Senin, 06 Juni 2011

Keajaiban Itu Tipis Sekali

Hari ini aku merasakan "kun" (jadilah)-nya itu memang kuasa Allah...
Sekeras apapun kita berusaha, seperfect apapun kita merencanakan, ujung-ujungnya adalah Allah. Eksekusi di tangan sang Maha Menentukan.
Ya teman, ini ceritaku.
Apa yang kau rasa ketika semua telah siap? ikhtiar, doa, semangat sudah di tangan tapi sepersekian detik pun kenyataan menjadi tak sesuai harapan?
Akhir Desember 2010 lalu,aku begitu bahagia, optimis, seakan masa depan itu sudah di pelupuk mata, dekat sekali. Makalah proposal usulku di acc! Cukup dengan satu kali menghadap kepala prodi saat itu, alhamdulillah, karena teman-temanku ada yang sampai berulangkali mengganti proposalnya baru mendapat acc.
Cukup lama aku menghabiskan waktu dengan bimbingan proposal, 5 bulan. Hmm...Aku pun sudah meluapkan begitu saja mimpiku untuk mengejar si Septi (September). Banyak pertimbanganku memutuskan itu. Jadwal seminar prodiku memang padat, dengan seminar hasil kakak-kakak tingkat. Ya, selain itu, aku memang sudah memilih, memilih untuk tetap bertahan di kampus ini hingga Desember lah dengan pertimbangan lain-lain... Pokoknya, Desember (si desi) semua selesai.
Akhirnya aku putuskan maju seminar usul tanggal 1 Juni. Kedua pembimbing pun menyetujui. Senang. Aku punya banyak waktu untuk mengejar si Desi. Juli-Agus penelitian. Septi seminar hasil. Okti sidang...Oke...Si Desi pun wisuda ^^ (yuhuu,lengkap cuy)..Gak buru-buru, amanah jalan, akademik lancar...
Hari ini semua perencanaanku terancam!
Di antara harap dan putus asa..
Di antara pinta dan doa..
Antara mengiba dan merasa..

Makalah sudah dicetak 14 rangkap. Slide sudah dipersiapkan se-efektif dan semenarik mungkin. Literatur ok lah. Ok guys, aku siap menghadapi 1 Juni!

1 Juni 2011 adalah hari SNMPTN.
fiuhhh...harus diundur satu minggu lagi untuk mengejar mimpi.
8 Juni..
harus sukses dan sematang mungkin, biar perfect!
"Ibu tidak bisa hadir hari rabu Resty, karena ada kerjaan, harus keluar negeri," ujar pembimbing 2.
Oh...
"Iya bu, gak papa. Mohon doanya aja ya bu supaya saya lancar seminarnya.."
"Iya, semangat ya!"

Undangan ke all dosen sudah disebar..Tinggal menghubungi pembimbing 1 nih..
"Aduh, maaf sekali ya Resty..Anak saya sedang sakit..Gak bisa saya tinggalin. Kamu mundur aja minggu depan lagi seminarnya.."
Apa?
Hanya diam dan mengucapkan oh dan terima kasih.
Tak terasa gegap gempita hatiku luruh menjadi butiran-butiran yang mengalir deras, tak bisa tertahan, alamiah, begitu saja..

Sudah berusaha menghadap kepala prodi untuk mencari jalan keluar. Nihil.
Ikhtiar lagi, menghadap dosen pengasuh mata kuliah seminar usul ini, seorang ibu, ummahat. Aku ceritakan masalahnya. Ketika sang ibu pun berkata semua diluar kuasa beliau dengan penuh penyesalan, airmata ku pun tumpah ruah d hadapan sang ibu pula. Ibu pun ikut berkaca-kaca karena beliau tahu jika tidak rabu ini maka harus menunggu Septi. 3 bulan lagi! Beliau tahu, penelitianku harus dimulai Juli.
Jika tidak rabu ini, maka 3 bulan lagi
Jika tidak rabu ini, maka harus mengubah semua perangkat lagi
Jika tidak rabu ini, maka entah bisa mengejar si Desi?

Ya Allah...
Keajaiban itu rasanya tipis sekali..Antara ada dan tiada.

aku
asw...mf bu klw sms saya mengganggu..semoga anak ibu lekas diberikan kesembuhan oleh Allah yg tiada lagi penyakit setelahnya..amin...Bu, kemungkinan saya tdk bisa seminar semester ini, bulan september baru bisa maju usul..tapi undangan untuk dosen sudah terlanjur disebar. Tapi dak apa2 bu,semoga ini yg terbaik. Mohon doanya ya bu

ibu
ya. resti ibu benar2 minta maaf.krn diluar dugaan.biar saja disebar. sampai hari ini blm memungkinkan ibu ke indralaya.ndak tau rabu. jadi lihat nanti kalau memungkinkan ibu akan ke indralaya. tapi kalau tetap ndak bs, semester dpn tapi kita minta duluan. nanti ibu yg urus.sekali lagi ibu minta maaf

aku
iya bu, dak apa2..yg penting anak ibu cpt sembuh ya bu...sekeras apapun saya memaksakan,tp namanya juga ibu sedang dalam kesulitan...Semoga kita dikasih jalan keluar yg terbaik ya bu...dan saya masih berharap ibu bisa hadir hari rabu (amin) makasih bu :)

ibu
ya resti..makasih banyak doanya dan pengertiannya. ibu jg berharap sama seperti kamu..oke :)

Plong!
Sedih, lega, cemas, harap, optimis, kelapangan jiwa, semua bercampur aduk jadi satu, tangis... Yaa, rightnow, aku cuma bisa menangis ya Rabbi..
Anak ibu sembuh, atau tidak rabu ini..
Tanggal 8 atau 3 bulan lagi..
Semangat mengejar desi atau pasrah entah sampai kapan..
karena jika tidak desi, aku tak punya semangat lagi mengejar yang lain..
Ibu akan datang atau aku yang pulang rabu ini...

Ya Rabb,,di antara harap dan cemas aku meminta.
Sesungguhnya tak ada sesuatu pun terjadi atas kehendakMU..
Ajari aku sabar, ajari aku ikhlas, ajari aku meletakkan dunia di tanganku bukan di hatiku, ajari aku, ajari aku, ajari aku, dan ajari mereka yang ada d sekelilingku...
Kita lihat rabu ini..
Apa keajaiban itu akan datang?
Jika iya, jadikan aku makhluk yang pandai bersyukur ya Rabb..
Jika tidak, jadikan hatiku seluas samudera, selapang sahara,,,hingga tak kurasa sebentuk kecewa dan putus asa di sudut bagian bernama hati..

Hufffh..
Keajaiban itu tipis sekali..
"Kun" itu memang kuasaNya Allah saja..

1 komentar:

  1. iya di,,jazakillah...
    sebenarnya ana jg malu sendiri, masa' baru segini be sudah sedih? hoho..
    insyaallah sudah bisa menata hati ini dan jgn sampai ana mnjd kufur nikmat yo...
    ok, smile, insyaallah...SEMANGAT!!!

    BalasHapus

Senin, 06 Juni 2011

Keajaiban Itu Tipis Sekali

Hari ini aku merasakan "kun" (jadilah)-nya itu memang kuasa Allah...
Sekeras apapun kita berusaha, seperfect apapun kita merencanakan, ujung-ujungnya adalah Allah. Eksekusi di tangan sang Maha Menentukan.
Ya teman, ini ceritaku.
Apa yang kau rasa ketika semua telah siap? ikhtiar, doa, semangat sudah di tangan tapi sepersekian detik pun kenyataan menjadi tak sesuai harapan?
Akhir Desember 2010 lalu,aku begitu bahagia, optimis, seakan masa depan itu sudah di pelupuk mata, dekat sekali. Makalah proposal usulku di acc! Cukup dengan satu kali menghadap kepala prodi saat itu, alhamdulillah, karena teman-temanku ada yang sampai berulangkali mengganti proposalnya baru mendapat acc.
Cukup lama aku menghabiskan waktu dengan bimbingan proposal, 5 bulan. Hmm...Aku pun sudah meluapkan begitu saja mimpiku untuk mengejar si Septi (September). Banyak pertimbanganku memutuskan itu. Jadwal seminar prodiku memang padat, dengan seminar hasil kakak-kakak tingkat. Ya, selain itu, aku memang sudah memilih, memilih untuk tetap bertahan di kampus ini hingga Desember lah dengan pertimbangan lain-lain... Pokoknya, Desember (si desi) semua selesai.
Akhirnya aku putuskan maju seminar usul tanggal 1 Juni. Kedua pembimbing pun menyetujui. Senang. Aku punya banyak waktu untuk mengejar si Desi. Juli-Agus penelitian. Septi seminar hasil. Okti sidang...Oke...Si Desi pun wisuda ^^ (yuhuu,lengkap cuy)..Gak buru-buru, amanah jalan, akademik lancar...
Hari ini semua perencanaanku terancam!
Di antara harap dan putus asa..
Di antara pinta dan doa..
Antara mengiba dan merasa..

Makalah sudah dicetak 14 rangkap. Slide sudah dipersiapkan se-efektif dan semenarik mungkin. Literatur ok lah. Ok guys, aku siap menghadapi 1 Juni!

1 Juni 2011 adalah hari SNMPTN.
fiuhhh...harus diundur satu minggu lagi untuk mengejar mimpi.
8 Juni..
harus sukses dan sematang mungkin, biar perfect!
"Ibu tidak bisa hadir hari rabu Resty, karena ada kerjaan, harus keluar negeri," ujar pembimbing 2.
Oh...
"Iya bu, gak papa. Mohon doanya aja ya bu supaya saya lancar seminarnya.."
"Iya, semangat ya!"

Undangan ke all dosen sudah disebar..Tinggal menghubungi pembimbing 1 nih..
"Aduh, maaf sekali ya Resty..Anak saya sedang sakit..Gak bisa saya tinggalin. Kamu mundur aja minggu depan lagi seminarnya.."
Apa?
Hanya diam dan mengucapkan oh dan terima kasih.
Tak terasa gegap gempita hatiku luruh menjadi butiran-butiran yang mengalir deras, tak bisa tertahan, alamiah, begitu saja..

Sudah berusaha menghadap kepala prodi untuk mencari jalan keluar. Nihil.
Ikhtiar lagi, menghadap dosen pengasuh mata kuliah seminar usul ini, seorang ibu, ummahat. Aku ceritakan masalahnya. Ketika sang ibu pun berkata semua diluar kuasa beliau dengan penuh penyesalan, airmata ku pun tumpah ruah d hadapan sang ibu pula. Ibu pun ikut berkaca-kaca karena beliau tahu jika tidak rabu ini maka harus menunggu Septi. 3 bulan lagi! Beliau tahu, penelitianku harus dimulai Juli.
Jika tidak rabu ini, maka 3 bulan lagi
Jika tidak rabu ini, maka harus mengubah semua perangkat lagi
Jika tidak rabu ini, maka entah bisa mengejar si Desi?

Ya Allah...
Keajaiban itu rasanya tipis sekali..Antara ada dan tiada.

aku
asw...mf bu klw sms saya mengganggu..semoga anak ibu lekas diberikan kesembuhan oleh Allah yg tiada lagi penyakit setelahnya..amin...Bu, kemungkinan saya tdk bisa seminar semester ini, bulan september baru bisa maju usul..tapi undangan untuk dosen sudah terlanjur disebar. Tapi dak apa2 bu,semoga ini yg terbaik. Mohon doanya ya bu

ibu
ya. resti ibu benar2 minta maaf.krn diluar dugaan.biar saja disebar. sampai hari ini blm memungkinkan ibu ke indralaya.ndak tau rabu. jadi lihat nanti kalau memungkinkan ibu akan ke indralaya. tapi kalau tetap ndak bs, semester dpn tapi kita minta duluan. nanti ibu yg urus.sekali lagi ibu minta maaf

aku
iya bu, dak apa2..yg penting anak ibu cpt sembuh ya bu...sekeras apapun saya memaksakan,tp namanya juga ibu sedang dalam kesulitan...Semoga kita dikasih jalan keluar yg terbaik ya bu...dan saya masih berharap ibu bisa hadir hari rabu (amin) makasih bu :)

ibu
ya resti..makasih banyak doanya dan pengertiannya. ibu jg berharap sama seperti kamu..oke :)

Plong!
Sedih, lega, cemas, harap, optimis, kelapangan jiwa, semua bercampur aduk jadi satu, tangis... Yaa, rightnow, aku cuma bisa menangis ya Rabbi..
Anak ibu sembuh, atau tidak rabu ini..
Tanggal 8 atau 3 bulan lagi..
Semangat mengejar desi atau pasrah entah sampai kapan..
karena jika tidak desi, aku tak punya semangat lagi mengejar yang lain..
Ibu akan datang atau aku yang pulang rabu ini...

Ya Rabb,,di antara harap dan cemas aku meminta.
Sesungguhnya tak ada sesuatu pun terjadi atas kehendakMU..
Ajari aku sabar, ajari aku ikhlas, ajari aku meletakkan dunia di tanganku bukan di hatiku, ajari aku, ajari aku, ajari aku, dan ajari mereka yang ada d sekelilingku...
Kita lihat rabu ini..
Apa keajaiban itu akan datang?
Jika iya, jadikan aku makhluk yang pandai bersyukur ya Rabb..
Jika tidak, jadikan hatiku seluas samudera, selapang sahara,,,hingga tak kurasa sebentuk kecewa dan putus asa di sudut bagian bernama hati..

Hufffh..
Keajaiban itu tipis sekali..
"Kun" itu memang kuasaNya Allah saja..

1 komentar:

  1. iya di,,jazakillah...
    sebenarnya ana jg malu sendiri, masa' baru segini be sudah sedih? hoho..
    insyaallah sudah bisa menata hati ini dan jgn sampai ana mnjd kufur nikmat yo...
    ok, smile, insyaallah...SEMANGAT!!!

    BalasHapus