Jumat, 25 Mei 2012

usah bersedih

ngiiiikkkk...
Aku tidak mau berbohong atau berpura-pura bahagia saat ini.
Hatiku rasanya gulana oleh 'sebab' yang tidak mampu diuraikan dengan kata. 'Sebab' yang tertawa penuh kemenangan karena berhasil penuh sesak dalam relung hati, menjadi terasa sempit.
Ya Allah, aku ingin marah sedang aku tidak tahu harus pada apa melampiaskannya. Aku ingin menangis, mencurahkan rasa sedih -yang menyebalkan ini.- sedang aku tak punya bahu tempat ku menyandar.
Kasihan sekali bukan?


Bolehkah aku katakan: I hate! I don't accept it! I disappointed! It's not fair for me!
Uh, aku hanya bisa menunduk layu. Karena aku harus tetap diam. Bertahan karena ini ujian.
Ujian adalah cara Allah menunjukkan kalau Dia sedang memperhatikanku. Dia ingin melihat seberapa besar kualitas kesabaranku. Sekuat apa bibirku mengulas senyum walau hati meringis, pediiiiihhhh. Setabah apa aku tetap melakukan kerja terbaik walau kebencianku amat besar akan hal yang melanggar kode etik perikemanusiaan dan perikeadilan ini.
Maka, aku berjanji padamu wahai diri sendiri.
Aku tetap akan berbahagia. Harus bahagia! Siapa yang akan membesarkan hatimu saat ini selain dirimu sendiri? Hah? Siapa???
Aku harus bangkit! Tunjukkan pada dunia kalau aku kuat..Yeah! Lihat saja, mereka akan menyesal karena telah memperlakukan aku seperti ini! Lihat saja, aku tak semudah itu untuk kalian patahkan! Kalian lihat saja, aku manusia kuat karena di belakangku berdiri Yang Maha Kuat! Kalian dengar itu? *berkobar-kobar
Hiks. Buliran itu pun jatuh kini. Aku baik-baik saja. Sungguh, aku baik-baik saja... T.T

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
(QS.94:5-8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 25 Mei 2012

usah bersedih

ngiiiikkkk...
Aku tidak mau berbohong atau berpura-pura bahagia saat ini.
Hatiku rasanya gulana oleh 'sebab' yang tidak mampu diuraikan dengan kata. 'Sebab' yang tertawa penuh kemenangan karena berhasil penuh sesak dalam relung hati, menjadi terasa sempit.
Ya Allah, aku ingin marah sedang aku tidak tahu harus pada apa melampiaskannya. Aku ingin menangis, mencurahkan rasa sedih -yang menyebalkan ini.- sedang aku tak punya bahu tempat ku menyandar.
Kasihan sekali bukan?


Bolehkah aku katakan: I hate! I don't accept it! I disappointed! It's not fair for me!
Uh, aku hanya bisa menunduk layu. Karena aku harus tetap diam. Bertahan karena ini ujian.
Ujian adalah cara Allah menunjukkan kalau Dia sedang memperhatikanku. Dia ingin melihat seberapa besar kualitas kesabaranku. Sekuat apa bibirku mengulas senyum walau hati meringis, pediiiiihhhh. Setabah apa aku tetap melakukan kerja terbaik walau kebencianku amat besar akan hal yang melanggar kode etik perikemanusiaan dan perikeadilan ini.
Maka, aku berjanji padamu wahai diri sendiri.
Aku tetap akan berbahagia. Harus bahagia! Siapa yang akan membesarkan hatimu saat ini selain dirimu sendiri? Hah? Siapa???
Aku harus bangkit! Tunjukkan pada dunia kalau aku kuat..Yeah! Lihat saja, mereka akan menyesal karena telah memperlakukan aku seperti ini! Lihat saja, aku tak semudah itu untuk kalian patahkan! Kalian lihat saja, aku manusia kuat karena di belakangku berdiri Yang Maha Kuat! Kalian dengar itu? *berkobar-kobar
Hiks. Buliran itu pun jatuh kini. Aku baik-baik saja. Sungguh, aku baik-baik saja... T.T

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”
(QS.94:5-8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar