Apa kau mengantuk? Oh, bukan. Apa saya
mengantuk? He'em, bosan dengan ketidakjelasan perasaan dan semangat
yang turun naik, membuat saya terombang-ambing dalam ketidakjelasan
gelombang emosi yang abstrak ini (hedeh,apa sih?)
Baiklah, saya bingung harus memulainya darimana.
Saya
ingin bercerita sedemikian rupa sebelum akses internet modem saya ini
habis. Benar, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan ini. Kali
ini izinkan saya menuliskan kisah saya dan air mata #haduwh,. Saya baru
menyadari ternyata saya begitu akrab dengannya. Ntahlah, saya bisa
menangis dimana saja saya suka. Huks huks. Don't try this at home yak!
Saya
(memang) mudah menangis, tapi saya tidak suka jika dibilang cengeng.
Tolonglah ya, air mata itu bukanlah indikasi utama dari kelemahan.
Terutama bagi seorang wanita berhati lembut seperti saya (#hueks),
maksudnya bagi hampir setiap wanita, air mata adalah salah satu cara
mengekspresikan perasaannya. Tepat sekali karena wanita didominasi oleh
perasaan. Air mata dapat menjadi ekpresi kegembiraan, kegalauan, dan
segala hal yang tak bisa wanita ekspresikan dengan kata.
Saya pun menjadi teringat betapa saya sering menangis di saat orang lain terheran mengapa harus menangis?
Awalnya
saya pikir ada masalah dengan diri saya. Benar saja, saya tidak bisa
marah. Ketika rasa marah itu begitu memuncak dan menyesakkan, maka
semuanya akan terekspresi dengan tangisan. Sering seperti itu.
Sebenarnya, otak penuh dengan kata-kata atau apalah yang ingin sekali
saya lontarkan ketika saya marah, tapi mulut hanya diam. Akhirnya
kata-kata yang mendesak itu keluar lewat buliran air mata. Huks.
Setelah saya rasa puas menuangkan kekesalan, berhentilah adegan tangis
menangis itu. Tapi apa yang dirasakan setelahnya? Tentu saja perasaan
lega yang luar biasa dan saya bisa menjadi lebih tegar berlipat-lipat
setelahnya.
Ah, sebenarnya tidak
secengeng itu juga teman. Hanya saja saya agak kerempongan (kesulitan)
menata emosi ketika berada di situasi kondisi yang bagi saya sulit
(sedikit pledoi).
Saya
gak malu tuh ketika teman tertawa melihat saya sesegukan menonton film
Doraemon. Teman saya geli melihat saya menagis menyaksikan adegan
Nobita dan Kibo yang akhirnya berpisah setelah bumi berhasil
diselamatkan oleh tumbuhan pahlawan itu. Rasanya tidak berlebihan kok.
Coba deh, peka sedikit sama film kartun yang membawa pesan moral
--> sayangi tumbuhan, lestarikan bumi kita dengan pohon, atau go
green!! (?)
Saya juga dengan mudah
menangis ketika baru 10 menit berjalan film Laskar Pelangi. Bener dah,
dari awal sampai akhir saya sesak dengan air mata. Lalu, bisa menangis
saat dicuekin, apalagi saat dibentak. Ihh, paling tidak suka dibentak.
Itu perbuataan yang kurang berprkemanusiaan dan berprikeadilan.
Menangis. Tentu saja ada follow up
nya lah. Setelah itu, saya harus bisa kembali berpikir realistis dan
logis, tentu setelah meluapkan perasaan tadi. Ckck.
Hasil
riset yang pernah saya baca, laki-laki memiliki peluang lebih besar
untuk terserang sakit jantung daripada wanita. Nah loh, kenapa?
Itu
dikarenakan laki-laki kurang bebas berekspresi daripada wanita (?).
Thats right. Ketika merasa sedih, pedih, dan kesal, kebanyakan wanita
bisa saja menangis sesukanya. Sedangkan untuk laki-laki, menangis
adalah hal yang memalukan. Mereka lebih memilih memendam perasaan
sedih,pedih,galau,kesal,de el el daripada harus menumpahkannya dengan
air mata. Ini yang menjadi perkara tidak baik untuk kesehatan, terutama
jantung.
Jadi, menangis bukanlah indikasi utama kelemahan (lagi).
Saya
anjurkan anda menangis untuk sekedar menumpahkan perasaan sedih,
ataupun galau, ataupun takut. Apalagi tangisan itu adalah tangis karena
takut kepada Allah. Hmm,,bukankah sepasang mata yang diharamkan
disentuh oleh api neraka adalah mata yang menangis karena takut kepada
Allah?
Yup, anda yang tak pernah menangis atau sulit menangis, jangan dulu cepat berbangga dan berkata kalau anda orang yang hebat. Periksa dulu hati kita. Ada yang salah kah? Sehingga hati sulit sakali untuk menangis.
Yup, anda yang tak pernah menangis atau sulit menangis, jangan dulu cepat berbangga dan berkata kalau anda orang yang hebat. Periksa dulu hati kita. Ada yang salah kah? Sehingga hati sulit sakali untuk menangis.
Toh, bayi yang baru terlahir ke dunia saja menangis, akan jadi pertanyaan ketika bayi tidak nangis (?).
Menangislah jika harus menangis,,karena kita semua manusia (nyanyi mode on).
Okey, enough.
Silahkan diambil manfaatnya, sekiranya ada manfaat ;)
Okey, enough.
Silahkan diambil manfaatnya, sekiranya ada manfaat ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar