percaya padaMu untuk urusan satu ini.

Rabu, 02 November 2011

bulan sayang bintang (anehhhnyaaaa ini)

Jauh! Makin.
Sungguh.....
Mungkin? Tidak!
Malu........
Kata hanya sebuah kontemplasi atau sekedar ekstansi
karena rembulan sadar, tidak bisa menjadi gemintang
yang mampu memberkas sinar sendiri, utuh darinya
lagi-lagi rembulan sadar, hanya mampu memantulkan cahaya
dari sang raja langit
Selamanya rembulan tak dapat berkawan dengan gemintang
tapi mereka tetap bersama dalam setiap waktu dan keadaan 
yang dilihat dari bumi
Walau sebenarnya rembulan ingin menjadi gemintang
agar bisa bersama membentuk gugusan di cakrawala malam
bulan tetap tak bisa, hanya malu
binarnya meredup ketika bintang berbisik, lalu pergi meninggi dengan cahaya sendiri.
Ah bulan, tak tahukah kau ada yang merindu cerlang sinarmu malam ini?
Pantulan bukan hal yang berarti,
biar bintang dengan gugusannya. Kau tetap indah di langit malam ini.

Selasa, 01 November 2011

saya bisa anarkis, camkan itu!

Saat-saat sendiri seperti ini bagi saya adalah waktu yang kaya rasa. Kenapa? Iya, kadang saya bisa menjadi sangat bosan dengan kesendirian, tapi kadang juga bisa menjadi saat-saat terindah saya dengan imajinasi dan mimpi, dan menjadi saat produktif untuk menghasilkan tulisan -yang masih belajar- ini.
Kali ini saya ingin bercerita tentang kenangan kelam saya di dalam bis. Mengapa kelam? Yang benar saja, saya hampir melakukan tindakan anarkis di dalam bis mahasiswa. Arrggh, bisakah kau bayangkan betapa saya harus memompa kesabaran dengan sekuat tenaga untuk menahan keinginan saya melempar seseorang di dalam bis itu keluar jalan -tentu saja ketika bis masih berjalan-.
Mengapa pikiran saya bisa se-anarkis itu? Tenang teman, sekali lagi saya katakan saya anak manis. Tentu ada hal yang mengganggu saya sehingga saya ingin seribu kali melempar bahkan menendang orang itu ke jalan.
Hari itu....Saya kurang ingat persis hari apa. Yang pasti hari sudah sore dan ditemani hujan rintik setengah deras. Lagi-lagi saya pulang dari kampus dengan bis sendirian. Saya mengambil tempat duduk yang nyaman dengan seorang cewek. Di sebelah saya, ada sepasang manusia -ntah berprikemanusiaan atau tidak- (hufh, maafkanlah saya, karena saya hampir mati kesal dibuatnya) duduk berdua, sepertinya mereka sepasang kekasih, itu loh muda mudi yang mendeklarasikan mereka 'berpacaran'.
Mulanya saya tidak begitu peduli dengan sepasang pacar itu (?). Ntahlah, saya mau menyebutnya dengan sepasang pacar saja. Di awal-awal perjalanan, mereka seperti orang berpacaran umumnya, senyam senyum ntah bercerita apa, tapi lama kelamaan mereka tidak menyadari apa yang mereka lakukan di tempat umum! Kesal! Tentu saja saya bisa melihat gerak gerik mereka, karena mereka persis di sebelah saya. Saya tidak habis pikir bagaimana tangan si cowok ingusan dan bau kencur, laos, kunyit, serai, tomat busuk itu 'ngelaba' kesana kemari (maaf) ke si cewek. Allahurobbi.
Saya sungguh tidak tahu teman harus bertindak seperti apa dan sejauh mana. Pertama, tentu saja saya langsung memalingkan muka saya. Dosa!!! Saya pikir kejadian itu hanya akan berlangsung sebentar dan mereka akan sadar ini bis (tempat umum). Saya kembali menghadap lurus ke depan. Tapi tidak dapat saya pungkiri, luas pandangan mata kita tetap membuat saya bisa melihat gerak-gerik mereka. Kejadian itu berulang lagi! Lagi, lagi, si cowok terus ngelaba, dan yang saya herankan si cewek diam saja, seolah membolehkan dengan senang hati hal itu terjadi. Tidakkk!!! Saya sudah melempar pandangan sinis ke mereka, awalnya direspon, kejadian itu berhenti. Tapi lima menit kemudian itu terulang dan terulang dan mereka tak peduli dengan pandangan sinis dan risih saya. Seandainya cewek itu adalah adik perempuan saya, pasti sudah saya gampar, dan dapat saya pastikan saya sudah melempar ke jalan si cowok itu, tentu dengan muka yang sudah babak belur hancurr!
Apa yang harus saya lakukan? Saya benar-benar dilanda kegalauan saat itu teman. Saya tidaklah seberani itu menggampar mereka. Ternyata saya tidak sehebat itu melarang perbuatan maksiat terang-terangan di depan mata saya dan mencegahnya langsung dengan tangan saya. Yang saya lakukan saat itu, hanya selemah-lemahnya iman, saya hanya beristighfar sepanjang perjalanan dengan mata berkaca-kaca dan memohon ampun kepada Allah.
Saya betul-betul sedih..Sedih sekali rasanya melihat fenomena itu. Ntahlah saya tidak mau memposisikan bagaimana si cowok, karena saya sungguh benci dengan laki-laki itu! Sumpah serapah mungkin sudah saya lontarkan di dalam hati. Tapi saya sedih, ketika memposisikan diri dalam diri si cewek. Ya Allah..semoga Kau ampuni mereka, tunjukkan padanya yang benar dan yang salah.

a-ye-a-ya-h-yah ayah

Teringat masa kecilku kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu buatku melambung
Disisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu.
Kau inginku menjadi yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu jauhkan godaan
Yang mungkin ku lakukan dalam waktu ku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu

Andaikan detik itu kan bergulir kembali
Ku rindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati

-Saya suka lagu untuk ayah yang ini, kamu? Untuk ayah2 hebat di seluruh dunia. La la la la-

Kamis, 27 Oktober 2011

kalausukahati tepuktangan

jangankan kamu, saya pun tak tahu
apa yang terjadi
padahal sudah mencari kesana kemari
apa? apa kamu sudah tahu?
ah, peduli amat ya kamu
saya rindu
pada kamu atau pada rindu itu sendiri
saya tidak tahu
tolong jangan tanya saya lagi. Cukup sekian. Terima kasih.
^prok prok prok^

#kamu itu.....

Minggu, 23 Oktober 2011

ssssttttttt

Aku cari dia...
Ke ujung dunia, lalu lari ke anak tangga surga
tak ada
Jalan setapak petak petak, lalu kerikil di kaki bukit 
sia-sia
Tak tepian lautan, tak didaki gunung menjulang
hanya lelah 
Aku mencarinya..
Angin menghembus, rumputan bergoyang
aku diam
Awan berarak, langit berhias
aku diam
Si semangat
dia yang kunjung ditunggu akhirnya datang
melunaskan janji yang belum dia tepati
aku masih diam
dia masuk, aku diam
dia duduk, aku diam
dia diam, aku bosan
kutanya mengapa
dia cuma bilang pamit
tanpa memberiku kepastian
kapan ia kembali

Sabtu, 22 Oktober 2011

plegmatis, bukan?

Saya sedikit tertarik dengan mengenal tipe-tipe kepribadian yang saya kenal lewat buku, internet, psikolog (?). Mungkin karena tipikal mengamati saya yang menjadikannya menarik. Yup, saya suka mengamati. Jadi, hati-hati kalau dekat2 saya  *ngomong apa saya, saya anak manis kok,,beneran* Dari sekian macam tipe kepribadian yang saya ketahui, ini ciri-ciri yang yaaa mirip2 lah dengan saya, walau gak semua yg elo denger itu bener bro! Begini nih sumber yang saya dapat, maafkan saya lupa nama sumbernya:
Saya sang Plegmatis “Cinta Damai”
Orang plegmatis adalah orang yang tak suka konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau, sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya nggak terus berkepanjangan.
*izinkan saya berkomentar: saya memang tidak suka konflik dan saya rasa setiap orang seperti itu. Tapi, memang saya agak cepat bereaksi ketika berada di tengah konflik, yaitu kepala saya seperti mau pecah (pliss deh). Mendengar orang berdebat hebat sampai adu urat membuat saya frustasi (!). Disuruh apa aja mau? Owow, enak aja nih..Saya bukan pesuruh ya..Tapi selagi itu adalah untuk kebaikan umat dan semesta alam (lebay) saya akan rela melakukannya. Saya orang yang lebih memilih mengalah walaupun sebenarnya saya tidak salah, suatu sikap yang mau saya ubah nih, saya harus berani mengatakan kalau saya tidak salah, kamu donk yang harus berubah sikap! (kira-kira begitu).

Orang plegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda.
*komentar saya: kurang bersemangat? iyalah kali ya? mungkin cenderung terlihatnya seperti itu. Tapi kalau saya sudah memutuskan sesuatu, saya bisa menjadi semangat luar biasa dan tidak ada seorang pun yang bisa menghalangi saya,huwahaha. Kurang teratur? kalau makan gak teratur sih bener, teratur apa nih. Saya malah  suka keteraturan. Teman saya mungkin ada yang gemas melihat saya yang cerewet ketika saya bilang 'ih,,kok gak rapi sih?', adik saya juga sering jadi sasaran omel2an saya masalah rapi tak rapi. ~sok banget ya~ Dingin? enggak deh, saya selalu menghangatkan seperti matahari,hoho. Diam,ok. Kalem, iya deh. Menunda-nunda keputusan? Ihh,,kok tau sih? Saya memang begono noh, rada sulit menimbang keputusan penting, sampai bisa frustasi tujuh hari tujuh malam (?) Tapi, sekali lagi, kalau sudah diputuskan, saya tidak akan menyesal dan setia sampai setengah mati sama keputusan saya ~keputusan apa sih?~

Minggu, 16 Oktober 2011

neverending

Sepanjang perjalanan bukit-ampera-pamor-inderalaya, banyak sekali hal yang mengusik mataku untuk memperhatikan setiap kejadian.
Kemarin, ketika hari mulai menjingga dan semerbak angin sore mengelus-elus setiap hidung manusia yang tidak mau melewatkan nikmatNya, saya berusaha menikmati pemandangan semrawut lalu lintas. Ketika angkot berhenti, saya terfokus pada dua calon penumpang angkot lain. Sopir angkotnya cukup jeli melihat uang-uang yang berjalan (maksud saya penumpang). Dua calon penumpang itu adalah sepasang kakek dan nenek, sepertinya Chinese. Mulanya biasa saja, saya tidak begitu tertarik memperhatikan mereka yang sedang hendak menyeberang untuk naik angkot. Semenit, dua menit, tiga menit, tung itung itung, hingga lebih 15 menit, para penumpang lainnya sudah mulai menghentak-hentakkan kaki. Pak sopir pun ternyata tak tahan lagi menunggu, berteriak,"Ayo Bu, cepetlah nyebrangnyo!". Seketika saya melihat sepasang kakek-nenek tersebut. Sangat jelas terlihat si nenek berusaha menyetop mobil dan motor yang terus lalu lalang, tanpa berani menyeberang. Tangan kirinya membawa tas lumayan besar (entah apa isinya), pundak kanan juga menyandang tas besar. Si kakek pun begitu. kedua tangannya masing-masing membawa tas. Sepertinya mereka agak sedikit kewalahan. Tapi, ada lagi yang lebih menarik perhatian saya, yang saya rasa pemandangan itu menjadi istimewa....Tangan kanan si nenek memegang erat tangan kiri kakek. Romantis. (heleh,ngerti apa saya tentang kata satu ini). Iya, bagi saya, sepasang kakek-nenek yang sudah tua, saling menggenggam tangan untuk menyeberang jalan dengan muka takut2 kakek, nenek berusaha melindungi (hah?gak kebalik ya).

Sabtu, 15 Oktober 2011

aku vs insomnia

Pagi menjelang siang. Saya masih setia dengan si leppy. Lagi-lagi, hasrat hati untuk bercerita menggerakkan jari-jari saya di keyboard ini. Saya tidak punya ide yang luarbiasa saat ini -sok banget saya ya? emang kapan saya punya ide luar biasa "_" - Saya jadi teringat salah seorang teman saya yang bilang saya gak kreatif! Hufh. Kau tahu apa reaksi saya waktu itu? Saya mengiyakan. Hoho, hellow ada apa dengan diriku?? Seharusnya saya marah donk! Okelah, terima kasih buat seseorang yang sudah mengingatkan ketidakkreatifan saya :(.
Inilah saya apadanya teman, bukan seadanya ya (tolong dicatet). 
Cukup untuk memori saya akan 'tidak kreatif'. Tolonglah ya, saya itu kreatif tahu...huhu. Buktinya? Walaupun saya tidak menyadarinya, ternyata ide-ide 'gila' dan 'ngocol' saya sering diterima loh sama orang lain. Masa' sih? Salah satunya, nama Selusin Generation, secara sotoy saya menceploskan nama itu untuk grup akhwaters barokah 07. Eh, ternyata diterima! dan eksislah sampai sekarang. Salah duanya, saya pernah ngusulin suatu kado untuk salah seorang teman (walaupun benar2 maksa nih kado). Eh, ternyata terjadi kesepakatan diantara akhwaters lagi. Waduh,,saya gak ikut-ikutan deh untuk masalah yang satu ini. Sekali lagi, saya suka keceplosan mengeluarkan ide gila. Tapi kok ya diikutin, heran. Maaf ya teman, sebenarnya saya gak serius2 amat mengeluarkan suatu ide, saya sendiri gak sadar kali ya dengan apa yang saya katakan (payah banget gak sih saya).
Inilah saya, mohon maaf banyak2 ya atas semua kekurangan saya. Doakan saya memperbaiki semua ini teman (loh?). Saya jadi teringat, ah, saya banyak nih salah sama nyai Ela, Ana, dan Pi2t. Mereka pasti paling tahu seorang resti itu seperti apa. Saya selalu merasa gak enak nih kalau inget kesalahan saya sama mereka -lebay deh, gak gitu2 amat salahnya-. Saya sering meninggalkan tugas kelompok dan membiarkan mereka gak tidur semaleman karena tugas itu. Jangan kau tanya saya pergi kemana? Karena jawabannya: tentu saja saya tinggalkan tidur! Huhf. Saya adalah seorang penidur 3 detik. Hebat kan? Maafkanlah saya ela, ana, pipit..Sebenarnya sudah berusaha untuk tidak tidur dengan segelas kopi radix dan dua butir habbatussauda. Tapi ketika jarum jam sudah lewat pukul 12 malam, sekuat apapun saya berusaha, saya tetap akan tidur. Selalu begitu, sehingga teman-teman saya yang baik hatinya itu pun sudah memaklumi kalau saya memang harus tidur,tidak lebih dari jam segitu. Makasih ya teman2ku .

Jumat, 14 Oktober 2011

tattittudMILADtattittud

...tengtengtungtungtangtung..
...tulilalililutlilalilut..
tentu saja itu bukan suara perutku walau memang sedang lapar :p
juga bukan suara si mamang es tongtong yang tengah berkeliling menjajakan esnya pada anak-anak lugu yang suka sekali jajan sembarangan *ups, bukan maksud saya mengucilkan mamang es tongtong.
-halah,kok jadi cerita es tongtong ya,,stoppp-
maaf kelamaan membuatmu penasaran itu suara apa? Itu salah satu hobi saya, membuat orang lain berkecamuk dengan rasa penasaran,haha.
Apa? Baiklah, akan kutakan sekarang. Itu.....suara....si coki. What? Kau tidak kenal dengan coki? Ah,payah..
Itu loh, si coki itu nama kesayangan hape ku. Kenalan dulu geh..-kumat lagi-
Sial. Eh, salah, alhamdulillah ya Allah....Sms sedari tadi terus mendarat ke coki. Sampai-sampai saya sedikit kewalahan menghapus sms2 lain yang tak penting dan yang sudah lama mangkir di inbox saya. Maklumlah, coki memang hape sederhana yang memori nya kecil. Sekalian deh minta maaf sama rekan-rekan yang mungkin kelamaan ya nunggu balesan sms dari saya, ya (sekali lagi) maklumlah, memorinya suka kepenuhan, jadi sms masuk sering terlambat.
Oke, lupakan sejenak si coki.
Hari ini, di saat setiap detik yang berjalan, menggulung kemudian menghempas. Jika orang lain harus menghabiskan hari seperti ini dengan ruah meriah pesta fora, atau dengan berkumpul dengan teman-teman sebaya untuk berfoya. Maka bagi saya itu ter-la-lu!
Aha, karena saya bukan seperti itu, lebih tepatnya karena saya tak punya uang kale -ngaku aja deh-
Gak! Beneran deh. Hari ini saya sudah merasa cukup bahagia di tengah ketakutan saya, rasa khawatir begitu besar bagai monster waktu yang siap berubah menjadi raksasa dan melilit leher saya (korban film power ranger). Okok, sekarang serius.
Detik ini, ketika surya menarik diri mundur perlahan dengan anggunnya ke peraduannya. Cantik. Rona semburatnya mewarnai cakrawala langit yang gagah menantang malam. Saya memilih menikmati tiap langkah mesin waktu pengubah zaman dengan memaknai sendiri. Dalam ruangan yang tak lebar. Karena sejatinya sang waktu membisikkan tempat yang lebih sempit dari ini sebagai tempat terakhir persinggahanku kelak. Tempat berakhirnya sandiwara kehidupan, karena saya tak lebih memainkan peran dalam skenario hidup dariNya.Merenung, telisik ke dalam sedalam2nya, tak mampu ditembus kasat mata. Lebih mikroskopik dari sel-sel hidup yang kini berdesir kencang di dalam tubuh saya. Hanya tiga kata yang bisa mewakili penelisikan mata batin saya: sedih, bahagia, terima kasih.

Kamis, 13 Oktober 2011

freenflytome

Emm,,
Unggg,,
Saya katakan tidak ya.
Apa kau mau mendengar? mau? umm,,kamu tidak mau :(
Terserah deh mau atau tidak. Sekarang pasang telingamu. Buka kedua matamu.
Saya mau mengatakannnya, karena jarang saya temukan keberanian.
Saya ingin menjadi sebebas burung, seperti resplendent quetzal, helmeted hornbill, atau si cantik biru hoatzin.. Melayang dengan sepasang sayapnya, menembus cakrawala.
Tapi saya tak punya sayap.
Sehingga sang burung mengganti sayapku dengan pena.
Tulislah, katanya.
Saya bisa bebas terbang dengannya.
Saya ingin menuliskan apa saja tentang saya, kamu, kita, dunia.
Biar huruf menjadi kata, biar kata menjadi kalimat, biar kalimat menjadi utuh.
Tulisan saya. Biar menjadikan saya sesuatu yang abadi. Saya punya dunia sendiri yang tidak kalian miliki (eitz..bangga).
Dengannya saya merasa bebas. Bebas mengekspresikan apa yang tidak bisa saya ekspresikan padamu. Saya merasa tidak perlu sesuatu hal pun yang saya khawatirkan tentang pandanganmu. Saya adalah saya. Suka ataupun tidak itu bukan menjadi urusan saya (weh,lagi2). Karena dengannya saya merasa puas luar biasa, meluapkan apa yang tidak bisa saya luapkan padamu. Menjadikannya jelmaan hikmah atau curahan jiwa yang mengejawantahkan diri saya dalam bentuk sejujur-jujurnya.
Itulah yang ingin saya katakan. Kamu dengar kan?
Itulah, yang tidak bisa saya sampaikan, sehingga tertuang dalam tulisan, tentang saya dan kebebasan.

seorang gadis sederhana yang ingin bebas menjadi dirinya -Resti- 

tomorrow, who knows?

karena saya tidak tahu apa yang akan terjadi esok.
edisi kali ini, saya akan banyak mem-flashback apa saja yang telah dan belum saya lakukan.
mengingat besok adalah hari yang begitu saya takutkan. Ya, saya takut teman. Memang, hari itu tak ada nilainya sama sekali, nothing special with tomorrow! Tapi, bagai sebuah bom waktu yang siap meledak! Detik demi detiknya sedang berjalan sekarang. Ya,setidaknya seperti itu yang saya rasakan.
Saya mau berceloteh, biarlah jelas atau tidak, sekedar menuangkan uneg-uneg dalam hati. *haha,apa sih res?
Saya takut. Saya takut! Saya takut?
Ah, apa kau mengerti apa perbedaan rasa yang saya sampaikan dari ketiga pernyataan saya di atas walaupun komposisinya sama.
22.
kalau saya seorang siswa,maka saya tak suka dengan angka ini (peringkat 22). Kalau saya sedang ujian, saya tidak suka mendapat skor ini (cuma dapet 22). Kalau saya....kalau saya.....
huhhh!
lebih parah dari itu. Tomorrow = 22
Angka kembar yang cantik :)  Tapi,,saya merasa belum cukup apa2 untuk menyambut usia itu. Dewasa. Sebuah kata yang sulit untuk dipertanggungjawabkan. Saya bukan teenagers lagi.
Saya takut, karena sesungguhnya setiap bertambah angka dalam usia ini adalah berkurangnya kontrak hidup dengan  Sang Ilahi. Karena setiap desah nafas adalah satu langkah menuju kubur. Setiap detik adalah satu langkah menuju maut. Dan saya tidak bisa apa-apa..Bahkan untuk mengundurkan sedetik saja saya tidak bisa.
Saya tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Yang saya tahu, saya selalu ketakutan jika besok datang, begitu setiap tahunnya.
Allah..masih banyak yang belum saya lakukan.
Saya ingin memberitahukan ke seluruh dunia inilah saya. Apa adanya saya. Ingin saya membahagiakan orang-orang yang selalu membuat saya bahagia bersama mereka. Saya ingin....

(in my fear, i told)

Selasa, 11 Oktober 2011

a reflection

waktu
biarkan aku berhenti sejenak
ku ingin merenungi semuanya
apa yang sudah kulakukan
di usia yang tak terbilang kecil sudah
bagaimana aku habiskan engkau
dengan niat-niat yang tidak selamanya dalam keterjagaan
dimana aku berjalan
dengan santai atau setengah berlari mengejarmu
siapa yang aku tuju
ketika bersamamu
waktu
biarkan aku berhenti sejenak
ketakutan begitu angkuh menaklukkan
di usia yang tak terbilang kecil sudah
dari renungan singkatku yang khidmat
aku ingin tahu apa yang telah aku lakukan
dalam mengisi warna hidupku

(a reflection....3 days to twin number of my life)

akselerasi, tak cuma mimpi

Agenda besar PMLDK Unsri 2011 telah selesai dilaksanakan. Terlepas dari berbagai macam kekurangan dari segi teknis pelaksanaan, saya pikir agenda dengan tujuan besar untuk akselerasi lembaga dakwah di kampus unsri ini sudah cukup berhasil membuka jalan, memberi secercah harapan dan membuka pemikiran para aktivis di lembaga dakwiy untuk mengembangkan potensi besar yang kita miliki, baik itu secara personal maupun jamaah.
Terlepas juga dari kekecewaan saya terhadap jumlah peserta (especially akhwat) yang hanya sepersekian persen kecilnya yang hadir dari ratusan nama yang ada di lembar absensi delegasi peserta.Iya, tidak usah terlalu larut dalam kecewa, karena hanya membuat jiwa-jiwa menjadi lelah dengan kekecewaan. Masih banyak yang harus diselesaikan, butuh jiwa-jiwa yang segar, penuh semangat kebaikan.
Terlalu klasik jika kita harus berputar-putar dengan masalah: mengapa hanya sedikit yang menyanggupi untuk hadir, mengapa semangat kader kita menurun, mengapa oh mengapa. Yah, mari ubah pertanyaan kita, jangan terus bertanya mengapa karena ujung-ujungnya adalah wallahualam, sekarang mari kita berpikir bagaimana.
Itu yang coba saya suguhkan, bagaimana, di saat sharing se-akhwatan pengurus lembaga dakwiy kampus unsri.
Ternyata akhwat itu cukup vokal juga ya, semua mau berpendapat dan dengan leluasa menyampaikan uneg2 nya ketika dinamakan ayo kita sharing ukhti...(akhwat banget,rumpi deh), tapi ini rumpi dalam hal kebaikan insyaallah..
Sedikit banyak ada yang menyampaikan: mbak, saya kecewa, kenapa hanya sedikit yang hadir atau mbak, mengapa agenda2 kita selalu 4L? Tapi selebihnya pembahasan cenderung ke syiar. Ternyata banyak juga yang tertarik dengan pensyiaran.
Ukhtifillah,
Lewat agenda inilah, sebenarnya kita mau melihat dan mengukur kembali kekuatan lembaga dakwah kita. Seberapa besar kekuatan kita, seberapa semangatkah pengurus kita ketika diseru. Besar harapan kita, pengurus lembaga dakwah menunjukkan antusiasme ketika diseru karena ini agenda bersama demi mengembangkan lembaga kita, menjadikan lembaga kita lebih baik. Namun, harapan kita ya hanya harapan. Inilah realitanya bukan? Sudah jelas disuguhi wasilahnya, tapi..(ah sudahlah),sayang sekali memang. Tapi, tetaplah berpositive thinking pada saudara-saudara kita. Jangan terlena karena kecewa. Berbanggalah karena kita jadi bagian yang sedikit itu. Karena pejuang itu jumlahnya tidaklah banyak. Tapi, tetap menjadi tugas kita mengajak dan merangkul mereka, saudara kita.
Lalu, saya agak sulit menjawab jika ditanya mengapa agenda-agenda yang sedemikian rupa kita persiapkan, eh ternyata hanya dinikmati oleh kita-kita juga. Saya juga tak habis pikir untuk hal yang satu ini, sudah memutar sana-sini, si otak tidak juga dapat menjawabnya (haha). Jadi, yuk mari, bagaimana agar hal itu tidak terjadi? Nah,,cling!! Otak saya bisa lebih santai untuk memikirkannya. Tidak ada yang salah dengan konten syiar yang kita tawarkan ke objek dakwah kita, karena segala hal yang menyangkut kemaslahatan adalah benar. Hanya saja, kita sebagai agen distributor kebaikan harus sedikit lebih jeli. Maksudnya? He em, karena apa yang kita tawarkan pas gak sih dengan yang mereka butuhkan. Itu masalahnya.
Nah, kalau ditanya, berdasarkan pengalaman sebelumnya, objek dakwah kita itu biasanya lebih cenderung tertarik dengan syiar yang lebih humble, gak menyeramkan, ya walaupun gak sedikit juga yang butuh kajian-kajian syar'i seperti fqh solat dll. Jadi, sebaiknya memang kita kenali dulu objek kita. Mereka tipikal seperti apa. Sering-sering lakukan observasi, bisa lewat penyebaran kuisioner atau saran dan kritik terbuka terhadap lembaga pensyiaran kita.
Sesungguhnya masih banyak solusi-solusi praktis yang bisa dilakukan oleh kita. Tahun ini tidaklah sama dengan tahun kemarin, atau dengan tahun yang akan datang karena dakwah kita terus berkembang. Jadi, permasalahan apa yang akan kita hadapi ke depan tentu akan berbeda solusinya dengan yang sekarang.
Para distributor kebaikan di kampus unsri tentulah orang-orang pilihan Allah, yang cerdas dan kreatif.
Dalam kesempatan sharing2 itu pun saya melihat semangat yang luar biasa dari mereka (akhwat2 cerdas).
Yap, akhwat pun harus siap dengan dinamisasinya, semangat para akhwat lembaga dakwiy ini harus terus terjaga karena ke depan tantangan dakwah itu pasti lebih menantang bukan ukhti? Dan saya yakin dengan semangat yang tersemat di dalam diri mereka dan pemikiran yang visioner dari mereka kemarin adalah titik tolak akselerasi lembaga dakwah kita. Allahuakbar!

Senin, 10 Oktober 2011

gara gara gastrik

ah, gastrikku terasa bagai diaduk-aduk, kacau!!!
jangan sampai reaksi penolakan itu terjadi lagi..hoaks.
Dua kali turun naik angkutan umum dan agenda full dua hari ini cukup membuat penglihatanku kabur.
Si gastrik terus meronta.
Aku berpikir bagaimana cara membujuknya agar berhenti untuk diam sebentar.
Penglihatan makin memperparah keadaan, kali ini aku melihat orang-orang di sekitarku seperti melayang dan masing-masing mereka memiliki duplikat..Helehheleh.
Wah, si mamang sopir angkot juga tak bisa diajak kompromi. Lagu yang tak jelas nada dimana, lirik kemana, musiknya gimana, ia setel sedemikian besarnya, membuatku benci tuk mendengarkan musik tuk saat itu.
20 menit berlalu..Alhamdulillah.
Penyiksaan terhadap membran tympani-ku berakhir. Aku turun dari angkot seperti orang pesakitan, sakit telinga, sakit kepala, de el el deh..
Mataku sibuk mencari ada apa gerangan yang bisa kujadikan sahabat gastrik.
Aha! Roti bakar..
Tanpa pikir panjang, kakiku melangkah mendekati gerobak roti bakar. Sepi.
Hanya ada seorang laki-laki muda yang sedang duduk di bangku tunggu, dengan jeans belelnya, baju sweater yg bemerk mahal, sepatu kets, lengkap dengan aksesoris2 gaul yang ia lekatkan di leher dan tangannya. Tangannya tengah sibuk dengan tombol2 hape (sepertinya bb).
Kembali ke rencanaku membeli roti bakar tadi.
Si mamang yang jualan rotinya mana ya?
Celingak-celinguk aku mencari si mamang. Laki-laki muda tadi hanya memperhatikanku. dan akhirnya dia bertanya. "Cari siapa mbak?"
"Hmm,,yang jualan rotinya mana ya kak?" tanyaku. Laki-laki itu tersenyum, dan jari telunjuknya menunjuk ke dirinya. OOps...
"Kirain mbak mau cari siapa.." katanya.
"He..Saya kira kakak lagi numpang duduk aja disitu dan lagi nungguin mamang roti bakar juga.."
"Kenapa ya mbak? Emangnya gak ada tampang saya jualan roti ya?" ujarnya sambil senyamsenyum.
Heh? Malu dan menyesal deh.
Iya, saya sudah membuat mamang roti bakar ge-er sore ini. Senyumannnya gak berhenti2 selama memanggang roti cokelat-keju yang kupesan. Ops ops ops, ya, setidaknya sudah membuat orang lain senang di tengah lelahnya hari ini..Alhamdulillah ya?

Jumat, 07 Oktober 2011

pahlawan kita semua


Bismillah..
Pagi ini mendung tak berhujan.
Saya terhanyut dengan kisah-kisah pejuang-pejuang yang terlihat lemah namun menyimpan begitu besar kekuatan di dalam dirinya. Ya, mereka yang anggun lagi perkasa. Ibu.
Saya rasa tak ada satu pun orang di dunia ini yang tak mencintai sosok wanita satu ini (red:ibu). Walaupun ada banyak suguhan-suguhan di media yang menceritakan anak yang durhaka pada ibundanya.
Saya rasa juga setiap orang pasti terenyuh ketika mengenang jasa ibu, dan begitu takut jika harus kehilangan sosoknya.
Kompleks, rumit, dan tak mampu diukur dengan logika jika kita harus menjelaskan alasan mengapa ibu begitu penuh cinta, rela berkorban, penuh pemaafan. Ah, siapa anak yang mampu mengukur dalamnya kasih sayang ibunda?
Kawan, kali ini izinkan saya bercerita tentangnya.
Tentang seseorang yang dipuja oleh seisi dunia.
Bersyukurlah jika sampai hari ini, kita masih diberi kesempatan leluasa untuk melihat wajah ayu itu, atau sekedar mendengar suara lembut itu, atau merasakan tangan halus sucinya mengusap air matamu.
Berbahagialah ketika sampai hari ini kita masih dapat berceloteh tentang mimpi-mimpi dengannya. Atau mendengar doa-doanya yang ia lantukan di sujud-sujud panjangnya.

Sedikit kembali pada wacana saya tentang suguhan media tadi. Pagi ini, ketika saya melihat salah satu acara di televisi tentang kisah-kisah heroik ibu, maka saya kembali menakar arti cinta seorang ibu.
Kawan, entah saya yang begitu mellow atau tidak, kisah-kisah itu begitu menakjubkan bagi saya. Bagaimana seorang perempuan yang lemah itu dengan gagahnya menanggung amanah-amanah begitu berat. Bukan hanya sekedar mendidik, tapi juga menghidupi nyawa-nyawa yang amat sangat ia cintai. Caranya pun tidaklah mudah kawan. Perempuan yang menjadi single fighter setelah ditinggal suaminya. Saya pikir alangkah berat pekerjaan yang harus ia lakukan demi orang-orang yang mereka cintai. Dan rata-rata alasan mereka sama. Ini semua demi anak-anak. “Saya ingin anak-anak saya bisa sukses, tidak merasakan penderitaan seperti saya. Anak-anak saya harus menjadi orang berhasil”.
Walau harus mengangkut batu-batu kapur yang berat di daerah terjal selama 8 tahun. Walau harus berjualan sayuran keliling kampung dengan kaki yang mulai melemah. Walau harus membersihkan tempat satu demi tempat lain dengan upah seribu dua ribu saja.
Ah, ibu.
Kisah-kisah ibu super ajaib di mata saya, yang mungkin masih banyak lagi yang tidak terungkap. Yang bisa diungkap hanya cintanya, yang semua orang tahu, kasih ibu sepanjang jalan...
Ibunda.
Entah berapa banyak salah yang kami buat. Entah berapa banyak air mata dan keringatmu yang bercucuran demi kami, tanpa kami tahu itu.
Terima kasih bunda. Dunia dan seisinya pun kurasa tak cukup membayar pengorbanan seorang ibu.
Allah, sayangi perempuan-perempuan bernama ibu di dunia ini. Mereka pahlawan-pahlawan berhati mulia.
Jaga ibuku dan seluruh ibu di dunia ini.
Ibu,, terima kasih ya,, aku mencintaimu..

HOW

Bagaimana jika sesuatu tidak seperti bagaimana arti seharusnya.
Bukan.
Bukan sebuah pertanyaan tapi pernyataan.
bertahan untuk mengerti.
bertahan untuk memahami.
teruslah memberi, jauh dari harap diberi.
teruslah menerima, meski konsekusinya tidak bisa diterima.
setiap beri belum tentu berbalas.
bukan salah putih,
tapi hanya karena ada warna lain yang mungkin bisa melukis semburat
duka atau suka

Rabu, 05 Oktober 2011

galaugalaubahagia

aku bisa menyulap 3 menit menjadi sejarah
yang mengubah pandangan dunia
tapi, 3 menit nya??
hufh "_"
aku
kenapa mesti aku?
apa harus aku?
karena aku tidak suka hanya aku
sebab aku ini bukan sendiri
ada Dia dan mereka
mungkin bukan karena aku
hingga tetap disini
tapi
ada Dia dan mereka
jadi.....
galaugalaubahagia

Selasa, 27 September 2011

Kau Malaikatku

Gelap
Pekat
Memaksa untuk meronta
Kering
Gersang
Menyiksa dalam kehausan

Saat itu dewiku datang
ia bawa pelita penerang kegelapanku
dan ia bawa telaga menggenangi kekeringanku
Seisi dunia memuja cintamu
aku pun tak dapat memungkiri itu
Aku butuh cintamu
Aku selalu haus kasih sayangmu

Jangan sampai tetesan bening itu jatuh dari sudut matamu, malaikatku
Karena laramu menyiksaku, bahagiamu itu citaku
Hati kecilku berkata, terus berkata
Tetaplah selalu di sisiku
IBU......

Sabtu, 17 September 2011

Aku dan Nek Anangku

Mengapa harus aku dan nek anang (lagi)?
Entahlah, karena aku begitu merindunya sekarang..Semoga engkau sedang tidur tenang di sana, sampaikan salamku pada Allah ya nek..Bagaimana? Apa engkau sudah bertemu dengan bidadari-bidadari yang sering kau ceritakan dulu padaku disana? Hmmph...

Aku dan nek anangku. Begitu banyak kata yang akan tercatat jika harus menggambarkan betapa berartinya ia dalam hidupku. Begitu merekah senyuman tatkala aku mengingat hal-hal indah bersamanya.
-Cerita ibuku- Resty memang sedari kecil sudah dekat dengan nek anangnya. Kira-kira umurku saat itu baru 3 tahun. Tapi aku sudah begitu mengenali sosok kakek kebanggaanku itu. Tiap pagi, kakek sering pergi ke arah pasar baru, kurang tau persis hal apa yang biasa beliau lakukan disana, tapi biasanya kakek rajin ke kantor pos, mengirim surat untuk anak-anaknya yang sudah jauh-jauh merantau ke tempat orang. Kembali ke suatu pagi, sepulangmya, kakek selalu pulang melewati rumah kami. Aku, si kecil, yang suka sekali bermain-main di teras rumah, pasti melihat nek anang. Maka, kau pasti bisa menebak apa selanjutnya?
Aku pun dengan bahasa yang belum jelas dimengerti setiap orang, memanggilnya sambil menangis-nangis, "nek nang...!!" tentu saja dengan lari-lari kecil mengejarnya..
Ibuku pun kewalahan mengejar resty kecil saat itu..Nek anang pun mengambilku. Tangisku baru berhenti ketika nek anang sudah meletakkanku di pundaknya..^^ Indah sekali, walau aku tidak ingat persis bagaimana rasanya digendong di atas pundak nek anang...
Bayangkan, nek anang suka jalan. Beliau menggendongku sambil berjalan. Pasar lama-bandar agung itu bukan jarak yang dekat..

-Cerita nenekku- Darah seni nek anang menurun pada Resty,,,
Hoalah, aku punya darah seni apa? Yaa, bisa dibilang sih, aku memang suka seni.
Aku hobi menyanyi (dan suaraku lumayan lah,hehe,,muji sendiri),,dulu waktu smp sampai sma kelas 1, aku hobi juga menari, kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih ya itu..Tapi hobinya dikubur dalam-dalam ketika terpilih untuk menari daerah saat ada kunjungan SMA lain ke sekolahku..Ahhhh,tidakk..Alasannya? Adalah..Ada satu dua hal yang mengurungkan niatku saat itu..
Aku juga suka menggambar..
Aku punya cerita lucu untuk hobi yang satu ini..Waktu aku kelas 2 SD, pernah nek anang membuatkan pr menggambarku. Bu guru pun terkesima dengan gambaran yang aku kumpulkan. Bagaimana tidak, pelajaran menggambar itu paling banter nilai tertinggi adalah 80. Tapi sejak gambaran nek anang itu, nilai tertinggi aku ciptakan untuk pelajaran menggambar, 100, (hehe,,piss ya buk)
Tapi sejak itu aku merasa bersalah loh..Aku merasa berdosa (hiks) karena berbohong. Ingin rasanya berkata "Bu,,,itu bukan gambarku..tapi...nek anangku yang gambar,,,hiks hiks".
Sebagai bentuk penyesalanku dan untuk menebus kesalahanku, aku jadi belajar mengggambar. Apa saja..
Melihat kertas kosong sedikit,,maka ide-ide pun muncul,,gambar,,ayo gambar..
*di rumah, aku bisa melihat sendiri lukisan-lukisan nek anang yang begitu indah..Tak jarang teman-teman se-kantornya dulu sering minta dilukiskan oleh nek anang.

Aku suka menulis.
Yaa,,entah berbobot atau tidak, aku suka menulis. Dari puisi, fiksi, dan diary,,hehe..
Ternyata nek anang lah yang punya bakat menulis. Nenek sering menceritakan, nek anang adalah penulis tetap di majalah Waktu pada zamannya..Gak tau ding itu tahun berapa..
Waktu nenek minta aku bacakan cerpenku "Semua Karena Cinta" yang isinya adalah tentang nek anang,, nenek menangis tersedu. Resty memang cucu nek anang..Darah nek anang menurun padamu,cu...(Benarkah??)

Sebenarnya, kalau ditilik-tilik memang benar.
Kalau kulihat ayah. Ayah tak punya darah seni. Ibuku juga.
Ayah pun sendiri yang bilang," Resty nih kecerdasannya dari nek anangnya"..
Hoho..kok bisa ya?
Wallahualam..
Kalau aku melihat kembali isi lemari pribadi nek anang..
Kulihat buku-buku yang berhalaman tebal disana..Bacaan berat. Beberapa ada yang berbahasa inggris. Nek anang hobi membaca, sangat hobi. Di bagian yang lain, aku temukan kaset-kaset lagu..yang rata-rata lagu Minang dan Melayu. Itu lagu-lagu kesukaannya.

Nek anang...
Aku sangat merindukanmu..
Sekali lagi, sampaikan salamku pada Allah..dan juga tanya pada-Nya,,apa doa yang aku kirimkan untukmu...
Betapa aku mencintaimu,
sungguh aku mencintaimu....

Rabu, 07 September 2011

WELCOME MY NEW LIFE!!!

Mungkin akan terkesan agak kurang pas ketika saya katakan selamat datang kehidupan baruku. Karena saya sendiri sedikit bingung jika harus menjelaskan ‘sesuatu yang baru’ yang kini saya rasakan.
Saya adalah bagian dari lingkungan. Lingkungan itu yang kini beranjak, berubah, seolah berlari meninggalkan saya yang tetap seperti ini saja. Iya, setidaknya itu yang saya rasakan sekarang. Teman, memang sulit untuk dijabarkan dengan bahasa verbal. -,-
Oleh karena itu semua, saya tidak mau tetap seperti ini, saya juga mau berubah! Dan harus berubah! Pun dengan status yang sama, saya harus berani untuk keluar dan mencoba memandang dunia dari belahan sudut yang lain.
Berani untuk bermimpi
Lihatlah dunia, kan kau temukan aku bahagia
dengan memeluk mimpi
yang segera menjadi nyata
Lihatlah waktu, aku tak lagi sama
dengan kemarin atau sebelumnya
karena aku adalah sesuatu yang baru

Jumat, 17 Juni 2011

Tanpa Judul

Kamis, 16 Juni 2011

Siang ini aku pulang dengan langkah gontai. Entah bagaimana orang lain menilai jika melihat raut mukaku. Kacau.
Hujan gerimis setengah deras. Aku biarkan saja tetesan air hujan, sengaja pelan kaki berjalan, biar air hujan ini membasahi tubuh yang banyak dosa ini ya Rabb, biar ia membersihkan dosa-dosa, biar ia menyejukkan hati yang tiba-tiba menjadi gersang dan penuh pertanyaan. Iya, pertanyaan yang belum jua bisa dijawab. Entah jawaban itu ada atau tidak atau tetap selamanya akan menjadi sebuah pertanyaan.

Yang jelas, sekarang aku rasakan, aku iri. Iri pada mereka yang subhanallah bisa mempertahankan prinsipnya. Bisa memperjuangkan kemauannya. Yang tidak pernah aku dapatkan. Ah, hari ini aku banyak tertohok dan berkaca.

Memang semua kejadian begitu beruntun, yang jika aku urutkan maka ia menjadi sebuah pembelajaran.

Sedari malam tadi, sulit sekali untuk memejamkan mata. Padahal aku begitu lelah, ingin sekali menurutkan hak mata ini untuk rehat. Tapi hati ku tak bisa tenang. Pertanyaan itu selalu menggangguku. Hingga siang ini, aku dibenturkan pada sebuah kenyataan, yang sekali lagi membuatku iri, malu, sedih. Ah, apalah arti diriku dibandingkan mereka. Dan akhirnya pertanyaan itu semakin membuncah, aku sendiri tidak tahu, butuh jawaban atau tidak. Apakah akan lebih pahit jika aku tahu jawabannya?

Aku malu karena ada di luar sana, mereka yang luar biasa dengan ketawadhuannya, begitu terjaga keikhlasannya, tanpa embel-embel apapun. Ah, betapa aku iri sekaligus malu. Setiap kata-katanya, adakah itu jawaban atas pertanyaanku?

Bukan karena kecewa aku terdiam.
Tapi karena pertanyaan yang belum jua bisa aku dapat jawabannya.

Ya, aku adalah seperti itu. Dari awal aku katakan, aku tidak mau diandalkan. Karena memang tak pantas untuk diandalkan. Akan lebih nyaman ketika bergerak, akan lebih terjaga niat ini ketika jauh dari rasa punya hak dan wewenang.
Begitu indahnya ketika mereka bekerja karena keinginannya untuk disana. Sepenuh hati menyemai untuk menuai hasilnya kelak. Mereka dengan lantang mengatakan ‘apa lagi yang bisa aku kerjakan?’

Aku iri.
Akankah lebih baik ketika kerja tidak terlihat, biar Allah dan RasulNya yang tahu?
Bekerja karena hati yang menuntun bukan karena perintah ataupun hak dan wewenang tadi?
Aku yakin, pemahaman mereka baik, mungkin jauh lebih baik. Memang ada satu dan lain hal yang memang harus kita pertahankan untuk hak pribadi kita.

Tapi setidaknya hari ini ada yang membuat aku bersyukur karena aku tidak memperlakukan mereka seperti waktu itu aku diperlakukan. Karena tugasku adalah mendengarkan, bukan memaksa.
Yang aku sesali, mengapa aku tidak mendapatkan kesempatan untuk berbicara saat itu, yang ada hanya kata ‘harus’.

Sekali lagi, aku masih bertanya.
Mengapa aku ada disini? Kalau kau bilang karena Allah yang memilih, ah, itu jawaban klasik, karena kau tak punya jawaban bukan?
Aku bertanya bukan karena aku mengingkari keputusan atau ingin menjadi orang munafik. Setidaknya ada ruang-ruang kosong di hatiku yang aku takut terisi dengan jawaban yang salah ketika aku tak mendapatkan jawaban yang sebenarnya.

Entahlah, saat ini aku dibilang butuh apa? Terkadang katanya perempuan tak butuh solusi. Hanya butuh didengarkan dan penguatan. Kalau memang jawabannya kau tak punya jawaban, maka kuatkanlah.

Rabu, 08 Juni 2011

Keajaiban Itu Tipis Sekali (part 2)

Teman, tulisan ini mungkin terdengar seperti catatan harian..Tapi tujuan lain saya menulis ini adalah untuk berbagi makna, untuk belajar dari setiap peristiwa di sekeliling kita. Silahkan ambil hikmahnya yang dianggap baik, dan tinggalkan hal-hal yang dirasa tak baik untuk dijadikan pelajaran.

Hari penentuan pun tiba..
Sedari kemarin aku sudah tak peduli dengan seminar (he..), jadi aku memilih untuk menghabiskan waktu di kampus saja, mondar mandir, nemenin teman syuro, mondar mandir lagi, untuk menghilangkan cemas.
Padahal, schedule awalku adalah ke ruang baca, persiapkan presentasi, baca lagi literatur, dan lain lain... Yaa, lupakan saja hal itu, pikirku.

Menjelang malam, akhirnya aku sentuh juga laptopku. Aku print powerpoint dan makalah..Ya,ternyata aku masih punya harapan. Latihan presentasi dulu..Yuk...
Handphoneku berdering...
Dosenku! Semoga good news..
Kesimpulannya, ibu tidak bisa datang besok, 'tapi'....
Laptop langsung kumatikan, kubereskan semua print-an ku. Ok, it's the answer..

Teman, dalam kalimatku sebelumnya ada kata 'tapi', yang nanti kujelaskan.
Pagi pun tiba..
Aku bersiap menuju kampus tercinta, dengan pakaian rapi, seperti layaknya mahasiswa yang mau seminar (he..).
Handphoneku berdering lagi. Sahabatku.
Ternyata dia mengetahui problem ku. Lama ditelpon, ia menguatkanku, menasihati, marahin juga sih (jangan cengeng donk res, he...,tau aje). Ya, beliau memang sangat tahu karakterku, saat terbentur masalah atau kondisi stres maka hal yang pertama akan kulakukan adalah menangis (hoho). Sulit memang menghilangkan kebiasaan jelek satu ini..
"Sudah, jangan nangis lagi yo. Tunjukkan kalau kau kuat res. Masa' cuma gara2 ini nyerah sih?"
yap, betul. Jadi malu :p

langkahku tak ragu lagi menuju kampus pagi ini. Tak tanggung-tanggung, satu jam lebih awal aku datang. Layaknya seperti mahasiswa yang mau seminar. Padahal bukan itu, tujuanku adalah mendapat kepastian dari kata 'tapi' pembimbingku tadi malam.

Namun, setibanya di kampus. Salah seorang temanku yang akan maju seminar hari ini menangis di pundakku, butuh penguatan. Satu jam sebelum seminar pagi ini ia mendapat kabar bahwa kedua dosen pembimbingnya tidak dapat hadir seminar karena sedang sakit. Allahu Rabbi,,. Aku biarkan dia menangis dulu sepuasnya, karena aku pun demikian saat berada di posisinya kemarin. Setelah ia pun reda menangis,baru aku bisa menguatkannya dengan kata-kata yang kudapat dari orang-orang yang menguatkanku juga. Thanks my parents, my sister, my friends^^...

Dosen pengasuh mata kuliah seminar pun mengatakan...,"Resty ikut seminar usul bareng dengan seminar hasil tanggal 22 ini. Itu sudah diputuskan bersama oleh dosen kemarin. Oke."
Alhamduillah....
Keajaiban itu datang teman...Tipis sekali waktunya dari perkiraan kita..

Kemarin tanggal 8 adalah terakhir seminar usul, tapi hari ini masih bisa ikut dengan seminar hasil. Aku dan temanku yang batal seminar hari ini ikut dengan seminar hasil. Tidak masalah nilainya akan keluar semester ini atau semester depan, karena tujuanku bukan nilai, tapi juli penelitian.

Ya, mungkin saja hari ini bukan waktu yang tepat untukku. Mungkin aku diberi kesempatan untuk mempersiapkan semua lebih matang lagi. Mungkin aku diberi kesempatan lagi untuk menguasai proposal ini. Positive thinking ^.^

Doaku terjawab.
Banyak hikmah dari ini semua.
Allah mengajarkanku menyerahkan semua urusan padaNya setelah berusaha.
Allah ingin melihatku untuk lebih banyak meminta dan berharap padaNya.
Allah menunjukkanku cara bersyukur, Allah melatih diriku dengan sedikit cemas dan ketakutan.

Chayoo!
Hwaiting!
Ganbatte!
Hamasah!
Keep spirit!
Semangka!
Dan semangatku pun kembali bersinar ^^ Tak masalah menunggu dua minggu...
Selalu teringat pesan, optimis diiringi keikhlasan..
Yah, setidaknya 3 hari ini memberi kesempatan untuk banyak introspeksi,mungkin tawakalku yang kurang, mungkin usahaku belum optimal, mungkin ada hak2 saudaraku belum terpenuhi, mungkin ada janjiku yang terlupakan, mungkin, mungkin, dan masih banyak mungkin.
Ampuni aku ya Rabb, maafkan aku saudaraku...

"Kun" itu hanya hak patennya Allah..
Keajaiban itu tipis sekali, tapi bukan berarti tak ada. Coz life is miracle.
So, i'll be back!

Senin, 06 Juni 2011

Keajaiban Itu Tipis Sekali

Hari ini aku merasakan "kun" (jadilah)-nya itu memang kuasa Allah...
Sekeras apapun kita berusaha, seperfect apapun kita merencanakan, ujung-ujungnya adalah Allah. Eksekusi di tangan sang Maha Menentukan.
Ya teman, ini ceritaku.
Apa yang kau rasa ketika semua telah siap? ikhtiar, doa, semangat sudah di tangan tapi sepersekian detik pun kenyataan menjadi tak sesuai harapan?
Akhir Desember 2010 lalu,aku begitu bahagia, optimis, seakan masa depan itu sudah di pelupuk mata, dekat sekali. Makalah proposal usulku di acc! Cukup dengan satu kali menghadap kepala prodi saat itu, alhamdulillah, karena teman-temanku ada yang sampai berulangkali mengganti proposalnya baru mendapat acc.
Cukup lama aku menghabiskan waktu dengan bimbingan proposal, 5 bulan. Hmm...Aku pun sudah meluapkan begitu saja mimpiku untuk mengejar si Septi (September). Banyak pertimbanganku memutuskan itu. Jadwal seminar prodiku memang padat, dengan seminar hasil kakak-kakak tingkat. Ya, selain itu, aku memang sudah memilih, memilih untuk tetap bertahan di kampus ini hingga Desember lah dengan pertimbangan lain-lain... Pokoknya, Desember (si desi) semua selesai.
Akhirnya aku putuskan maju seminar usul tanggal 1 Juni. Kedua pembimbing pun menyetujui. Senang. Aku punya banyak waktu untuk mengejar si Desi. Juli-Agus penelitian. Septi seminar hasil. Okti sidang...Oke...Si Desi pun wisuda ^^ (yuhuu,lengkap cuy)..Gak buru-buru, amanah jalan, akademik lancar...
Hari ini semua perencanaanku terancam!
Di antara harap dan putus asa..
Di antara pinta dan doa..
Antara mengiba dan merasa..

Makalah sudah dicetak 14 rangkap. Slide sudah dipersiapkan se-efektif dan semenarik mungkin. Literatur ok lah. Ok guys, aku siap menghadapi 1 Juni!

1 Juni 2011 adalah hari SNMPTN.
fiuhhh...harus diundur satu minggu lagi untuk mengejar mimpi.
8 Juni..
harus sukses dan sematang mungkin, biar perfect!
"Ibu tidak bisa hadir hari rabu Resty, karena ada kerjaan, harus keluar negeri," ujar pembimbing 2.
Oh...
"Iya bu, gak papa. Mohon doanya aja ya bu supaya saya lancar seminarnya.."
"Iya, semangat ya!"

Undangan ke all dosen sudah disebar..Tinggal menghubungi pembimbing 1 nih..
"Aduh, maaf sekali ya Resty..Anak saya sedang sakit..Gak bisa saya tinggalin. Kamu mundur aja minggu depan lagi seminarnya.."
Apa?
Hanya diam dan mengucapkan oh dan terima kasih.
Tak terasa gegap gempita hatiku luruh menjadi butiran-butiran yang mengalir deras, tak bisa tertahan, alamiah, begitu saja..

Sudah berusaha menghadap kepala prodi untuk mencari jalan keluar. Nihil.
Ikhtiar lagi, menghadap dosen pengasuh mata kuliah seminar usul ini, seorang ibu, ummahat. Aku ceritakan masalahnya. Ketika sang ibu pun berkata semua diluar kuasa beliau dengan penuh penyesalan, airmata ku pun tumpah ruah d hadapan sang ibu pula. Ibu pun ikut berkaca-kaca karena beliau tahu jika tidak rabu ini maka harus menunggu Septi. 3 bulan lagi! Beliau tahu, penelitianku harus dimulai Juli.
Jika tidak rabu ini, maka 3 bulan lagi
Jika tidak rabu ini, maka harus mengubah semua perangkat lagi
Jika tidak rabu ini, maka entah bisa mengejar si Desi?

Ya Allah...
Keajaiban itu rasanya tipis sekali..Antara ada dan tiada.

aku
asw...mf bu klw sms saya mengganggu..semoga anak ibu lekas diberikan kesembuhan oleh Allah yg tiada lagi penyakit setelahnya..amin...Bu, kemungkinan saya tdk bisa seminar semester ini, bulan september baru bisa maju usul..tapi undangan untuk dosen sudah terlanjur disebar. Tapi dak apa2 bu,semoga ini yg terbaik. Mohon doanya ya bu

ibu
ya. resti ibu benar2 minta maaf.krn diluar dugaan.biar saja disebar. sampai hari ini blm memungkinkan ibu ke indralaya.ndak tau rabu. jadi lihat nanti kalau memungkinkan ibu akan ke indralaya. tapi kalau tetap ndak bs, semester dpn tapi kita minta duluan. nanti ibu yg urus.sekali lagi ibu minta maaf

aku
iya bu, dak apa2..yg penting anak ibu cpt sembuh ya bu...sekeras apapun saya memaksakan,tp namanya juga ibu sedang dalam kesulitan...Semoga kita dikasih jalan keluar yg terbaik ya bu...dan saya masih berharap ibu bisa hadir hari rabu (amin) makasih bu :)

ibu
ya resti..makasih banyak doanya dan pengertiannya. ibu jg berharap sama seperti kamu..oke :)

Plong!
Sedih, lega, cemas, harap, optimis, kelapangan jiwa, semua bercampur aduk jadi satu, tangis... Yaa, rightnow, aku cuma bisa menangis ya Rabbi..
Anak ibu sembuh, atau tidak rabu ini..
Tanggal 8 atau 3 bulan lagi..
Semangat mengejar desi atau pasrah entah sampai kapan..
karena jika tidak desi, aku tak punya semangat lagi mengejar yang lain..
Ibu akan datang atau aku yang pulang rabu ini...

Ya Rabb,,di antara harap dan cemas aku meminta.
Sesungguhnya tak ada sesuatu pun terjadi atas kehendakMU..
Ajari aku sabar, ajari aku ikhlas, ajari aku meletakkan dunia di tanganku bukan di hatiku, ajari aku, ajari aku, ajari aku, dan ajari mereka yang ada d sekelilingku...
Kita lihat rabu ini..
Apa keajaiban itu akan datang?
Jika iya, jadikan aku makhluk yang pandai bersyukur ya Rabb..
Jika tidak, jadikan hatiku seluas samudera, selapang sahara,,,hingga tak kurasa sebentuk kecewa dan putus asa di sudut bagian bernama hati..

Hufffh..
Keajaiban itu tipis sekali..
"Kun" itu memang kuasaNya Allah saja..

Sabtu, 21 Mei 2011

My Beloved Sister.....

Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi bunga kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu Dhuha. Salam sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam cinta dan kasih yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa.

Hari ini genap sudah 19 tahun usiamu adikku..
Usia yang melambangkan kalau kau sudah cukup dewasa untuk mengerti apa itu hidup dan memilih apa yang baik untuk kau jalani dan apa yang buruk bagimu.
Di hari jadimu ini, izinkan ayuk sedikit bercerita…
Taukah kau?
Walau kadang aku terlihat marah, maka pahamilah, saat itu aku sedang mengkhawatirkanmu
Sering aku cerewet, maka yakinlah saat itu aku sedang mengingatkanmu
Tidak jarang aku katakan tidak atas permintaanmu, tapi aku sedang berpikir bagaimana aku bisa memenuhinya
Kadang aku diam ketika kau mendesakku dengan pertanyaan, maka saat itu aku ingin kau belajar memutuskan sendiri jawaban yang aku tahu kau mampu menjawabnya
Semua agar kau menjadi dewasa dan bijak mengambil keputusan
Ingatkah kau?
Ketika kita sama-sama menangis saat merindukan mereka, kedua orang tua kita
Ketika kau menangis menelponku karena aku sedang terbaring di rumah sakit
Ketika aku merasa tak berguna sebagai seorang kakak saat kau merasa hancur dalam sebuah kegagalan Ah, rasa sedih yang harus aku tahan demi menguatkanmu
Karena aku punya tanggung jawab sebagai seorang saudaramu, selalu terngiang pesan ayah agar aku menjadi teladan dan pembimbing bagimu
Tapi bukan hanya karena itu alasannya,
Lebih tepat jika aku katakan,,,,
Semua karena aku menyayangimu dek…
Kalimat yang mungkin jarang sekali aku lisankan ya?

“Ya Allah... limpahkanlah rahmat dan hidayah-Mu untuk hambanya, jagalah ia selalu ya Rabb seperti Engkau menjaga siang dan malamMu, terimalah semua kebaikannya dan dekatkanlah ia dengan orang-orang yang dekat hatinya denganMu.
Sinari hatinya dengan hidayahMu yang takkan pernah Kau padamkan. Jadikan ia sebagai anak solehah yang menjadi jaminan syurga untuk orang tuanya. Semoga dengan bertambahnya usiamu membuat hari-harimu lebih bermakna. Bukan panjang umur yang
kudoakan, tapi keberkahan disisa umurmu.”
Met milad chacha.. ^^
Semoga Allah selalu menjagamu dan para malaikat selalu melindungimu, bukan agar kau baik-baik saja, tapi juga agar kau mendapatkan yang terbaik dalam hidup ini.
Amin ya Rabbal Alamin…



(tulisan yang seharusnya aku berikan di tanggal 27 April lalu..tapi baru bisa aku berikan saat ini..semoga tetap bermakna dan tidak mengurangi sedikitpun keberkahan usiamu ^^)

Antara Proses dan Hasil

Percaya gak, hasil itu gak penting?
Mungkin sebagian besar orang akan menjawab tidak. Setiap orang berorientasi pada hasil dalam melakukan apapun, semua ingin hasil yang terbaik sebagai reward dari apa yang sudah dilakukan.
# Saya pun sepakat
Saya sepakat bahwa hasil itu penting, tapi proses dalam mendapatkan hasil itu jauh lebih penting.
Allah sendiri pun menegaskan hal itu,"Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu" (Q.S. 9: 105).
Tugas kita bekerja dengan sebaik-baiknya bukan mendapat hasil yang sebaik-baiknya. Itu karena Allah menilai bagaimana kita bekerja, karena hasil itu urusan Allah.
Banyak hikmah yang tersembunyi di balik ayat ini. Hikmah yang bisa disingkap oleh hati mereka yang yakin proses yang baik adalah untuk hasil yang baik. Tidak ada rasa kecewa ketika setelah bekerja dengan sebaik-baiknya lalu menyerahkan semua keputusannya pada Allah.

# Proses sebagai pondasi
Saya tidak mengatakan kalau proses yang panjang itu lebih baik daripada proses yang singkat. Jika proses singkat namun berkualitas, itu lebih baik. Yang pasti manusia yang mengalami proses untuk menjadi lebih baik itu biasanya lebih memiliki pondasi yang kuat. Lebih mampu bertahan ketika niat menjadi pribadi yang lebih baik itu tergoyahkan.
Sudah banyak contoh yang saya temukan untuk pribadi-pribadi instan yang rapuh sekali. Begitu cepat mereka berubah, sampai memaksakan diri menjadi orang lain. Dan mereka jugalah orang-orang yang begitu cepatnya berubah kembali. Rasanya aneh, ketika mereka sudah tahu - lalu berubah menjadi sempurna - lalu pura-pura tidak tahu.

Entahlah, bagaimana kau menginterpretasikan maksud tulisan saya ini teman.
Saya cuma ingin mengatakan, proses itu indah. Seperti kupu-kupu. Sebelum menjadi kupu-kupu, mereka harus menjadi ulat dulu lalu kepompong, baru bisa bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang indah.
Begitu pun manusia. Saya lebih suka ketika kita menikmati setiap proses pembelajaran dalam menjadikan diri menjadi lebih baik, karena proses itu mengajarkan kita untuk paham, menghayati untuk apa berubah?

Teruntuk semua orang yang berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, maka berproseslah, hayati setiap hal baik yang dilakukan.
*untuk adikku, ayuk lebih suka ketika kau memahami mengapa harus berjilbab, atau pake kaos kaki, atau halaqoh... semoga setiap prosesmu menjadikanmu seorang muslimah sejati, karena kesadaranmu sendiri.. ok? ^^

Senin, 11 April 2011

Tekadku Hari Ini

Aku mau memulai hari yang indah ini dengan semangat
semangat yang mampu membakar rasa sedih, menghalau resah hati
karena Allah telah memberi kenikmatan yang begitu berharga hari ini..
Alhamdulillah karena Allah masih membukakan mataku pagi ini
Allah masih mengizinkan jantungku berdetak sampai detik ini
Allah masih memberikan oksigen yang segar pagi ini

Aku mau menjalani hari ini dengan senyuman
senyuman yang mampu menebarkan bahagia di hati orang lain, membagi kebahagiaan
karena Allah menyukai hambaNya yang bersedekah walau hanya dengan senyuman itu...

Aku bahagia hari ini.....
fabiayyi alaa irabbikuma tukazziban

Jumat, 08 April 2011

Makalah Seminar Koloqium

MAKALAH KOLOQIUM MAHASISWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Judul : Pemanfaatan Protein Hewani untuk Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis sp.)
Nama : Resti
NIM : 06071009036
Pembimbing: Drs. Kodri Madang, M.Si


Abstrak
Untuk mencapai produksi ikan yang maksimal, diperlukan pembudidayaan ikan secara intensif. Dalam pemeliharaan intensif, pemberian pakan mutlak dibutuhkan. Salah satu budidaya ikan yang telah lama dikembangkan di Indonesia adalah budidaya ikan nila. Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki banyak keunggulan. Ikan nila dapat berkembangbiak dengan cepat, oleh sebab itu pertumbuhannya harus diimbangi dengan pemberian pakan yang banyak dan mengandung protein tinggi. Pemanfaatan protein hewani diujicobakan pada jenis ikan Nila GIFT dan ikan nila merah. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui sumber protein hewani yang berpotensi sebagai pakan yang baik bagi pertumbuhan ikan nila. Hasil uji dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa silase jeroan ikan mengandung 18-20 % protein dan 17 asam amino sedangkan daging bekicot mengandung 35,56% protein, 37,77% karbohidrat dan 4,6% lemak.

Kata Kunci: Ikan Nila GIFT, ikan nila merah, daging bekicot, silase jeroan ikan, protein.

PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara dengan perairannya yang luas merupakan potensi alam yang sangat baik bagi pengembangan usaha perikanan. Budidaya ikan yang telah cukup lama dikembangkan di Indonesia di antaranya adalah budidaya ikan Nila GIFT (Genetic Farmed of Tilapia) dan ikan nila merah. Ikan Nila GIFT merupakan jenis ikan unggul hasil perkawinan silang ikan Nila lokal, sedangkan ikan nila merah merupakan persilangan Oreochromis niloticus dan Oreochromis hornorum.
Beberapa keunggulan yang dimiliki ikan nila yaitu bernilai ekonomis tinggi, benihnya mudah diperoleh, tahan tehadap penyakit, mudah berkembang biak, makan segala jenis pakan, batas toleransi lebar atau tahan terhadap perubahan lingkungan, dan bernilai gizi tinggi (Pongsapan, 1994; Pirzan dan Tahe, 1995 dalam Maretha, 2005). Budidaya ikan nila perlu mendapat perhatian karena dapat dimanfaatkan dalam pemenuhan gizi masyarakat dan membantu perekonomian sehingga dirasa perlu untuk membudidayakan ikan secara intensif. Pemberdayaan ikan secara intensif tentu membutuhkan adanya ketersediaan pakan ikan. Pakan berfungsi untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, produksi ikan nila cenderung menurun. Faktor utama yang menyebabkan penurunan tersebut yaitu keterbatasan jumlah pakan, harga pakan relatif mahal, dan kandungan protein pakan yang rendah. Perkembangbiakan ikan nila yang relatif cepat tidak mampu diimbangi dengan ketersediaan pakan alami seperti plankton, hydrilla, dan ganggang yang banyak. Permasalahan tersebut perlu diatasi dengan pakan alternatif yang mengandung nilai protein tinggi, tersedia dalam jumlah cukup banyak, dan harga relatif murah. Salah satu alternatif untuk menekan biaya produksi pembuatan pakan adalah dengan memanfaatkan bahan baku lokal termasuk memanfaatkan limbah yang belum banyak dimanfaatkan, namun tetap memiliki kandungan protein yang tinggi.
Protein merupakan nutrisi yang paling dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan. Protein mengandung senyawa nitrogen selain karbon, hidrogen dan oksigen. Protein termasuk zat makanan yang sangat penting karena selain berfungsi sebagai bahan bakar bagi tubuh, juga tergolong zat pembangun dan pengatur (Jaya, 1982 dalam Isnaniati, 2004). Sumber protein untuk nutrisi ikan dapat berupa protein hewani maupun protein nabati. Namun, sumber protein hewani lebih baik dibandingkan protein nabati karena protein nabati hanya mengandung asam amino tertentu saja dan lebih sulit dicerna karena adanya selulosa. Menurut Mudjiman (1984) dikatakan bahwa protein sangat diperlukan oleh tubuh ikan, baik untuk menghasilkan energi maupun untuk pertumbuhan. Adapun tingkat protein optimum dalam pakan untuk mendukung pertumbuhan ikan berkisar antara 25-50%. Menurut Lehninger (1994), protein ini nantinya akan dihidrolisis dengan bantuan enzim-enzim pencernaan sehingga terbentuklah asam amino.
Kebutuhan protein untuk ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ukuran ikan, ketersediaan dan kandungan gizi pakan, keseluruhan kandungan energi yang dapat dicerna oleh ikan dan mutu protein tersebut. Mutu protein tergantung pada kuantitas dan kualitas asam amino esensial yang terkandung di dalamnya serta daya serapnya (bioavailability). Protein yang dicerna oleh ikan digunakan sebagai sumber energi untuk pembaruan/mengganti jaringan yang rusak dan pertumbuhan ikan (Kurniawan,2001). Penggunaan protein pakan akan sangat berguna jika semua protein tersebut digunakan untuk pertumbuhan atau perbaikan jaringan dan dapat dikatabolisme sebagai energi. Beberapa bahan baku yang dapat digunakan sebagai sumber protein adalah daging bekicot, cacing tanah, jeroan ikan, ikan teri, dan belut. Upaya pemanfaatan daging bekicot sebagai pakan ikan nila telah dilakukan oleh Maretha (2005), sedangkan pemanfaatan silase jeroan ikan oleh Isnaniati (2004). Diketahui bahwa pakan alternatif tersebut mengandung protein yang tinggi.
Berdasarkan informasi tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dari makalah ini yaitu pakan manakah yang mengandung protein hewani tinggi dan bagaimana protein tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan nila. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pakan ikan yang mengandung protein hewani tinggi untuk pertumbuhan ikan nila. Selain itu, dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat bahwa ada alternatif sumber protein hewani yang mudah didapat dan lebih ekonomis untuk membantu pembudidayaan ikan nila. Untuk membatasi lingkup pembahasan, contoh protein hewani yang digunakan adalah daging bekicot dan silase jeroan ikan.


Ciri Morfologi Ikan Nila GIFT dan Ikan Nila Merah
Ikan Nila GIFT termasuk ke dalam filum Chordata, kelas Osteichthyes, ordo Perciformes, famili Chiclidae, genus Oreochromis, spesies Oreochromis niloticus, sedangkan spesies ikan nila merah adalah Oreochromis sp (Anonim, 2008). Menurut Iskandar dan Astuti (2000), warna tubuh ikan nila GIFT hitam, agak keputihan. Tubuh ikan Nila GIFT memanjang dengan perbandingan panjang dengan tinggi 2 : 1. Kepalanya relatif kecil dengan mulut berada di ujung kepala. Mata ikan Nila GIFT besar dan tidak menonjol, memiliki sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor.

Ikan nila merah memiliki sifat-sifat umum antara lain bentuk tubuh pipih dan berwarna kemerahan atau kuning keputihan (Putra, 2009). Akibat perkawinan atau persilangan alami antar genus maupun antar spesies tersebut timbul keragaman pewarnaan tersebut. Nila merah berbadan panjang dengan perbandingan antara panjang dan tinggi badan dua banding satu. Kemudian jika dipotong di bagian tengah dari tubuhnya memiliki perbandingan antara tinggi dan lebar badan empat banding satu. Jadi nila merah bisa dikatakan berbadan gepeng. Matanya kelihatan besar dan menonjol dengan warna kekuningan pada bagian tepinya.

Pertumbuhan dan perkembangan ikan dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Suhu, oksigen, kualitas dan kuantitas pakan serta ruang gerak bagi ikan termasuk faktor eksternal. Sedangkan faktor internalnya adalah keturunan, umur, resisten terhadap penyakit dan kemampuan dalam memanfaatkan pakan (Huet, 1979 dalam Maretha,2005). Ikan nila memiliki kebiasaan makan yang berbeda sesuai tingkatan usianya. Ikan muda membutuhkan protein lebih tinggi daripada ikan dewasa. Hal tersebut disebabkan karena ikan muda membutuhkan protein untuk pertumbuhan, sedangkan ikan dewasa menggunakan protein hanya untuk pemeliharaan. Ikan nila termasuk ikan omnivora, maka kebutuhan proteinnya berada di antara ikan karnivora dengan herbivora. Pada dasarnya dalam meramu pakan untuk ikan nila akan lebih mudah dan murah karena dapat memanfaatkan bahan baku yang ada di sekitar kita.
Menurut Lehninger (1994), protein yang dikonsumsi oleh ikan nantinya akan dihidrolisis dengan bantuan enzim-enzim pencernaan sehingga terbentuklah asam amino. Asam amino tersebut akan diserap ke dalam usus halus dan dibawa oleh aliran darah menuju ke sel-sel tubuh yang membutuhkannya. Di dalam sel yaitu di bagian ribosom yang melekat pada retikulum endoplasma dengan bantuan energi dari mitokondria dan di bawah perintah inti sel, asam amino tersebut akan dibentuk kembali menjadi protein. Protein baru yang terbentuk itu nantinya akan digunakan sel tersebut untuk mempercepat laju mitosis sehingga terjadilah pertumbuhan. Selain itu, adanya jumlah protein yang cukup diperlukan untuk penyusunan struktur-struktur sel dan meregenerasi sel-sel yang sudah tua atau rusak. Oleh karena itu, semakin banyak asam amino yang terserap memungkinkan untuk menunjang pertumbuhan ikan menjadi lebih baik.

Komposisi Sumber Protein Hewani
Ada perbedaan komposisi sumber protein hewani terutama yang berasal dari bekicot (Achatina fulica) dan silase jeroan ikan. Daging bekicot mengandung gizi yang cukup tinggi terutama protein, diketahui bahwa bagi ikan protein merupakan sumber zat pembangun yang paling utama. Daging bekicot dapat diolah menjadi pakan ikan yang berprotein tinggi dan jumlahnya pun berlimpah. Umumnya ikan membutuhkan protein lebih banyak daripada hewan-hewan ternak di darat lainnya seperti unggas dan hewan menyusui. Dari hasil penelitian Hasan (1997) diketahui bahwa kandungan protein daging bekicot 64,14%, lemak 3,92%, Ca 6,93%, dan P 0,92%. Menurut Wijiyati, 1982 dalam Maretha, 2005, daging bekicot memiliki 17 macam asam amino yaitu arginin, histidin alanin asam aspartat, asam glutamat, glisin, prolin, serin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, sistein, fenilalanin, tirosin, treonin dan valin.
Sedangkan silase jeroan ikan merupakan penggunaan kembali limbah ikan guna memenuhi kebutuhan protein yang akan mendorong pertumbuhan ikan dan sebagai pakan yang efisien untuk ikan. Ditinjau dari ketersediaan bahan baku, pembuatan silase sangat cocok diterapkan di Indonesia karena memanfaatkan ikan-ikan yang tidak digunakan. Kelebihan dari produk silase menurut Afrianto dan Liviawaty (1989) adalah teknik pengerjaan mudah dan murah, tidak tergantung pada kuantitas atau kualits bahan baku yang digunakan, dapat dilakukan untuk memanfaatkan ikan-ikan yang tidak digunakan, dan pengolahan ikan menjadi silase tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Proses pengolahannya dilakukan dengan memanfaatkan enzim-enzim yang terdapat dalam tubuh ikan itu sendiri. Untuk membantu mempercepat prosesnya serta untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan cendawan, maka perlu ditambah asam yaitu asam formiat dan asam propionat (Mudjiman, 1995).
Silase ikan adalah bentuk hidrolisa protein dalam suasana asam sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat hidup karena pH sekitar 4. Dalam suasana asam, hanya mikroorganisme tertentu yang dapat hidup (tumbuh), yang bukan bersifat pembusuk tetapi dapat menghidrolisa protein dan lemak. Keuntungan silase ikan yaitu proses pembuatannya yang tidak memerlukan energi tapi hanya memerlukan asam, dapat dilakukan dalam skala besar atau kecil dan pada pH yang lebih rendah dari 4,5, produk akan tetap steril. Silase ikan juga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan karena tidak ada bahan yang terbuang (Rahardi dkk, 2001 dalam Isnaniati, 2004). Menurut hasil penelitian, 4 kg silase ikan setara dengan 1 kg tepung ikan. Silase yang dibuat dari ikan utuh mengandung 70-74% air, 18-20% protein, 1-2% lemak, 4-6% abu (Suyanto, 2002 dalam Isnaniati, 2004). Pada protein jeroan ikan terdapat juga17 jenis asam amino, yaitu asam aspartat, asam glutamat, treonin, serin, prolin, glisin, alanin, sistein, valin, metionin, isoleusin, leusin, histidin, tirosin, fenilalanin, lisin dan arginin.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa daging bekicot lebih baik sebagai pakan ikan. Pertimbangan ini didasari oleh beberapa hal berikut, yaitu kandungan protein bekicot lebih tinggi sehingga kandungan asam amino essensial lebih banyak , daging bekicot lebih segar dibandingkan jeroan ikan. Tingkat kesegaran daging merupakan faktor yang penting. Menurut Rustamaji (2009), bahan mentah yang akan dikonsumsi harus mempunyai kesegaran yang baik.

Pemanfaatan Protein Hewani untuk Pertumbuhan Ikan Nila
Pemanfaatan protein hewani sebagai pakan telah dilakukan oleh Maretha (2005) dan Isnaniati (2004). Dalam penelitian Maretha, pemberian daging bekicot dilakukan dalam perlakuan dengan formulasi 60 g tepung daging bekicot, dedak halus 30 g, tepung tapioka 9,5 g dan garam 0,5 g, dilakukan dalam lima kali ulangan. Benih ikan Nila GIFT yang dijadikan sampel berumur 3 bulan. Setiap hari ikan diberi makan sebanyak 4% dari total berat badan setelah pengukuran. Pemberian pakan dengan cara ditebarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan ikan Nila GIFT bertambah secara signifikan. Protein merupakan komponen utama yang membentuk jaringan tubuh ikan yaitu sekitar 65-75% dari total berat badan ikan.
Kebutuhan protein ikan Nila GIFT dalam pakan berkisar antara 20-30%, jadi daging bekicot dengan kandungan protein 35,56 % melebihi kebutuhan untuk pertumbuhan ikan. Kelebihan protein akan menghasilkan energi yang digunakan untuk proses pembongkaran atau deaminasi untuk membuang sisa metabolisme sehingga energi tersebut tidak digunakan secara maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari berat badan yang bertambah signifikan namun pertambahan panjang, tinggi dan lebar ikan kurang signifikan. Namun dari tabel 1 dapat disimpulkan bahwa parameter yang diukur mengalami pertambahan seiring dengan bertambahnya umur ikan. Pertambahan panjang total, panjang panjang baku, tinggi badan, lebar badan dan berat badan dihitung dari pengukuran saat umur ikan 5 bulan dikurang pengukuran saat ikan berumur 3 bulan. Daging bekicot juga mengandung lemak yang cukup tinggi. Dapat dilihat pengaruh kadar lemak tersebut dari berat badan ikan Nila GIFT yang mengalami pertambahan yang cukup signifikan.

Tabel 1. Pertumbuhan Ikan Nila GIFT yang Diberi Pakan Daging Bekicot (Maretha, 2005)
Parameter Umur Ikan (bulan) Pertambahan
3 3,5 4 4,5 5
Panjang total 5,07 6,76 6,86 7,63 7,99 2,92
Panjang baku 4,52 5,03 5,92 6,55 7,19 2,67
Tinggi badan 1,30 1,52 1,97 2,07 2,10 0,80
Lebar badan 0,64 0,76 0,84 1,02 1,07 0,43
Berat badan 3,04 6,64 18,73 32,81 35,78 32,74

Pemberian silase jeroan ikan pada ikan nila merah oleh Isnaniati (2004) dilakukan dengan pembuatan silase limbah jeroan ikan yang kemudian dijadikan sebagai bahan penyusun pakan. Prinsip penggunaan silase jeroan ikan adalah menurunkan pH jeroan ikan agar pertumbuhan dan perkembangan bakteri pembusuk berhenti. Kadar protein yang baik untuk ikan nila adalah 20-25%, sedangkan silase jeroan ikan hanya mengandung 18- 20 % protein. Pertambahan berat badan pada ikan nila merah yang diberi silase jeroan ikan lebih kecil dibandingkan pada ikan Nila GIFT yang diberi tepung daging bekicot (ditunjukkan pada tabel 2).
Kualitas silase tergantung dari bahan yang digunakan, teknik pembuatan dan kegiatan organisme. Pada penelitian Isnaniati, pembuatan silase menggunakan jeroan ikan yang mengandung kadar lemak cukup tinggi sehingga silase jeroan ikan yang dihasilkan memiliki kadar lemak cukup tinggi juga. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya oksidasi dari lemak yang akan menghasilkan senyawa peroksida dan akhirnya menurunkan mutu dari pakan tersebut. Silase dengan pH sekitar 4,5 diperkirakan masih ada mikroorganisme yang tidak diinginkan sehingga dapat menghambat pertumbuhan ikan (Ensminger dkk, 1990 dalam Isnaniati, 2004).

Tabel 2. Pertumbuhan Ikan Nila Merah yang Diberi Pakan Silase Jeroan Ikan (Isnaniati, 2004)
Parameter Umur Ikan (hari) Pertambahan
30 40 50 60 70
Panjang total 6,20 7,63 8,93 10,48 11,75 5,55
Panjang baku 150 156,50 167,00 175,50 190,25 40,25
Tinggi badan 120 124,50 132,25 139,00 150,50 30,5
Lebar badan 42,25 42,75 44,25 46,25 49,50 7,25
Berat badan 19,65 20,88 21,85 23,20 25,05 5,4

Berdasarkan informasi tersebut, daging bekicot dan silase jeroan ikan dapat dijadikan alternatif protein hewani untuk pakan ikan nila yang dapat meningkatkan laju pertumbuhan. Mengingat pentingnya protein bagi pertumbuhan, maka ikan nila harus mendapatkan protein yang cukup dan seimbang. Apabila protein yang dibutuhkan kurang, maka ikan akan merombak lemak dan karbohidrat yang dikandungnya. Jika terjadi perombakan lemak, maka kandungan asam amino esensial akan berkurang. Kekurangan akan asam amino esensial akan menyebabkan perubahan struktur membran sel dan mengakibatkan perubahan permeabilitas membran sel. Aktivitas enzim-enzim di dekat mitokondria menjadi terganggu karena perubahan permeabilitas itu. Selanjutnya akan terjadi gangguan metabolisme energi sehingga sintesis protein terganggu dan akhirnya pertumbuhan menjadi rendah (Fleisher dkk, 1962 dalam Isnaniati, 2004).
Protein diserap dalam bentuk asam amino, yang dibawa ke hati untuk dibentuk menjadi protein lagi, sesuai dengan kebutuhan ikan. Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk keperluan metabolisme, pembentukan zat-zat (senyawa) yang lebih kompleks disebut anabolisme, seperti pembentukan protein dari asam-asam amino. Pemecahan senyawa kompleks untuk menghasilkan energi disebut katabolisme, seperti pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air dan karbondioksida. Pada hewan darat, penggunaan sumber energi pertama yaitu karbohidrat, lalu lemak, dan terakhir protein. Pada ikan terjadi sebaliknya, pertama protein, disusul lemak, kemudian karbohidrat.
Protein dalam makanan (pakan) dapat menghasilkan asam amino dengan proses hidrolisis. Hidrolisis protein dengan asam atau basa menghasilkan suatu campuran asam amino bebas sebagai unit pembangunnya. Asam amino yang terbentuk akan diabsorpsi dan dibawa oleh darah menuju sel-sel yang membutuhkan. Di dalam mitokondria, terbentuk asetil koA yaitu senyawa penghubung antara metabolisme asam amino dengan siklus asam sitrat (merubah menjadi energi). Pada siklus asam sitrat, reaksi metabolisme asam amino meliputi reaksi pelepasan gugus asam amino dan perubahan kerangka karbon. Terjadi proses transaminasi yaitu katabolisme asam amino berupa pemindahan gugus amino dari suatu asam amino ke senyawa lain seperti asam piruvat, ketoglutarat atau oksaloasaetat. Sehingga (keto) senyawa tersebut diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino diubah menjadi senyawa keto. Senyawa-senyawa yang dihasilkan dari siklus asam sitrat akan diubah kembali menjadi asam amino sebagai protein baru. Protein yang baru terbentuk akan digunakan sel untuk mempercepat proses mitosis sel. Makin banyak protein yang dibentuk, maka makin mempercepat pembelahan sel sehingga terjadilah pertumbuhan (Unair, 2009).

Penutup
Daging bekicot dan silase jeroan ikan merupakan pakan alternatif yang mengandung protein hewani tinggi. Kandungan protein daging bekicot 35,56%, sedangkan silase jeroan ikan 20 % dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan ikan nila. Namun, daging bekicot lebih baik daripada silase jeroan ikan karena nilai proteinnya lebih tinggi dan tingkat kesegaran daging lebih tinggi sehingga lebih baik untuk pakan. Protein pada daging bekicot lebih tinggi sehingga kandungan asam amino juga lebih banyak, jadi pertumbuhan dapat berlangsung lebih cepat. Selain itu, daging bekicot mengandung lemak lebih tinggi sehingga menambah berat badan ikan nila.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Seputar Budidaya Ikan. http://www.scribd.com/doc/23026245/BUDIDAYA-IKAN-NILA. Diakses tanggal 12 Mei 2010.

Afrianto, E dan E, Liviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius. Yogyakarta.
Bhaswaradharmacakti. 2009. Ikan Nila GIFT. http://bhaswaradharmacakti.blog.com/files/2009/08/nila-bogor-21-300x225.jpg. Diakses tanggal 17 Mei 2010.

Diskan. 2009. Ikan Nila Merah. http://www.diskan.jabar.go.id/images/galeri/Nila%20Merah.JPG. Diakses tanggal 17 Mei 2010.


Iskandar dan S. Astuti. 2000. Pengaruh Jumlah dan Frekuensi Pemberian Pakan terhadap Pertumbuhan Ikan Nila GIFT (Oreochromis niloticus). Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian UNPAD. Bandung Jayanto, Adi D. Budidaya Ikan Nila.
Isnaniati, S. 2004. Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis sp.) yang Diberi Pakan Silase Jeroan Ikan dan Sumbangannya pada Pelajaran Biologi di SMA. Skripsi. FKIP Universitas Sriwijaya. Inderalaya.
Kurniawan, D. Upaya Meramu Pakan Ikan Tanpa Minyak dan Tepung Ikan. http://defishery.wordpress.com/2009/11/08/manajemen-pakan/. Diakses tanggal 12 Mei 2010.
Lehninger, A.L. 1994., Dasar-Dasar Biokimia. Alih Bahasa Maggy Thenawijaya. Erlangga. Jakarta.
Maretha, Delima Engga. 2005. “Efek Pemberian Pakan Campuran Tepung Daging Bekicot (Achatina fulica) dan Ampas Tahu Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila GIFT (Oreochromis niloticus) dan Model Pembelajarannya Pada Mata Pelajaran Biologi di Sekolah Menengah Atas”. Skripsi. Inderalaya: Jurusan FKIP Biologi Universitas Sriwijaya.
Mudjiman, A. 1995. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Putra. 2009. Ikan Nila Merah (Oreochromis sp). http://whedacaine.wordpress.com/2009/08/01/ikan-nila-merah-oreochromis-sp/. Diakses tanggal 17 Mei 2010.

Rustamaji. 2009. Aktivitas Enzim Katepsin dan Kolagenase dari Daging Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskall) Selama Periode Kemunduran Mutu Ikan. http://iirc.ipb.ac.id/jspui/ bitstream/123456789/ 13733/2/C09rus.pdf. Diakses tanggal 17 Mei 2010.

Unair. 2009. Metabolisme Asam Amino Protein. http://www.diskan.jabar.go.id/ images/ galeri/ Nila% 20-Merah. JPG. Diakses tanggal 19 Mei 2010.

Wirabakti, Murrod Candra. “Laju Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) Yang Dipelihara Pada Perairan Rawa Dengan Sistem Karamba Dan Kolam”. Journal of Tropical Fisheries (2006) 1(1) : 61-70.