Kamis, 31 Maret 2011

Kenyataan Mimpi

Mimpi….
Ya? Itu karena terlalu memikirkannya
Tidak, tak sempat aku pikirkan
Mimpi….
Mungkin karena kau lihat peristiwa yang sama
Salah, kisahku tak ada yang menyamainya
Mimpi….
Mungkin hanya permainan lelapmu
Ah, mana sempat dalam lelap aku bermain
Kalau begitu, apa mimpi itu?
Mimpiku ini tak serupa dengan mimpi-mimpi yang lain
Aku bermimpi karena hati dan rasaku membawa ke alam
Alam yang menyadarkan bahwa ia masih ada dan tetap ada
untuk tersenyum dan menyapa diriku,
dan itu nyata….

Rabu, 16 Maret 2011

Apa itu Syiar?

Sudah hampir sama dengan usiaku di kampus ini aku mendengar kata SYIAR..hingga kata-kata itu akrab dan mendarah daging (*yang ini agak lebay)
Jadi terpikirkan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran ini yang tak dapat aku rangkaikan dengan kata-kata.
pertanyaannya, apa itu syiar?
sampai saat ini pun saya masih bingung mengkomposisikan kalimat yang pas untuk menerjemahkannya.

Syiar itu penting. Setiap lembaga pasti mensyiarkan. Kenapa?
Lembaga dakwah khususnya (karena saya berkecimpung disana) pasti memiliki cara untuk menunjukkan kalau mereka ada, bahasa kerennya eksistensi lembaga. Nah, cara mereka untuk menunjukkan eksistensi itu adalah dengan syiar. Jadi bisa dikatakan syiar adalah ujung tombak keberadaan suatu lembaga dakwah di mata masyarakat, jika itu lembaga dakwah kampus maka tujuannya agar eksis dalam masyarakat kampus.
Lalu apa hubungan syiar dan eksistensi? Tentu saja banyak.
Eksistensi itu erat kaitannya dengan kegiatan-kegiatan yang keberadaannya terasa oleh orang lain. Kebermanfaatan suatu lembaga dakwah yang dapat dirasakan oleh setiap orang otomatis menjadikan lembaga dakwah itu eksis.

Selama ini, lembaga dakwah kita (di kampus saya) tenggelam seiring berjalannya waktu. Entah itu dari kegiatan-kegiatannya yang monoton, sehingga timbul kejumudan (baca:bosan) dari pengelola lembaga dakwah itu sendiri karena syiarnya salah sasaran. Iya, target syiar adalah massa ammah, mereka yang mau kita sentuh dengan nilai-nilai Islam. Tapi agenda syiar yang ada malah dari kita dan untuk kita saja.
Saya sering bertanya kenapa itu terjadi dan mencoba mencari jawabannya sendiri.
Salah sekian dari analisa saya yang juga terinspirasi dari tulisan seorang al akh,pengelola syiar gamais (kalau gak salah), adalah karena kita belum memiliki pilar yang jelas dalam syiar lembaga dakwah kampus ini.
Syiar yang mengakar kuat tentu punya pilar yang jauh lebih kuat pula.
Berikut pilar yang sebaiknya dimiliki oleh lembaga dakwah (Ryan alfian:2009):

1. Syiar Multimedia

Syiar multimedia merupakan kegiatan syiar yang dilaksanakan dalam rangka membangun paradigma serta brand positif objek dakwah. Media yang biasa digunakan adalah media kertas dan media maya. Media kertas biasanya ditempel pada papan pengumuman yang berada ditempat strategis, yaitu tempat dimana sering dilewati objek dakwah. Media dibuat semenarik mungkin dan “eye catching” sehingga mau tidak mau bagi mereka yang melewati media ini pasti akan melihatnya terlebih dahulu karena menarik. Media yang ditempel hendaknya bervariasi dari waktu kewaktu sehingga mereka yang lewat di tempat itu tidak bosan melihat media kita. Dan diharapkan dengan seringnya kebiasaan mereka melihat media yang dibuat maka pesan-pesan yang ingin disampaikan akan tersampaikan dengan baik dan citra LDK akan menjadi lebih baik dan dikenal luas oleh objek dakwah.

