Selasa, 10 September 2013

balada si waktu

Waktu tak bisa dihemat -seperti kata-kata orang yang sering berpidato-. Waktu akan terus berjalan, begitu saja tanpa bisa kita hemat, tunda, bahkan hentikan. Tinggal bagaimana kita -manusia- yang memanfaatkanya agar tak kalah dengan waktu. Pantas saja jika ada pribahasa yang mengatakan waktu adalah pedang. Iya, seorang petarung akan menang jika ia mampu mengendalikan pedangnya dengan baik atau sebaliknya ia akan mati terluka oleh pedangnya sendiri.
Saat ini aku hanya sedang mentafakuri waktuku. Apa itu waktu? Bagaimana aku menghabiskan waktuku? 
Hufh, jika dihitung-hitung, tak banyak hal menarik untuk diceritakan. 
Waktu adalah rentang antara kehidupan dan kematian. (Mungkin -__-). Lalu, sudah seperti apa kita mengisi waktu ini? Pertanyaan yang hanya bisa dijawab dengan geleng-geleng saja.
Oke, tak baik anak gadis berlama-lama menunggu waktu (aiisshh). Mari yuk sama-sama kita manfaatkan waktu kita dengan hal (buaaaanyyaak sekali) yang bermanfaat.
Jika dirimu memiliki mimpi (seperti aku nih), maka mari kita tuliskan. Dari mimpi yang paling sepele hingga yang paling rumit bin kompleks untuk diraih, tuliskan saja. Di buku memo, atau di buku catatan harian, atau di buku ngaji :P, atau di notebook, dimana aja, toh tinggal nulis. Lalu apa lagi?
Setelah itu, mari berusaha dengan usaha yang baik, berdoa, tunggu. Let's we see....
bagaimana waktu akan menjawabnya.
THAT IS WHAT A SURPRISE!!!
-tentu saja, Allah punya waktu terbaik untuk kita hambaNya yang selalu percaya-
-Keep Smile Resty-

duh ukhti... :)

duh, ukhti :)
aku tahu ada binar berbeda di wajahmu kini
dan aku tahu persis perasaan yang ada di balik hatimu ini
ah,
beginilah resikonya menjadi perempuan duhai ukhti
mudah sekali bunga bermekaran di hati
bukan salahmu, itu pasti
tapi kodratmu lah, kodrat ku lah, kodrat kita lah
memiliki perasaan yang peka dan mudah berasumsi
Ukhti.. :)
tapi ingin sekali kukatakan padamu
Jangan kau turuti kata hati itu untuk saat ini
karena ia samar, antara kebenaran dan perasaan
Jika benar, biarlah waktu yang mengungkapkannya
Jika ia salah, ia tak akan menyakiti hati yang rapuh
Ukhti.. :)
beginilah Allah menguji kita dengan hati 'perempuan' yang kita miliki
hati yang akan kuat jika diiringi rasionalisasi
sekali lagi,
karena ia samar, antara kebenaran dan perasaan

repost

Kita tidak bisa memaksa jam itu lebih cepat, atau lebih lambat. Bisa saja diputar jarumnya, tapi itu tidak mengubah kenyataan apapun. Pukul 6 sore, akan datang persis ketika sudah tiba waktunya. Tidak telat sedetik, tidak juga lebih cepat sedetik.

Begitulah hal2 penting dalam hidup kita. Akan tiba di waktu yang tepat. Sebelum waktunya tiba, mari nikmati prosesnya dengan baik.

*Tere Lije

Selasa, 28 Mei 2013

sometime

Bukan memutuskan.
Juga tidak mendendam.
Hanya memudahkan.
Memudahkan semua urusan.
Supaya hati tenang.
Dan jiwa akan tentram.
Jadi, jangan memulainya lagi. Untuk apapun.
Karena dalam hidup, ada hal yang bisa diperbaiki, namun ada juga yang biarlah ia tetap seperti itu, untuk dibuang jauh, lalu dilupakan.
Untuk sementara atau bahkan selamanya.
Kadang ketika menulis di lembaran buku, kita bisa menghapus bagian yang salah dengan mudah, namun kadang juga kita mesti merobek lembaran tersebut, untuk dibuang.
Untuk sementara atau bahkan selamanya.

apa banget

Sudah tak terbilang hari lamanya blog ini saya tinggalkan. Banyak sekali kisah yang lewat saya tuangkan. Tidak ada alasan sebenarnya untuk tak menulis. Emangnya, sibuk, gak punya waktu, males itu masuk kriteria alasan? aduuuuhhh,, saya mau nulis lagi  >,<

*menyepi
*cari inspirasi.......






skenario yang terbaik (bang tere)

*Skenario yang terbaik

Engkau tahu, duhai tetes air hujan, kering sudah air mata, tidur tak nyenyak, makan tak enak, tersenyum penuh sandiwara, tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya.

Engkau tahu, duhai gemerisik angin,kalau boleh, ingin kutitipkan banyak hal padamu, sampaikan padanya sepotong kata, tapi itu tak bisa kulakukan, biarlah Tuhan melihat semuanya.

Engkau tahu, duhai tokek di kejauhan,setiap kali kau berseru 'tokekk', aku ingin sekali menghitung, satu untuk iya, satu untuk tidak, lantas berharap kau berbunyi sekali lagi agar jawabannya 'iya', dan berharap kau berhenti jika memang sudah 'iya', tapi itu tak bisa kulakukan, biarlah Tuhan mendengar semuanya.

Engkau tahu, duhai retakan dinding,sungguh aku tak tahu lagi berapa dalam retaknya hati ini, besok lusa, mudah saja memperbaiki retakanmu dinding, tinggal ambil semen dan pasir, tapi hatiku, entah bagaimana merekatkannya kembali, tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya.

Wahai orang-orang yang merindu, maka malam ini, akan kusampaikan sebuah kabar gembira dari sebuah nasehat bijak. Kalian tahu, buku-buku cinta yang indah, film-film roman yang mengharukan, puisi-puisi perasaan yang mengharu biru, itu semua ditulis oleh penulisnya. Maka, biarlah, biarlah kisah perasaan kalian yang spesial, ditulis langsung oleh Tuhan. Percayakan pada yang terbaik.

--Tere Liye

Rabu, 23 Januari 2013

Just do what you wanna do

Tak perlu menjaga-jaga perasaanku, karena ada Allah yang akan menjaganya. Just do what you wanna do!
Quote di atas terus saja mengklaim pikiranku. Entah karena apa, tapi aku ingin menegaskan, i'm okay dear, please be like usual. Teruntuk mereka -yang mungkin khawatir- atau entah bagaimana, khawatir aku kecewa, khawatir aku bersedih atas pilihan mereka. Oh bukan khawatir, atau mungkin mereka senang dan tak sabar menunggu reaksiku. Ya Rabb, harus bagaimana aku menjelaskan, gak usah lebay. Terus terang, urusan diriku sendiri saja masih banyak yang harus diselesaikan, butuh pemikiran, butuh energi, butuh waktu. Aku tak sebodoh itu untuk menyia-nyiakan energi menangisi perbuatan orang lain. Aku tidak selemah yang kalian pikir, yang mungkin kalau di dalam sinetron, orang di posisi aku akan mengutuk-ngutuk dirinya, memalang-malangkan dirinya, frustasi, bunuh diri. Naudzubillah. 
Hey! Come on! Aku ini akhwat kuat! Aku tahu, mengerti, bahkan memahami. 
Seperti yang aku katakan sebelumnya, cukup tau. Iya, cukuplah dengan cukup tau saja. 
Ada yang harus aku sesalkan???
Hmm, tentu saja.
Aku menyesal bila ilmu yang didapat itu hanya hiasan saja. Itu yang harusnya disesalkan. Mengapa izzah dan iffah sebagai muslimah kita lupakan begitu saja. Aku tidak pernah mencari-cari keburukan karena bagiku lebih berat jika mengetahui daripada tidak tahu. Tapi, bangkai yang busuk akan tercium juga baunya. Begitu kan kata pepatah? Allah sendiri yang membukakannya padaku. Yang semakin kesini, makin aku sadari, ini cara Allah menunjukkan yang baik dan yang tidak baik. Allah bukakan semuanya untuk memudahkan bagiku memilih yang jauh lebih baik. Aku belajar langsung bahwa niat yang baik dan lurus itu adalah di awal, di proses dan di akhir. Allah perlihatkan itu langsung padaku.

Jumat, 18 Januari 2013

pernak pernik

Assalamualaikum ^^
sudah lama sekali gak posting disini. Maka dari itu, dengan berbaik hati dan setulus-tulusnya aku akan berbagi cerita pagi ini. *plakk
Terakhir, aku cerita apa ya? Sampai lupa.
Hmm, hari ini Jumat, 18 Januari 2013.
Seperti hari biasanya, aku berangkat pagi-pagi ke sekolah demi mendidik anak bangsa agar negeri ini punya generasi penerus yang cerdas, berakhlak dan bervisi mulia *eaaa,alay.
Allah memang selalu punya skenario di balik setiap kejadian dalam hidup kita. Ya, begitulah. Ketika kuputar balik kejadian dalam hidupku melalui blog ini, maka sedikit demi sedikit terungkap 'apa sih maksud Allah begini atau begitu?'
Oke, aku mulai dari sini...Sekarang aku telah menjadi seorang guru di salah satu sekolah swasta (kata orang: elite), tepatnya guru biologi, cabang ilmu yang banyak mendekatkan diri kita kepada sang Pencipta -karena semakin kita mendalami ilmu ini, maka semakin kita sadar bahwa diri kita ini begitu kecil, tak ada apa-apanya-. Sudah satu semester kujalani aktivitas sebagai guru pada umumnya: mengajar, mendidik, dll. Aku menemukan duniaku disini. Anak-anak dengan segala tingkah lakunya, ada yang cerdas, yang malas, yang tidak memiliki motivasi, yang sangat ambisi, yang hobi bermain, yang hobi belajar, komplit.
I love my world. Dunia pendidikan dan segala pernak-perniknya.
Cukup sekian, saya cuma mau cerita itu. 

Selasa, 10 September 2013

balada si waktu

Waktu tak bisa dihemat -seperti kata-kata orang yang sering berpidato-. Waktu akan terus berjalan, begitu saja tanpa bisa kita hemat, tunda, bahkan hentikan. Tinggal bagaimana kita -manusia- yang memanfaatkanya agar tak kalah dengan waktu. Pantas saja jika ada pribahasa yang mengatakan waktu adalah pedang. Iya, seorang petarung akan menang jika ia mampu mengendalikan pedangnya dengan baik atau sebaliknya ia akan mati terluka oleh pedangnya sendiri.
Saat ini aku hanya sedang mentafakuri waktuku. Apa itu waktu? Bagaimana aku menghabiskan waktuku? 
Hufh, jika dihitung-hitung, tak banyak hal menarik untuk diceritakan. 
Waktu adalah rentang antara kehidupan dan kematian. (Mungkin -__-). Lalu, sudah seperti apa kita mengisi waktu ini? Pertanyaan yang hanya bisa dijawab dengan geleng-geleng saja.
Oke, tak baik anak gadis berlama-lama menunggu waktu (aiisshh). Mari yuk sama-sama kita manfaatkan waktu kita dengan hal (buaaaanyyaak sekali) yang bermanfaat.
Jika dirimu memiliki mimpi (seperti aku nih), maka mari kita tuliskan. Dari mimpi yang paling sepele hingga yang paling rumit bin kompleks untuk diraih, tuliskan saja. Di buku memo, atau di buku catatan harian, atau di buku ngaji :P, atau di notebook, dimana aja, toh tinggal nulis. Lalu apa lagi?
Setelah itu, mari berusaha dengan usaha yang baik, berdoa, tunggu. Let's we see....
bagaimana waktu akan menjawabnya.
THAT IS WHAT A SURPRISE!!!
-tentu saja, Allah punya waktu terbaik untuk kita hambaNya yang selalu percaya-
-Keep Smile Resty-

duh ukhti... :)

duh, ukhti :)
aku tahu ada binar berbeda di wajahmu kini
dan aku tahu persis perasaan yang ada di balik hatimu ini
ah,
beginilah resikonya menjadi perempuan duhai ukhti
mudah sekali bunga bermekaran di hati
bukan salahmu, itu pasti
tapi kodratmu lah, kodrat ku lah, kodrat kita lah
memiliki perasaan yang peka dan mudah berasumsi
Ukhti.. :)
tapi ingin sekali kukatakan padamu
Jangan kau turuti kata hati itu untuk saat ini
karena ia samar, antara kebenaran dan perasaan
Jika benar, biarlah waktu yang mengungkapkannya
Jika ia salah, ia tak akan menyakiti hati yang rapuh
Ukhti.. :)
beginilah Allah menguji kita dengan hati 'perempuan' yang kita miliki
hati yang akan kuat jika diiringi rasionalisasi
sekali lagi,
karena ia samar, antara kebenaran dan perasaan

repost

Kita tidak bisa memaksa jam itu lebih cepat, atau lebih lambat. Bisa saja diputar jarumnya, tapi itu tidak mengubah kenyataan apapun. Pukul 6 sore, akan datang persis ketika sudah tiba waktunya. Tidak telat sedetik, tidak juga lebih cepat sedetik.

Begitulah hal2 penting dalam hidup kita. Akan tiba di waktu yang tepat. Sebelum waktunya tiba, mari nikmati prosesnya dengan baik.

*Tere Lije

Selasa, 28 Mei 2013

sometime

Bukan memutuskan.
Juga tidak mendendam.
Hanya memudahkan.
Memudahkan semua urusan.
Supaya hati tenang.
Dan jiwa akan tentram.
Jadi, jangan memulainya lagi. Untuk apapun.
Karena dalam hidup, ada hal yang bisa diperbaiki, namun ada juga yang biarlah ia tetap seperti itu, untuk dibuang jauh, lalu dilupakan.
Untuk sementara atau bahkan selamanya.
Kadang ketika menulis di lembaran buku, kita bisa menghapus bagian yang salah dengan mudah, namun kadang juga kita mesti merobek lembaran tersebut, untuk dibuang.
Untuk sementara atau bahkan selamanya.

apa banget

Sudah tak terbilang hari lamanya blog ini saya tinggalkan. Banyak sekali kisah yang lewat saya tuangkan. Tidak ada alasan sebenarnya untuk tak menulis. Emangnya, sibuk, gak punya waktu, males itu masuk kriteria alasan? aduuuuhhh,, saya mau nulis lagi  >,<

*menyepi
*cari inspirasi.......






skenario yang terbaik (bang tere)

*Skenario yang terbaik

Engkau tahu, duhai tetes air hujan, kering sudah air mata, tidur tak nyenyak, makan tak enak, tersenyum penuh sandiwara, tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya.

Engkau tahu, duhai gemerisik angin,kalau boleh, ingin kutitipkan banyak hal padamu, sampaikan padanya sepotong kata, tapi itu tak bisa kulakukan, biarlah Tuhan melihat semuanya.

Engkau tahu, duhai tokek di kejauhan,setiap kali kau berseru 'tokekk', aku ingin sekali menghitung, satu untuk iya, satu untuk tidak, lantas berharap kau berbunyi sekali lagi agar jawabannya 'iya', dan berharap kau berhenti jika memang sudah 'iya', tapi itu tak bisa kulakukan, biarlah Tuhan mendengar semuanya.

Engkau tahu, duhai retakan dinding,sungguh aku tak tahu lagi berapa dalam retaknya hati ini, besok lusa, mudah saja memperbaiki retakanmu dinding, tinggal ambil semen dan pasir, tapi hatiku, entah bagaimana merekatkannya kembali, tapi biarlah Tuhan menyaksikan semuanya.

Wahai orang-orang yang merindu, maka malam ini, akan kusampaikan sebuah kabar gembira dari sebuah nasehat bijak. Kalian tahu, buku-buku cinta yang indah, film-film roman yang mengharukan, puisi-puisi perasaan yang mengharu biru, itu semua ditulis oleh penulisnya. Maka, biarlah, biarlah kisah perasaan kalian yang spesial, ditulis langsung oleh Tuhan. Percayakan pada yang terbaik.

--Tere Liye

Rabu, 23 Januari 2013

Just do what you wanna do

Tak perlu menjaga-jaga perasaanku, karena ada Allah yang akan menjaganya. Just do what you wanna do!
Quote di atas terus saja mengklaim pikiranku. Entah karena apa, tapi aku ingin menegaskan, i'm okay dear, please be like usual. Teruntuk mereka -yang mungkin khawatir- atau entah bagaimana, khawatir aku kecewa, khawatir aku bersedih atas pilihan mereka. Oh bukan khawatir, atau mungkin mereka senang dan tak sabar menunggu reaksiku. Ya Rabb, harus bagaimana aku menjelaskan, gak usah lebay. Terus terang, urusan diriku sendiri saja masih banyak yang harus diselesaikan, butuh pemikiran, butuh energi, butuh waktu. Aku tak sebodoh itu untuk menyia-nyiakan energi menangisi perbuatan orang lain. Aku tidak selemah yang kalian pikir, yang mungkin kalau di dalam sinetron, orang di posisi aku akan mengutuk-ngutuk dirinya, memalang-malangkan dirinya, frustasi, bunuh diri. Naudzubillah. 
Hey! Come on! Aku ini akhwat kuat! Aku tahu, mengerti, bahkan memahami. 
Seperti yang aku katakan sebelumnya, cukup tau. Iya, cukuplah dengan cukup tau saja. 
Ada yang harus aku sesalkan???
Hmm, tentu saja.
Aku menyesal bila ilmu yang didapat itu hanya hiasan saja. Itu yang harusnya disesalkan. Mengapa izzah dan iffah sebagai muslimah kita lupakan begitu saja. Aku tidak pernah mencari-cari keburukan karena bagiku lebih berat jika mengetahui daripada tidak tahu. Tapi, bangkai yang busuk akan tercium juga baunya. Begitu kan kata pepatah? Allah sendiri yang membukakannya padaku. Yang semakin kesini, makin aku sadari, ini cara Allah menunjukkan yang baik dan yang tidak baik. Allah bukakan semuanya untuk memudahkan bagiku memilih yang jauh lebih baik. Aku belajar langsung bahwa niat yang baik dan lurus itu adalah di awal, di proses dan di akhir. Allah perlihatkan itu langsung padaku.

Jumat, 18 Januari 2013

pernak pernik

Assalamualaikum ^^
sudah lama sekali gak posting disini. Maka dari itu, dengan berbaik hati dan setulus-tulusnya aku akan berbagi cerita pagi ini. *plakk
Terakhir, aku cerita apa ya? Sampai lupa.
Hmm, hari ini Jumat, 18 Januari 2013.
Seperti hari biasanya, aku berangkat pagi-pagi ke sekolah demi mendidik anak bangsa agar negeri ini punya generasi penerus yang cerdas, berakhlak dan bervisi mulia *eaaa,alay.
Allah memang selalu punya skenario di balik setiap kejadian dalam hidup kita. Ya, begitulah. Ketika kuputar balik kejadian dalam hidupku melalui blog ini, maka sedikit demi sedikit terungkap 'apa sih maksud Allah begini atau begitu?'
Oke, aku mulai dari sini...Sekarang aku telah menjadi seorang guru di salah satu sekolah swasta (kata orang: elite), tepatnya guru biologi, cabang ilmu yang banyak mendekatkan diri kita kepada sang Pencipta -karena semakin kita mendalami ilmu ini, maka semakin kita sadar bahwa diri kita ini begitu kecil, tak ada apa-apanya-. Sudah satu semester kujalani aktivitas sebagai guru pada umumnya: mengajar, mendidik, dll. Aku menemukan duniaku disini. Anak-anak dengan segala tingkah lakunya, ada yang cerdas, yang malas, yang tidak memiliki motivasi, yang sangat ambisi, yang hobi bermain, yang hobi belajar, komplit.
I love my world. Dunia pendidikan dan segala pernak-perniknya.
Cukup sekian, saya cuma mau cerita itu.