Minggu, 13 Februari 2011

Kerinduan

Masih kuingat dan masih terasa, hari ketika hujan deras membasahi bumi-Mu dan dinginnya angin memeluk malam itu hingga tanah mencair dalam beku. Butirannya membasahi tubuh dan mendinginkan kelu, ia bukan hanya menggetarkan tapi juga membuat siapa pun yang beradu dengannya akan merasa kalah karena tak berdaya. Di malam itu aku belajar, bahwa BELUMLAH APA-APA yang sudah kulakukan. BELUMLAH SEBERAPA, langkah yang terlanjur kutapaki. Di masa itu, aku BELAJAR, banyak sekali BELAJAR. Tentang yang namanya prinsip, tentang IKHLAS, tentang HARAPAN, juga tentang DO’A-DO’A panjang yang sering lalai untuk kuucapkan. Di masa itu kutanamkan dalam jiwa, bahwa masih banyak yang harus terselesaikan, masih banyak cerita yang belum sempat kusempurnakan dan kuakhiri dengan indah. Di masa itu, Engkau bukan hanya memberiku satu momen yang paling berharga, namun juga memberiku cahaya kelapangan untuk berpikir secara jernih.
“… Dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, Allah mengujinya. Maka barangsiapa Ridha dengan ujian Allah, baginya Ridha dari Allah..” Sungguh, bukan hanya sekedar pesan cinta, namun juga ujian bagi mereka yang benar-benar ridha(rela) dengan ketentuan-Mu, atau juga ia bisa menjadi azab sebagai penggugur dosa-dosamu. Subhanallah, begitu cara Allah mengingatkan kita. Kadang kita merasa kalah karena tak mampu melangkah, tapi, Allah lebih sering memberi kita seberkas harap untuk tak kenal lelah berusaha. Cinta dan karunia-Nya tak terhingga, tak mampu kau hitung dengn logika.

Aku kembali bergetar ya Rabb.. Setelah semalam kurangkai dalam-dalam kisah perjalanan panjang para pencinta-Mu, perasaan sedihku yang membuncah atas kerja-kerjaku yang tak seberapa terluapkan dalam butiran air mata, kupeluk erat-erat semua keresahan yang tiba-tiba hadir menggetarkan tubuh karena langkah-langkahku yang tak seindah semestinya. Semuanya benar-benar membangunkanku dari buaian dan kekotoran hati akan amal-amal yang belumlah seberapa. Merindui Rasul-Mu, malu karena belum aku selembut Abu Bakar, menangis karena belum aku setegas Umar bin Khathab, apalagi seistiqomah Aisiyah dan Sumayyah yang tetap teguh dengan tauhidnya hingga ajal di depan mata… Mungkinkah aku, yang tak punya kontribusi dan kerja-kerja nyata ini bertemu dengan mereka ? Merasakan manisnya duduk bersama majelis Rasulullah..Allahu.. jikalau syurga dan derajat syuhada itu begitu jauh denganku, maka berikan aku KESEMPATAN dan WAKTU untuk BELAJAR. Belajar untuk terus memperbaiki diri. Belajar untuk meletakkan dunia di tanganku bukan di hatiku.

Untuk mereka ya Rabb, yang rela memberikan harta dan jiwanya untuk-Mu,.. Kutitip berjuta rindu tak terkira.. Kukirim salam cinta terindah.. Kalaupun mungkin ku tak layak bersama mereka, izinkanlah aku untuk terus mencintai mereka, meneladani mereka, hingga menjadikan jiwa-jiwa ini penuh dengan kobaran semangat mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 13 Februari 2011

Kerinduan

Masih kuingat dan masih terasa, hari ketika hujan deras membasahi bumi-Mu dan dinginnya angin memeluk malam itu hingga tanah mencair dalam beku. Butirannya membasahi tubuh dan mendinginkan kelu, ia bukan hanya menggetarkan tapi juga membuat siapa pun yang beradu dengannya akan merasa kalah karena tak berdaya. Di malam itu aku belajar, bahwa BELUMLAH APA-APA yang sudah kulakukan. BELUMLAH SEBERAPA, langkah yang terlanjur kutapaki. Di masa itu, aku BELAJAR, banyak sekali BELAJAR. Tentang yang namanya prinsip, tentang IKHLAS, tentang HARAPAN, juga tentang DO’A-DO’A panjang yang sering lalai untuk kuucapkan. Di masa itu kutanamkan dalam jiwa, bahwa masih banyak yang harus terselesaikan, masih banyak cerita yang belum sempat kusempurnakan dan kuakhiri dengan indah. Di masa itu, Engkau bukan hanya memberiku satu momen yang paling berharga, namun juga memberiku cahaya kelapangan untuk berpikir secara jernih.
“… Dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, Allah mengujinya. Maka barangsiapa Ridha dengan ujian Allah, baginya Ridha dari Allah..” Sungguh, bukan hanya sekedar pesan cinta, namun juga ujian bagi mereka yang benar-benar ridha(rela) dengan ketentuan-Mu, atau juga ia bisa menjadi azab sebagai penggugur dosa-dosamu. Subhanallah, begitu cara Allah mengingatkan kita. Kadang kita merasa kalah karena tak mampu melangkah, tapi, Allah lebih sering memberi kita seberkas harap untuk tak kenal lelah berusaha. Cinta dan karunia-Nya tak terhingga, tak mampu kau hitung dengn logika.

Aku kembali bergetar ya Rabb.. Setelah semalam kurangkai dalam-dalam kisah perjalanan panjang para pencinta-Mu, perasaan sedihku yang membuncah atas kerja-kerjaku yang tak seberapa terluapkan dalam butiran air mata, kupeluk erat-erat semua keresahan yang tiba-tiba hadir menggetarkan tubuh karena langkah-langkahku yang tak seindah semestinya. Semuanya benar-benar membangunkanku dari buaian dan kekotoran hati akan amal-amal yang belumlah seberapa. Merindui Rasul-Mu, malu karena belum aku selembut Abu Bakar, menangis karena belum aku setegas Umar bin Khathab, apalagi seistiqomah Aisiyah dan Sumayyah yang tetap teguh dengan tauhidnya hingga ajal di depan mata… Mungkinkah aku, yang tak punya kontribusi dan kerja-kerja nyata ini bertemu dengan mereka ? Merasakan manisnya duduk bersama majelis Rasulullah..Allahu.. jikalau syurga dan derajat syuhada itu begitu jauh denganku, maka berikan aku KESEMPATAN dan WAKTU untuk BELAJAR. Belajar untuk terus memperbaiki diri. Belajar untuk meletakkan dunia di tanganku bukan di hatiku.

Untuk mereka ya Rabb, yang rela memberikan harta dan jiwanya untuk-Mu,.. Kutitip berjuta rindu tak terkira.. Kukirim salam cinta terindah.. Kalaupun mungkin ku tak layak bersama mereka, izinkanlah aku untuk terus mencintai mereka, meneladani mereka, hingga menjadikan jiwa-jiwa ini penuh dengan kobaran semangat mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar