Senin, 29 Oktober 2012

obscurity is me or you?

Berhentilah menuntut kesempurnaan, tapi belajar dan perbaiki jika sadar ada yang salah.
Jangan terus berbicara hingga kesalahan semakin tenar, cukup diam, perbaiki, karena paham itu amal bukan wacana.
Berhenti dan diamlah. Rasanya muak membicarakannya. Aku baik-baik saja dan insyaallah akan baik-baik saja :)
Minta 'اَللّهُ utk menjaga, dengan niat harus semua karenaNya dan harus sesuai mauNya. Insyaallah itu yang masih terpatri.
Jika tidak bisa, maka, tolong aku.
Tidak usah berbeda denganku, karena itu hanya membuatku tak suka.
Tidak perlu bicara manis karena yang aku rasakan malah sebaliknya.
Bersikaplah biasa, maka aku tak akan serba salah.
Aku bebas dengan hidupku, dengan mimpi dan asa yang jelas, yang bisa kuraih.
Berhenti mengobrak-abrik mimpiku dengan angan yang kau sendiri pun ragu.
Fokus dengan perbaikan diri masing-masing, dengan begitu hatiku bisa bebas dan ikhlas menjalani hariku.

-catatan hati yang bosan dengan tema bulan ini. Oh please, don't make me weak with your obscurity-

Minggu, 14 Oktober 2012

I am a woman :)

-->
Aku  tidak tahu (untuk kali berikutnya) mengapa aku menulis ini. Ya, mungkin jawabannya karena mood dan insting menulisku sedang ‘on’ saat ini.
Masih lekat saat-saat aku mengisi blog ini dengan banyak sekali muhasabah dan refleksi diri, pas satu tahun yang lalu. 14 Oktober. Kau tau itu tanggal apa? Hehe.. same with a year ago, nothing special and it must be nothing special to celebrate.
14 oktober 2012...alarm kehidupanku sedang berdering. Seolah membangunkanku,,heeeyyy!!! Usiamu berkurang satu lagi resty! Allahu... Innalillahi wa innailaihi rajiun...
Tidak, harusnya momen muhasabah itu gak kudu pas banget gitu (*alay) di hari ini, karena muhasabah itu ya harusnya tiap hari, ademnya itu pas sepertiga malem, setiap hari. Gak mesti hari ini!!! *catet
Lalu, kenapa elo mau menulis postingan itu hari ini Res? Gak papa, anggaplah aku sedang ingin sekali menulis. Sudah, kita cukupkan sampai disini kata pengantarnya -_-”
Secara ilmu matematika manusia, hari ini usiaku bertambah. 22 + 1 = 23. Orang pada umumnya, menyambut dengan sukacita ‘pertambahan’ umur ini. Secara, banyak orang yang menganggap hari lahirnya adalah hari istimewa. Yup, aku pun begitu. Kalau orang-orang di luar sana, menganggapnya istimewa dengan suka cita dan huru hara (eh, hura-hura). Lantas pertanyaannya, benarkah seperti itu?
Manusiawi sekali, ketika di hari lahir kita merasa senang jika ada yang mengingatnya dan mendoakan kita, atau bahkan memberi kita hadiah. Itu manusiawi.
Namun, jika kita mau sedikit lebih rasional dan mendalam dalam berpikir. Pantaskah kita merayakannya berlebihan, sedangkan harusnya kita bersedih dan was-was karena maut sebenarnya semakin dekat.
Yah, pasti sebagian besar orang akan menampikkan kalimat saya sebelumnya. Ah, elu Res, sok bijak banget, ayolah, ini hanya satu tahun sekali. Hhaaa..
Aku juga senang, pasti. Saat satu per satu, orang tua, adik, keluarga, teman, semuanya mengucapkan HBD atau met milad atau doa-doa lain di hari lahirku. Tapi aku lebih bahagia jika mereka tidak hanya di hari ini mengingat dan mendoakanku, atau tidak hanya formalitas atau hanya di lisan mereka ikut mendoakanku.
Semoga tidak...
Oke, by the way, terima kasih semuanya, semoga kalian semua, yang mendoakanku langsung maupun diam-diam, semoga kalian mendapatkan kebaikan yang lebih baik dari apa yang kalian doakan untukku. Aamiin ya Rabb.
Yang jelas, aku merasa benar-benar telah menjadi wanita dewasa sekarang. Dewasa, sebuah kata yang harus dipertanggungjawabkan seiring bertambahnya tanggung jawab dalam hidupku. Semakin berkurangnya sisa umurku di dunia ini, maka harus, wajib bagiku untuk menjadi wanita/muslimah/anak salihah/calon ibu (aamiin) yang baik. Harus lebih bermanfaat, bagi keluarga, teman, orang-orang yang berada di sekitarku. Insyaallah.. Yeah, i'm a woman now. 

Senin, 29 Oktober 2012

obscurity is me or you?

Berhentilah menuntut kesempurnaan, tapi belajar dan perbaiki jika sadar ada yang salah.
Jangan terus berbicara hingga kesalahan semakin tenar, cukup diam, perbaiki, karena paham itu amal bukan wacana.
Berhenti dan diamlah. Rasanya muak membicarakannya. Aku baik-baik saja dan insyaallah akan baik-baik saja :)
Minta 'اَللّهُ utk menjaga, dengan niat harus semua karenaNya dan harus sesuai mauNya. Insyaallah itu yang masih terpatri.
Jika tidak bisa, maka, tolong aku.
Tidak usah berbeda denganku, karena itu hanya membuatku tak suka.
Tidak perlu bicara manis karena yang aku rasakan malah sebaliknya.
Bersikaplah biasa, maka aku tak akan serba salah.
Aku bebas dengan hidupku, dengan mimpi dan asa yang jelas, yang bisa kuraih.
Berhenti mengobrak-abrik mimpiku dengan angan yang kau sendiri pun ragu.
Fokus dengan perbaikan diri masing-masing, dengan begitu hatiku bisa bebas dan ikhlas menjalani hariku.

-catatan hati yang bosan dengan tema bulan ini. Oh please, don't make me weak with your obscurity-

Minggu, 14 Oktober 2012

I am a woman :)

-->
Aku  tidak tahu (untuk kali berikutnya) mengapa aku menulis ini. Ya, mungkin jawabannya karena mood dan insting menulisku sedang ‘on’ saat ini.
Masih lekat saat-saat aku mengisi blog ini dengan banyak sekali muhasabah dan refleksi diri, pas satu tahun yang lalu. 14 Oktober. Kau tau itu tanggal apa? Hehe.. same with a year ago, nothing special and it must be nothing special to celebrate.
14 oktober 2012...alarm kehidupanku sedang berdering. Seolah membangunkanku,,heeeyyy!!! Usiamu berkurang satu lagi resty! Allahu... Innalillahi wa innailaihi rajiun...
Tidak, harusnya momen muhasabah itu gak kudu pas banget gitu (*alay) di hari ini, karena muhasabah itu ya harusnya tiap hari, ademnya itu pas sepertiga malem, setiap hari. Gak mesti hari ini!!! *catet
Lalu, kenapa elo mau menulis postingan itu hari ini Res? Gak papa, anggaplah aku sedang ingin sekali menulis. Sudah, kita cukupkan sampai disini kata pengantarnya -_-”
Secara ilmu matematika manusia, hari ini usiaku bertambah. 22 + 1 = 23. Orang pada umumnya, menyambut dengan sukacita ‘pertambahan’ umur ini. Secara, banyak orang yang menganggap hari lahirnya adalah hari istimewa. Yup, aku pun begitu. Kalau orang-orang di luar sana, menganggapnya istimewa dengan suka cita dan huru hara (eh, hura-hura). Lantas pertanyaannya, benarkah seperti itu?
Manusiawi sekali, ketika di hari lahir kita merasa senang jika ada yang mengingatnya dan mendoakan kita, atau bahkan memberi kita hadiah. Itu manusiawi.
Namun, jika kita mau sedikit lebih rasional dan mendalam dalam berpikir. Pantaskah kita merayakannya berlebihan, sedangkan harusnya kita bersedih dan was-was karena maut sebenarnya semakin dekat.
Yah, pasti sebagian besar orang akan menampikkan kalimat saya sebelumnya. Ah, elu Res, sok bijak banget, ayolah, ini hanya satu tahun sekali. Hhaaa..
Aku juga senang, pasti. Saat satu per satu, orang tua, adik, keluarga, teman, semuanya mengucapkan HBD atau met milad atau doa-doa lain di hari lahirku. Tapi aku lebih bahagia jika mereka tidak hanya di hari ini mengingat dan mendoakanku, atau tidak hanya formalitas atau hanya di lisan mereka ikut mendoakanku.
Semoga tidak...
Oke, by the way, terima kasih semuanya, semoga kalian semua, yang mendoakanku langsung maupun diam-diam, semoga kalian mendapatkan kebaikan yang lebih baik dari apa yang kalian doakan untukku. Aamiin ya Rabb.
Yang jelas, aku merasa benar-benar telah menjadi wanita dewasa sekarang. Dewasa, sebuah kata yang harus dipertanggungjawabkan seiring bertambahnya tanggung jawab dalam hidupku. Semakin berkurangnya sisa umurku di dunia ini, maka harus, wajib bagiku untuk menjadi wanita/muslimah/anak salihah/calon ibu (aamiin) yang baik. Harus lebih bermanfaat, bagi keluarga, teman, orang-orang yang berada di sekitarku. Insyaallah.. Yeah, i'm a woman now.