Begitu pula dengan media maya, pengoptimalan fungsi facebook, friendster, flixster, website dan lainnya akan membantu kegiatan syiar kita juga untuk orang zaman digital ini.

2. Humas Internal Kampus

Syiar yang dilakukan harus mengakar kedalam seluruh elemen-elemen kampus. Untuk itu media tidaklah cukup memegang tantangan tersebut. Perlu ada sebuah fungsi tambahan lagi agar seluruh elemen kampus tersentuh oleh syiar. Maka dari itu lahirlah hubungan masyarakat internal kampus (HIK) untuk menjawab tantangan ini. Elemen internal kampus terdiri dari Rektorat, Karyawan, Unit Tata Usaha, Unit Kegiatan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa, Keluarga Mahasiswa, dan lain-lain. HIK berfungsi untuk melakukan menjalin hubungan baik terhadap elemen internal kampus tersebut. Dengan adanya hubungan yang baik, maka akan timbul respect dan trust antara keduanya. Dari sanalah mulai kita pengaruhi/tawarkan nilai-nilai islam kepada mereka. Dengan demikian, bukanlah sebuah euphoria bahwa syiar mampu mengakar kedalam seluruh elemen-elemen kampus.

3. Kajian/Ta’lim

Ta’lim dan kajian merupakan kegiatan syiar berbasis kegiatan/event yang dilakukan dalam rangka membentuk kerangka berpikir yang benar tentang Islam. Kegiatan Ta’lim dan kajian sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan momentum yang tepat. Ketepatan momentum yang diambil akan menentukan keberhasilan kajian atau ta’lim karena orang-orang cenderung tertarik kepada hal yang baru dan yang hangat. Ketika momentum pemilu tiba, maka saya pikir tema “Islam Menjawab Tantangan Politik” merupakan tema yang tepat untuk diangkat dalam syiar kajian. Begitu pula dengan momentum lainnya. Adapun ketika momentum “Valentine’s Day” tiba, maka ta’lim yang bertemakan “Cinta dalam Islam” merupakan tema yang cocok pula untuk diangkat. Kekuatan kajian dan ta’lim akan lebih kuat lagi ketika diisi oleh pembicara yang memiliki kompetensi dalam bidangnya dan tempat yang sejuk dan nyaman. Satu lagi yang penting adalah materi ta’lim atau kajian harus disesuaikan dengan pesertanya, jangan terlalu ringan ataupun terlalu berat.

4. Litbang

Rhenald Kasali mengatakan dalam bukunya, Recode Your Change DNA, bahwa “organisasi yang tidak berubah, maka ia akan tergilas oleh tantangan zaman.” Setiap organisasi punya umur hidupnya masing-masing bergantung sampai mana kekuatan mereka untuk bertahan menghadapi tantangan zaman. Begitu pula dengan LDK. Adanya globalisasi dan masuknya budaya barat telah mengintervensi pemikiran-pemikiran pemuda Islam menjadi jauh dari agamanya. Syiar berfungsi meng-counter hal tersebut. Namun kegiatan syiar yang tidak diimbangi dengan penelitian dan pengembangan akan menyebabkan ketidakefektifan dan keefesienan dari kegiatan tersebut. Bisa jadi kegiatan syiar beberapa tahun lalu tidak akan efektif lagi dilakukan kembali saat ini karena tantangan zaman telah berubah. Untuk itulah, kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) itu menjadi hal yang sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kualitas kegiatan syiar kita agar dapat mengimbangi intervensi-intervensi pemikiran yang terus berkembang pula saat ini.

5. Syiar PMB (Pelayanan MaBa)

Mahasiswa Baru merupakan sasaran “empuk” kegiatan syiar. Mengapa demikian? Karena pikiran mereka yang masih bersih, belum terkotori oleh ideologi manapun yang ada dikampus. Untuk itu seharusnya LDK harus berada di barisan depan dalam melaksanakan kegiatan syiar untuk menanamkan paradigma pikiran yang baik tentang islam pada mereka. Acara penyambutan syiar yang baik akan sangat berkesan bagi mereka, sehingga mereka akan mulai memupuk respek dan kepercayaan mereka pada LDK tersebut. Maka bukan tidak mungkin, mereka akan berbondong-bondong mendaftarkan dirinya untuk dapat aktif didalam organisasi itu karena mereka merasa nyaman atas pelayanannya.

