Jumat, 07 Oktober 2011

pahlawan kita semua


Bismillah..
Pagi ini mendung tak berhujan.
Saya terhanyut dengan kisah-kisah pejuang-pejuang yang terlihat lemah namun menyimpan begitu besar kekuatan di dalam dirinya. Ya, mereka yang anggun lagi perkasa. Ibu.
Saya rasa tak ada satu pun orang di dunia ini yang tak mencintai sosok wanita satu ini (red:ibu). Walaupun ada banyak suguhan-suguhan di media yang menceritakan anak yang durhaka pada ibundanya.
Saya rasa juga setiap orang pasti terenyuh ketika mengenang jasa ibu, dan begitu takut jika harus kehilangan sosoknya.
Kompleks, rumit, dan tak mampu diukur dengan logika jika kita harus menjelaskan alasan mengapa ibu begitu penuh cinta, rela berkorban, penuh pemaafan. Ah, siapa anak yang mampu mengukur dalamnya kasih sayang ibunda?
Kawan, kali ini izinkan saya bercerita tentangnya.
Tentang seseorang yang dipuja oleh seisi dunia.
Bersyukurlah jika sampai hari ini, kita masih diberi kesempatan leluasa untuk melihat wajah ayu itu, atau sekedar mendengar suara lembut itu, atau merasakan tangan halus sucinya mengusap air matamu.
Berbahagialah ketika sampai hari ini kita masih dapat berceloteh tentang mimpi-mimpi dengannya. Atau mendengar doa-doanya yang ia lantukan di sujud-sujud panjangnya.

Sedikit kembali pada wacana saya tentang suguhan media tadi. Pagi ini, ketika saya melihat salah satu acara di televisi tentang kisah-kisah heroik ibu, maka saya kembali menakar arti cinta seorang ibu.
Kawan, entah saya yang begitu mellow atau tidak, kisah-kisah itu begitu menakjubkan bagi saya. Bagaimana seorang perempuan yang lemah itu dengan gagahnya menanggung amanah-amanah begitu berat. Bukan hanya sekedar mendidik, tapi juga menghidupi nyawa-nyawa yang amat sangat ia cintai. Caranya pun tidaklah mudah kawan. Perempuan yang menjadi single fighter setelah ditinggal suaminya. Saya pikir alangkah berat pekerjaan yang harus ia lakukan demi orang-orang yang mereka cintai. Dan rata-rata alasan mereka sama. Ini semua demi anak-anak. “Saya ingin anak-anak saya bisa sukses, tidak merasakan penderitaan seperti saya. Anak-anak saya harus menjadi orang berhasil”.
Walau harus mengangkut batu-batu kapur yang berat di daerah terjal selama 8 tahun. Walau harus berjualan sayuran keliling kampung dengan kaki yang mulai melemah. Walau harus membersihkan tempat satu demi tempat lain dengan upah seribu dua ribu saja.
Ah, ibu.
Kisah-kisah ibu super ajaib di mata saya, yang mungkin masih banyak lagi yang tidak terungkap. Yang bisa diungkap hanya cintanya, yang semua orang tahu, kasih ibu sepanjang jalan...
Ibunda.
Entah berapa banyak salah yang kami buat. Entah berapa banyak air mata dan keringatmu yang bercucuran demi kami, tanpa kami tahu itu.
Terima kasih bunda. Dunia dan seisinya pun kurasa tak cukup membayar pengorbanan seorang ibu.
Allah, sayangi perempuan-perempuan bernama ibu di dunia ini. Mereka pahlawan-pahlawan berhati mulia.
Jaga ibuku dan seluruh ibu di dunia ini.
Ibu,, terima kasih ya,, aku mencintaimu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 07 Oktober 2011

pahlawan kita semua


Bismillah..
Pagi ini mendung tak berhujan.
Saya terhanyut dengan kisah-kisah pejuang-pejuang yang terlihat lemah namun menyimpan begitu besar kekuatan di dalam dirinya. Ya, mereka yang anggun lagi perkasa. Ibu.
Saya rasa tak ada satu pun orang di dunia ini yang tak mencintai sosok wanita satu ini (red:ibu). Walaupun ada banyak suguhan-suguhan di media yang menceritakan anak yang durhaka pada ibundanya.
Saya rasa juga setiap orang pasti terenyuh ketika mengenang jasa ibu, dan begitu takut jika harus kehilangan sosoknya.
Kompleks, rumit, dan tak mampu diukur dengan logika jika kita harus menjelaskan alasan mengapa ibu begitu penuh cinta, rela berkorban, penuh pemaafan. Ah, siapa anak yang mampu mengukur dalamnya kasih sayang ibunda?
Kawan, kali ini izinkan saya bercerita tentangnya.
Tentang seseorang yang dipuja oleh seisi dunia.
Bersyukurlah jika sampai hari ini, kita masih diberi kesempatan leluasa untuk melihat wajah ayu itu, atau sekedar mendengar suara lembut itu, atau merasakan tangan halus sucinya mengusap air matamu.
Berbahagialah ketika sampai hari ini kita masih dapat berceloteh tentang mimpi-mimpi dengannya. Atau mendengar doa-doanya yang ia lantukan di sujud-sujud panjangnya.

Sedikit kembali pada wacana saya tentang suguhan media tadi. Pagi ini, ketika saya melihat salah satu acara di televisi tentang kisah-kisah heroik ibu, maka saya kembali menakar arti cinta seorang ibu.
Kawan, entah saya yang begitu mellow atau tidak, kisah-kisah itu begitu menakjubkan bagi saya. Bagaimana seorang perempuan yang lemah itu dengan gagahnya menanggung amanah-amanah begitu berat. Bukan hanya sekedar mendidik, tapi juga menghidupi nyawa-nyawa yang amat sangat ia cintai. Caranya pun tidaklah mudah kawan. Perempuan yang menjadi single fighter setelah ditinggal suaminya. Saya pikir alangkah berat pekerjaan yang harus ia lakukan demi orang-orang yang mereka cintai. Dan rata-rata alasan mereka sama. Ini semua demi anak-anak. “Saya ingin anak-anak saya bisa sukses, tidak merasakan penderitaan seperti saya. Anak-anak saya harus menjadi orang berhasil”.
Walau harus mengangkut batu-batu kapur yang berat di daerah terjal selama 8 tahun. Walau harus berjualan sayuran keliling kampung dengan kaki yang mulai melemah. Walau harus membersihkan tempat satu demi tempat lain dengan upah seribu dua ribu saja.
Ah, ibu.
Kisah-kisah ibu super ajaib di mata saya, yang mungkin masih banyak lagi yang tidak terungkap. Yang bisa diungkap hanya cintanya, yang semua orang tahu, kasih ibu sepanjang jalan...
Ibunda.
Entah berapa banyak salah yang kami buat. Entah berapa banyak air mata dan keringatmu yang bercucuran demi kami, tanpa kami tahu itu.
Terima kasih bunda. Dunia dan seisinya pun kurasa tak cukup membayar pengorbanan seorang ibu.
Allah, sayangi perempuan-perempuan bernama ibu di dunia ini. Mereka pahlawan-pahlawan berhati mulia.
Jaga ibuku dan seluruh ibu di dunia ini.
Ibu,, terima kasih ya,, aku mencintaimu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar