Kamis, 26 April 2012

Hijrah

Sebut saja aku Alya.
Diiringi suara gemericik hujan serta udara sejuk sesudahnya malam ini. Saat ini aku jadi teringat sebuah memori, proses panjangku menemukan hidayah yang luar biasa mengubah diriku kini. Seperti judulnya, aku sebut hijrah. Ya, prosesku menerima hijab sebagai pakaian hidupku, identitasku sebagai seorang muslimah.

--Tahun 2004--
Tepatnya saat itu aku di penghujung kelas III SMP. Aku masih ingat jelas penampilan polosku dulu. Pakaian putih biru, tas ransel warna biru, jam tangan biru, dan rambut panjang yang suka sekali aku kuncir setengah.
ei bi wan (Friends Forever). Itu nama genk gong ku dulu. Ah, lucu sekali. Aku tidak akan menjelaskan tentang nama itu, yang pasti aku merasa bersyukur pernah merasakan masa-masa itu. A sweet memory..:)

Siang itu, aku diliputi kebimbangan, anak muda sekarang bilangnya galau. Seluruh siswa kelas 3C diikutsertakan mengikuti tes seleksi masuk SMA Unggulan itu. Hm, aku ikuti saja.
Singkat cerita, tes pun sudah dilewati, tinggal menunggu pengumuman.
Aku masih ingat. Sepulang dari sekolah, kami seperti biasa selalu kumpul-kumpul dulu. Persis di depan gerbang sekolah, kami asyik ngobrol ria. Obrolannya saat itu adalah tentang masa depan,,hihi. Kami memikirkan bagaimana hari-hari kami nanti di SMA Unggulan itu? Ya, katanya SMA itu sangat disiplin, belajar ekstra, dan mayoritas siswinya berjilbab. Apaaa??? Jilbab? Oh no!
Aku tidak bisa membayangkan kalau aku mengenakannya nanti. Toh, waktu acara isra' mi'raj di smp ini saja, aku gerah minta ampun harus pake jilbab beberapa jam saja. Gak banget deh. Hufh..
Akhirnya, kami (aku dan teman2 friends 4ever-ku itu) mengikat janji.
"Eh, pokonya kita janji ya. Walaupun disana mayoritas pake jilbab, kita gak akan goyah. Kita tetap harus bertahan gak pake jilbab!" ujar salah satu sahabatku.
"Yup, aku janji!" jawabku antusias. "Bener ya? kalo gitu, janji dulu!" Dan kami pun menyatukan tangan dalam perjanjian konyol itu.
----

Allah telah menetapkan segala kejadiannya. Kami bisa berkumpul lagi di SMA unggulan itu dan MOS/Ospek pun diagendakan selama kurang lebih satu pekan (aku lupa). Ospek yang sangat sangat melelahkan, mulai dari latihan fisik, LTBB sampai agenda IMTAQ yang selalu ada setiap harinya. Hm, agenda imtaq inilah yang paling tak terlupakan.
Hari pertama Ospek, kami dikumpulkan di sebuah mushola, ah lebih tepatnya disebut aula serbaguna, dengan masih mengenakan seragam smp.
Aku duduk berjejer dengan teman-temanku. Sindiran menghentak yang pertama pun kami dapatkan. Kau tahu itu apa? Ketika kami sudah duduk manis di dalam aula itu, tiba-tiba kakak-kakak berwajah teduh dan menundukkan pandangan dan mbak-mbak yang berjilbab lebar itu membagi-bagikan sajadah kepada kami, siswi baru yang rata-rata belum mengenakan jilbab. Hey?? Maksudnya apa ya?
Aku hanya celingak-celinguk memperhatikan yang lain. Mencari tahu apa ya maksud sajadah ini?
"Al, pake," kata temanku. Ternyata sajadah itu digunakan untuk menutupi rok smp kami saat duduk. Duh, malunya. Dengan muka yang saat itu entah mau kutaruh dimana, aku membentangkan sajadah itu di kedua lututku.
Kami mendengarkan ceramah dari sang guru agama, sebut saja namanya Pak Ahmad. Ceramahnya jauh dari kesan membosankan. Ceramah yang penuh humor tapi tetap berisi, tak jarang aku pun tak berhenti tersenyum mendengar guyonan Pak Ahmad tersebut dan tak jarang juga aku banyak terenyuh dengan tausiyahnya.
Setelah beberapa puluh menit Pak Ahmad tausiyah, kami pun dikelompok-kelompokkan dalam lingkaran kecil. Tentu saja kami berlima tetap memilih dalam lingkaran yang sama. Ternyata agenda selanjutnya adalah diskusi bersama kakak tingkat dan alumni sekolah. Aku masih ingat, mbak yang menemani kelompok kami adalah saudara kandung dari salah seorang temanku, dan yang menjadi tentor kelompok kami itu adalah seorang alumni, laki-laki berjenggot tipis dengan wajah menundukkan setengah pandangannya. Aku sudah lupa namanya siapa? (hhee)
“Kakak ini kenapa ya? Pemalu banget, gak mau ngeliat kita kalau ngomong,” tanyaku dalam hati,hmm.
Tema diskusi hari itu adalah tentang pergaulan laki-laki dan perempuan serta kewajiban menutup aurat. Awalnya biasa saja, kami mendengarkan seksama apa yang disampaikan oleh si kakak tentor. Tapi, lama kelamaan penyampaiannya sedikit mengusik hati kami. Dan diskusi alot pun terjadi. Banyak sekali pertanyaan yang diajukan oleh siswa baru yang sangat awam tentang Islam saat itu, sampai membuat si kakak tentor agak kewalahan menjawabnya. Maklum anak baru, masih semangat dan kritis sekali (hehe). Pertanyaannya mulai dari mengapa kakak bilang pacaran itu tidak boleh? Bukankah kalau itu membawa dampak yang positif malah bagus? Kita kan juga tahu batasan-batasan pergaulan laki-laki dan perempuan, jadi dimana salahnya? Terus, memang jilbab itu wajib ya? Kenapa? Bukankah berpakaian sopan itu sudah menutup aurat? Terus, kalau kita belum siap pake jilbab gimana? Kan yang penting ibadah wajib seperti solat, puasa, dll tetap dijalankan? Dan bla bla bla. Aku rasa kami cukup meneror kakak tentor itu.
Si kakak tentor dan mbak pun menjawab satu per satu pertanyaan kami, walaupun kami sering menyela di tengah pembicaraan mereka. Ya, itu bukan pertanyaan, lebih tepatnya pembelaan.
Diskusi di hari pertama yang kurang memuaskan. Rasanya hatiku masih diliputi banyak pertanyaan. Jilbab? Menjaga diri? Menundukkan pandangan? Arghh,,banyak sekali hal yang tak kuketahui.
--hari kedua--
Tetap ada latihan fisik dan mental. Sungguh melelahkan. Ya Allah, rasanya aku tidak sanggup melewati satu pekan ini, berat sekali. Hanya agenda Imtaq saja yang mampu membuat hari-hari Ospek agak membahagiakan. Ya, diskusi ringan berjalan seperti biasa, tapi aku tak selera membantah, aku mencoba menghayati diskusi tersebut dengan mendengarkan saja.

Jumat, 13 April 2012

Memo Untuk Kekasih 3

Seperti azzamku kemarin, 
akan memperbaiki semuanya sebelum aku pergi.
Tapi bagai boomerang, aku sendiri menjadi takut akan keputusanku.
Haruskah terus maju ke depan atau memutar haluan?
Aku malu.....pada Rabb-ku  T_T

Kamis, 12 April 2012

Someone Like You

I don't know why, but i like this song...simple but beautiful...Someone Like You - Adele

I heard
That you're settled down
That you
Found a girl
And you're
Married now

I heard
That your dreams came true.
Guess she gave you things
I didn't give to you

Old friend
Why are you so shy?
Ain't like you to hold back
Or hide from the light

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over

Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead."
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead,
Yeah.

Selasa, 10 April 2012

let me with my choice

Ya, aku tahu..
Sebenarnya mereka hanya butuh pembuktian.
Sebuah bukti kalau aku bisa membahagiakan mereka seperti yang mereka mimpikan selama ini. Betul, mimpi yang mereka rajut bahkan ketika aku masih dibuai dalam pangkuan mereka.
Maafkan aku wahai bidadari duniaku...
Sungguh, jika aku bisa menjelaskan dengan kata yang tepat. Jika aku bisa memilih kalimat terbaik untuk mengatakannya. Maka akan aku katakan itu. 
Aku hanyalah seorang anak yang lemah dalam melangkah, jika tak kau ridhoi dengan doamu.
Aku hanyalah seorang pendoa yang sia-sia, jika tak kutemui restumu.
Tapi, tahukah kalian?
Dari dulu hingga ku dewasa kini, harapanku tak pernah berubah. 
Mengukir senyum di wajah kalian. Mempersembahkan kebahagiaan dalam hati kalian. Dan yang pasti, membangunkan istana di surga kelak untuk kalian..
Jadi, jika aku harus memilih.......
maka izinkan kali aku memilih:
"Membahagiakan kalian dengan pilihanku"
Biarkan aku membahagiakan kalian dengan caraku.
Yang aku butuhkan, tolong percayai aku, seperti kemarin-kemarin....

#Ah, aku bukan yang paling benar, hanya tolong percayai aku. Tak mungkin aku tak menginginkan yang terbaik untuk kalian. Kalian tak salah, sama sekali tak salah. Aku tahu, semuanya karena kalian menyayangiku..Kumohon...Pokoknya, doakan saja ya..

Minggu, 08 April 2012

geje gak sih

Aku ingin menjadi seorang penulis!!!!

Aissshh...keterlaluan gak sih tuh mimpi?
Busyeetttt,,sepertinya aku bisa,,mmmphh, bukan, aku bisa kalau aku mau, yup, tepat sekali! :D
#halahh, apa ini kau Res??
Itu saja.
Cukup sekian. Terima kasih
prokk prokk prokk..

Pernahkah? Aku pernah..

Pernahkah kau merasakan hatimu kering walau mulutmu sedang mengeja ayat-ayat cintaNya? Aku pernah (sering mungkin).
Dan pernahkah kau meneteskan air matamu ketika tiba-tiba tiap huruf ayat cintaNya begitu meresap, hangat memenuhi relung jiwamu? Aku pernah (sekarang!)
Pernahkah kau merasa Dia begitu jauh,,bukan, tapi kau lah yang menjauh.. Aku pernah.
Dan pernahkah kau berlari terburu, ingin segera mengadu, tersungkur, dan menceritakan segala gundah padaNya? Aku sering (bahkan saat ini!)
Ah, Rabbi-ku....
andai "al iimanu yaz daadu wa yanqush" itu tak aku kenal,
alangkah indahnya...........^____^

Kamis, 26 April 2012

Hijrah

Sebut saja aku Alya.
Diiringi suara gemericik hujan serta udara sejuk sesudahnya malam ini. Saat ini aku jadi teringat sebuah memori, proses panjangku menemukan hidayah yang luar biasa mengubah diriku kini. Seperti judulnya, aku sebut hijrah. Ya, prosesku menerima hijab sebagai pakaian hidupku, identitasku sebagai seorang muslimah.

--Tahun 2004--
Tepatnya saat itu aku di penghujung kelas III SMP. Aku masih ingat jelas penampilan polosku dulu. Pakaian putih biru, tas ransel warna biru, jam tangan biru, dan rambut panjang yang suka sekali aku kuncir setengah.
ei bi wan (Friends Forever). Itu nama genk gong ku dulu. Ah, lucu sekali. Aku tidak akan menjelaskan tentang nama itu, yang pasti aku merasa bersyukur pernah merasakan masa-masa itu. A sweet memory..:)

Siang itu, aku diliputi kebimbangan, anak muda sekarang bilangnya galau. Seluruh siswa kelas 3C diikutsertakan mengikuti tes seleksi masuk SMA Unggulan itu. Hm, aku ikuti saja.
Singkat cerita, tes pun sudah dilewati, tinggal menunggu pengumuman.
Aku masih ingat. Sepulang dari sekolah, kami seperti biasa selalu kumpul-kumpul dulu. Persis di depan gerbang sekolah, kami asyik ngobrol ria. Obrolannya saat itu adalah tentang masa depan,,hihi. Kami memikirkan bagaimana hari-hari kami nanti di SMA Unggulan itu? Ya, katanya SMA itu sangat disiplin, belajar ekstra, dan mayoritas siswinya berjilbab. Apaaa??? Jilbab? Oh no!
Aku tidak bisa membayangkan kalau aku mengenakannya nanti. Toh, waktu acara isra' mi'raj di smp ini saja, aku gerah minta ampun harus pake jilbab beberapa jam saja. Gak banget deh. Hufh..
Akhirnya, kami (aku dan teman2 friends 4ever-ku itu) mengikat janji.
"Eh, pokonya kita janji ya. Walaupun disana mayoritas pake jilbab, kita gak akan goyah. Kita tetap harus bertahan gak pake jilbab!" ujar salah satu sahabatku.
"Yup, aku janji!" jawabku antusias. "Bener ya? kalo gitu, janji dulu!" Dan kami pun menyatukan tangan dalam perjanjian konyol itu.
----

Allah telah menetapkan segala kejadiannya. Kami bisa berkumpul lagi di SMA unggulan itu dan MOS/Ospek pun diagendakan selama kurang lebih satu pekan (aku lupa). Ospek yang sangat sangat melelahkan, mulai dari latihan fisik, LTBB sampai agenda IMTAQ yang selalu ada setiap harinya. Hm, agenda imtaq inilah yang paling tak terlupakan.
Hari pertama Ospek, kami dikumpulkan di sebuah mushola, ah lebih tepatnya disebut aula serbaguna, dengan masih mengenakan seragam smp.
Aku duduk berjejer dengan teman-temanku. Sindiran menghentak yang pertama pun kami dapatkan. Kau tahu itu apa? Ketika kami sudah duduk manis di dalam aula itu, tiba-tiba kakak-kakak berwajah teduh dan menundukkan pandangan dan mbak-mbak yang berjilbab lebar itu membagi-bagikan sajadah kepada kami, siswi baru yang rata-rata belum mengenakan jilbab. Hey?? Maksudnya apa ya?
Aku hanya celingak-celinguk memperhatikan yang lain. Mencari tahu apa ya maksud sajadah ini?
"Al, pake," kata temanku. Ternyata sajadah itu digunakan untuk menutupi rok smp kami saat duduk. Duh, malunya. Dengan muka yang saat itu entah mau kutaruh dimana, aku membentangkan sajadah itu di kedua lututku.
Kami mendengarkan ceramah dari sang guru agama, sebut saja namanya Pak Ahmad. Ceramahnya jauh dari kesan membosankan. Ceramah yang penuh humor tapi tetap berisi, tak jarang aku pun tak berhenti tersenyum mendengar guyonan Pak Ahmad tersebut dan tak jarang juga aku banyak terenyuh dengan tausiyahnya.
Setelah beberapa puluh menit Pak Ahmad tausiyah, kami pun dikelompok-kelompokkan dalam lingkaran kecil. Tentu saja kami berlima tetap memilih dalam lingkaran yang sama. Ternyata agenda selanjutnya adalah diskusi bersama kakak tingkat dan alumni sekolah. Aku masih ingat, mbak yang menemani kelompok kami adalah saudara kandung dari salah seorang temanku, dan yang menjadi tentor kelompok kami itu adalah seorang alumni, laki-laki berjenggot tipis dengan wajah menundukkan setengah pandangannya. Aku sudah lupa namanya siapa? (hhee)
“Kakak ini kenapa ya? Pemalu banget, gak mau ngeliat kita kalau ngomong,” tanyaku dalam hati,hmm.
Tema diskusi hari itu adalah tentang pergaulan laki-laki dan perempuan serta kewajiban menutup aurat. Awalnya biasa saja, kami mendengarkan seksama apa yang disampaikan oleh si kakak tentor. Tapi, lama kelamaan penyampaiannya sedikit mengusik hati kami. Dan diskusi alot pun terjadi. Banyak sekali pertanyaan yang diajukan oleh siswa baru yang sangat awam tentang Islam saat itu, sampai membuat si kakak tentor agak kewalahan menjawabnya. Maklum anak baru, masih semangat dan kritis sekali (hehe). Pertanyaannya mulai dari mengapa kakak bilang pacaran itu tidak boleh? Bukankah kalau itu membawa dampak yang positif malah bagus? Kita kan juga tahu batasan-batasan pergaulan laki-laki dan perempuan, jadi dimana salahnya? Terus, memang jilbab itu wajib ya? Kenapa? Bukankah berpakaian sopan itu sudah menutup aurat? Terus, kalau kita belum siap pake jilbab gimana? Kan yang penting ibadah wajib seperti solat, puasa, dll tetap dijalankan? Dan bla bla bla. Aku rasa kami cukup meneror kakak tentor itu.
Si kakak tentor dan mbak pun menjawab satu per satu pertanyaan kami, walaupun kami sering menyela di tengah pembicaraan mereka. Ya, itu bukan pertanyaan, lebih tepatnya pembelaan.
Diskusi di hari pertama yang kurang memuaskan. Rasanya hatiku masih diliputi banyak pertanyaan. Jilbab? Menjaga diri? Menundukkan pandangan? Arghh,,banyak sekali hal yang tak kuketahui.
--hari kedua--
Tetap ada latihan fisik dan mental. Sungguh melelahkan. Ya Allah, rasanya aku tidak sanggup melewati satu pekan ini, berat sekali. Hanya agenda Imtaq saja yang mampu membuat hari-hari Ospek agak membahagiakan. Ya, diskusi ringan berjalan seperti biasa, tapi aku tak selera membantah, aku mencoba menghayati diskusi tersebut dengan mendengarkan saja.

Jumat, 13 April 2012

Memo Untuk Kekasih 3

Seperti azzamku kemarin, 
akan memperbaiki semuanya sebelum aku pergi.
Tapi bagai boomerang, aku sendiri menjadi takut akan keputusanku.
Haruskah terus maju ke depan atau memutar haluan?
Aku malu.....pada Rabb-ku  T_T

Kamis, 12 April 2012

Someone Like You

I don't know why, but i like this song...simple but beautiful...Someone Like You - Adele

I heard
That you're settled down
That you
Found a girl
And you're
Married now

I heard
That your dreams came true.
Guess she gave you things
I didn't give to you

Old friend
Why are you so shy?
Ain't like you to hold back
Or hide from the light

I hate to turn up out of the blue uninvited
But I couldn't stay away, I couldn't fight it.
I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded
That for me it isn't over

Never mind
I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead."
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead,
Yeah.

Selasa, 10 April 2012

let me with my choice

Ya, aku tahu..
Sebenarnya mereka hanya butuh pembuktian.
Sebuah bukti kalau aku bisa membahagiakan mereka seperti yang mereka mimpikan selama ini. Betul, mimpi yang mereka rajut bahkan ketika aku masih dibuai dalam pangkuan mereka.
Maafkan aku wahai bidadari duniaku...
Sungguh, jika aku bisa menjelaskan dengan kata yang tepat. Jika aku bisa memilih kalimat terbaik untuk mengatakannya. Maka akan aku katakan itu. 
Aku hanyalah seorang anak yang lemah dalam melangkah, jika tak kau ridhoi dengan doamu.
Aku hanyalah seorang pendoa yang sia-sia, jika tak kutemui restumu.
Tapi, tahukah kalian?
Dari dulu hingga ku dewasa kini, harapanku tak pernah berubah. 
Mengukir senyum di wajah kalian. Mempersembahkan kebahagiaan dalam hati kalian. Dan yang pasti, membangunkan istana di surga kelak untuk kalian..
Jadi, jika aku harus memilih.......
maka izinkan kali aku memilih:
"Membahagiakan kalian dengan pilihanku"
Biarkan aku membahagiakan kalian dengan caraku.
Yang aku butuhkan, tolong percayai aku, seperti kemarin-kemarin....

#Ah, aku bukan yang paling benar, hanya tolong percayai aku. Tak mungkin aku tak menginginkan yang terbaik untuk kalian. Kalian tak salah, sama sekali tak salah. Aku tahu, semuanya karena kalian menyayangiku..Kumohon...Pokoknya, doakan saja ya..

Minggu, 08 April 2012

geje gak sih

Aku ingin menjadi seorang penulis!!!!

Aissshh...keterlaluan gak sih tuh mimpi?
Busyeetttt,,sepertinya aku bisa,,mmmphh, bukan, aku bisa kalau aku mau, yup, tepat sekali! :D
#halahh, apa ini kau Res??
Itu saja.
Cukup sekian. Terima kasih
prokk prokk prokk..

Pernahkah? Aku pernah..

Pernahkah kau merasakan hatimu kering walau mulutmu sedang mengeja ayat-ayat cintaNya? Aku pernah (sering mungkin).
Dan pernahkah kau meneteskan air matamu ketika tiba-tiba tiap huruf ayat cintaNya begitu meresap, hangat memenuhi relung jiwamu? Aku pernah (sekarang!)
Pernahkah kau merasa Dia begitu jauh,,bukan, tapi kau lah yang menjauh.. Aku pernah.
Dan pernahkah kau berlari terburu, ingin segera mengadu, tersungkur, dan menceritakan segala gundah padaNya? Aku sering (bahkan saat ini!)
Ah, Rabbi-ku....
andai "al iimanu yaz daadu wa yanqush" itu tak aku kenal,
alangkah indahnya...........^____^