6. Kepanitiaan

Satu lagi pilar penting adalah kepanitiaan. Kegiatan kepanitiaan menjadi penting karena dari kegiatan-kegiatan kepanitiaan inilah eksistensi dari LDK menjadi terlihat oleh objek dakwah. Dengan adanya eksistensi Gamais maka hal itu pulalah yang membuat objek dakwah kita tahu bahwa sebenarnya kita ada. Selain itu, kepanitiaan menjadi sarana yang baik pula untuk mengasah soft skill para kader LDK untuk memanajemen sebuah kegiatan. Kelebihan lainnya adalah kepanitiaan juga dapat menjadi daya tarik objek dakwah kita untuk berpartisipasi bersama kita. Dengan demikian objek dakwah pun mampu menjadi subjek dakwah juga.

Izinkan saya untuk menambahi sedikit, syiar butuh orang yang kreatif dan mencintai syiar itu sendiri. Karena berbeda ketika syiar ini dipegang oleh orang-orang yang memang mau dan kompeten dengan orang-orang yang bukan minatnya disana. Kerja syiar adalah melayani dan umat akan merasakan pelayanan yang utuh jika yang memberi melakukannya dengan hati. Lalu kreatif dan inisiatif juga tak kalah penting. Orang-orang berjiwa syiar harusnya punya daya kreatifitas yang baik dan mampu membaca peluang. Ya, itu idealnya, sangat ideal memang. Sekali lagi, saya pun bukanlah orang yang sangat kreatif tapi setidaknya saya mencintai syiar itu sendiri.
Belajar untuk memperbaiki dan membangun semangat di internal syiar itu sendiri. Karena jika internal kita sudah solid secara struktural, konsepan dan pengelolaan insyaallah syiar islam yang mengakar dalam semua elemen kampus itu bukan hanya mimpi.

Kamis, 31 Maret 2011

Kenyataan Mimpi

Mimpi….
Ya? Itu karena terlalu memikirkannya
Tidak, tak sempat aku pikirkan
Mimpi….
Mungkin karena kau lihat peristiwa yang sama
Salah, kisahku tak ada yang menyamainya
Mimpi….
Mungkin hanya permainan lelapmu
Ah, mana sempat dalam lelap aku bermain
Kalau begitu, apa mimpi itu?
Mimpiku ini tak serupa dengan mimpi-mimpi yang lain
Aku bermimpi karena hati dan rasaku membawa ke alam
Alam yang menyadarkan bahwa ia masih ada dan tetap ada
untuk tersenyum dan menyapa diriku,
dan itu nyata….

Rabu, 16 Maret 2011

Apa itu Syiar?

Sudah hampir sama dengan usiaku di kampus ini aku mendengar kata SYIAR..hingga kata-kata itu akrab dan mendarah daging (*yang ini agak lebay)
Jadi terpikirkan untuk menuangkan apa yang ada di pikiran ini yang tak dapat aku rangkaikan dengan kata-kata.
pertanyaannya, apa itu syiar?
sampai saat ini pun saya masih bingung mengkomposisikan kalimat yang pas untuk menerjemahkannya.

Syiar itu penting. Setiap lembaga pasti mensyiarkan. Kenapa?
Lembaga dakwah khususnya (karena saya berkecimpung disana) pasti memiliki cara untuk menunjukkan kalau mereka ada, bahasa kerennya eksistensi lembaga. Nah, cara mereka untuk menunjukkan eksistensi itu adalah dengan syiar. Jadi bisa dikatakan syiar adalah ujung tombak keberadaan suatu lembaga dakwah di mata masyarakat, jika itu lembaga dakwah kampus maka tujuannya agar eksis dalam masyarakat kampus.
Lalu apa hubungan syiar dan eksistensi? Tentu saja banyak.
Eksistensi itu erat kaitannya dengan kegiatan-kegiatan yang keberadaannya terasa oleh orang lain. Kebermanfaatan suatu lembaga dakwah yang dapat dirasakan oleh setiap orang otomatis menjadikan lembaga dakwah itu eksis.

Selama ini, lembaga dakwah kita (di kampus saya) tenggelam seiring berjalannya waktu. Entah itu dari kegiatan-kegiatannya yang monoton, sehingga timbul kejumudan (baca:bosan) dari pengelola lembaga dakwah itu sendiri karena syiarnya salah sasaran. Iya, target syiar adalah massa ammah, mereka yang mau kita sentuh dengan nilai-nilai Islam. Tapi agenda syiar yang ada malah dari kita dan untuk kita saja.
Saya sering bertanya kenapa itu terjadi dan mencoba mencari jawabannya sendiri.
Salah sekian dari analisa saya yang juga terinspirasi dari tulisan seorang al akh,pengelola syiar gamais (kalau gak salah), adalah karena kita belum memiliki pilar yang jelas dalam syiar lembaga dakwah kampus ini.
Syiar yang mengakar kuat tentu punya pilar yang jauh lebih kuat pula.
Berikut pilar yang sebaiknya dimiliki oleh lembaga dakwah (Ryan alfian:2009):

1. Syiar Multimedia

Syiar multimedia merupakan kegiatan syiar yang dilaksanakan dalam rangka membangun paradigma serta brand positif objek dakwah. Media yang biasa digunakan adalah media kertas dan media maya. Media kertas biasanya ditempel pada papan pengumuman yang berada ditempat strategis, yaitu tempat dimana sering dilewati objek dakwah. Media dibuat semenarik mungkin dan “eye catching” sehingga mau tidak mau bagi mereka yang melewati media ini pasti akan melihatnya terlebih dahulu karena menarik. Media yang ditempel hendaknya bervariasi dari waktu kewaktu sehingga mereka yang lewat di tempat itu tidak bosan melihat media kita. Dan diharapkan dengan seringnya kebiasaan mereka melihat media yang dibuat maka pesan-pesan yang ingin disampaikan akan tersampaikan dengan baik dan citra LDK akan menjadi lebih baik dan dikenal luas oleh objek dakwah.

Begitu pula dengan media maya, pengoptimalan fungsi facebook, friendster, flixster, website dan lainnya akan membantu kegiatan syiar kita juga untuk orang zaman digital ini.

2. Humas Internal Kampus

Syiar yang dilakukan harus mengakar kedalam seluruh elemen-elemen kampus. Untuk itu media tidaklah cukup memegang tantangan tersebut. Perlu ada sebuah fungsi tambahan lagi agar seluruh elemen kampus tersentuh oleh syiar. Maka dari itu lahirlah hubungan masyarakat internal kampus (HIK) untuk menjawab tantangan ini. Elemen internal kampus terdiri dari Rektorat, Karyawan, Unit Tata Usaha, Unit Kegiatan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa, Keluarga Mahasiswa, dan lain-lain. HIK berfungsi untuk melakukan menjalin hubungan baik terhadap elemen internal kampus tersebut. Dengan adanya hubungan yang baik, maka akan timbul respect dan trust antara keduanya. Dari sanalah mulai kita pengaruhi/tawarkan nilai-nilai islam kepada mereka. Dengan demikian, bukanlah sebuah euphoria bahwa syiar mampu mengakar kedalam seluruh elemen-elemen kampus.

3. Kajian/Ta’lim

Ta’lim dan kajian merupakan kegiatan syiar berbasis kegiatan/event yang dilakukan dalam rangka membentuk kerangka berpikir yang benar tentang Islam. Kegiatan Ta’lim dan kajian sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan momentum yang tepat. Ketepatan momentum yang diambil akan menentukan keberhasilan kajian atau ta’lim karena orang-orang cenderung tertarik kepada hal yang baru dan yang hangat. Ketika momentum pemilu tiba, maka saya pikir tema “Islam Menjawab Tantangan Politik” merupakan tema yang tepat untuk diangkat dalam syiar kajian. Begitu pula dengan momentum lainnya. Adapun ketika momentum “Valentine’s Day” tiba, maka ta’lim yang bertemakan “Cinta dalam Islam” merupakan tema yang cocok pula untuk diangkat. Kekuatan kajian dan ta’lim akan lebih kuat lagi ketika diisi oleh pembicara yang memiliki kompetensi dalam bidangnya dan tempat yang sejuk dan nyaman. Satu lagi yang penting adalah materi ta’lim atau kajian harus disesuaikan dengan pesertanya, jangan terlalu ringan ataupun terlalu berat.

4. Litbang

Rhenald Kasali mengatakan dalam bukunya, Recode Your Change DNA, bahwa “organisasi yang tidak berubah, maka ia akan tergilas oleh tantangan zaman.” Setiap organisasi punya umur hidupnya masing-masing bergantung sampai mana kekuatan mereka untuk bertahan menghadapi tantangan zaman. Begitu pula dengan LDK. Adanya globalisasi dan masuknya budaya barat telah mengintervensi pemikiran-pemikiran pemuda Islam menjadi jauh dari agamanya. Syiar berfungsi meng-counter hal tersebut. Namun kegiatan syiar yang tidak diimbangi dengan penelitian dan pengembangan akan menyebabkan ketidakefektifan dan keefesienan dari kegiatan tersebut. Bisa jadi kegiatan syiar beberapa tahun lalu tidak akan efektif lagi dilakukan kembali saat ini karena tantangan zaman telah berubah. Untuk itulah, kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) itu menjadi hal yang sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kualitas kegiatan syiar kita agar dapat mengimbangi intervensi-intervensi pemikiran yang terus berkembang pula saat ini.

5. Syiar PMB (Pelayanan MaBa)

Mahasiswa Baru merupakan sasaran “empuk” kegiatan syiar. Mengapa demikian? Karena pikiran mereka yang masih bersih, belum terkotori oleh ideologi manapun yang ada dikampus. Untuk itu seharusnya LDK harus berada di barisan depan dalam melaksanakan kegiatan syiar untuk menanamkan paradigma pikiran yang baik tentang islam pada mereka. Acara penyambutan syiar yang baik akan sangat berkesan bagi mereka, sehingga mereka akan mulai memupuk respek dan kepercayaan mereka pada LDK tersebut. Maka bukan tidak mungkin, mereka akan berbondong-bondong mendaftarkan dirinya untuk dapat aktif didalam organisasi itu karena mereka merasa nyaman atas pelayanannya.

6. Kepanitiaan

Satu lagi pilar penting adalah kepanitiaan. Kegiatan kepanitiaan menjadi penting karena dari kegiatan-kegiatan kepanitiaan inilah eksistensi dari LDK menjadi terlihat oleh objek dakwah. Dengan adanya eksistensi Gamais maka hal itu pulalah yang membuat objek dakwah kita tahu bahwa sebenarnya kita ada. Selain itu, kepanitiaan menjadi sarana yang baik pula untuk mengasah soft skill para kader LDK untuk memanajemen sebuah kegiatan. Kelebihan lainnya adalah kepanitiaan juga dapat menjadi daya tarik objek dakwah kita untuk berpartisipasi bersama kita. Dengan demikian objek dakwah pun mampu menjadi subjek dakwah juga.

Izinkan saya untuk menambahi sedikit, syiar butuh orang yang kreatif dan mencintai syiar itu sendiri. Karena berbeda ketika syiar ini dipegang oleh orang-orang yang memang mau dan kompeten dengan orang-orang yang bukan minatnya disana. Kerja syiar adalah melayani dan umat akan merasakan pelayanan yang utuh jika yang memberi melakukannya dengan hati. Lalu kreatif dan inisiatif juga tak kalah penting. Orang-orang berjiwa syiar harusnya punya daya kreatifitas yang baik dan mampu membaca peluang. Ya, itu idealnya, sangat ideal memang. Sekali lagi, saya pun bukanlah orang yang sangat kreatif tapi setidaknya saya mencintai syiar itu sendiri.
Belajar untuk memperbaiki dan membangun semangat di internal syiar itu sendiri. Karena jika internal kita sudah solid secara struktural, konsepan dan pengelolaan insyaallah syiar islam yang mengakar dalam semua elemen kampus itu bukan hanya mimpi.