Rabu, 23 Januari 2013

Just do what you wanna do

Tak perlu menjaga-jaga perasaanku, karena ada Allah yang akan menjaganya. Just do what you wanna do!
Quote di atas terus saja mengklaim pikiranku. Entah karena apa, tapi aku ingin menegaskan, i'm okay dear, please be like usual. Teruntuk mereka -yang mungkin khawatir- atau entah bagaimana, khawatir aku kecewa, khawatir aku bersedih atas pilihan mereka. Oh bukan khawatir, atau mungkin mereka senang dan tak sabar menunggu reaksiku. Ya Rabb, harus bagaimana aku menjelaskan, gak usah lebay. Terus terang, urusan diriku sendiri saja masih banyak yang harus diselesaikan, butuh pemikiran, butuh energi, butuh waktu. Aku tak sebodoh itu untuk menyia-nyiakan energi menangisi perbuatan orang lain. Aku tidak selemah yang kalian pikir, yang mungkin kalau di dalam sinetron, orang di posisi aku akan mengutuk-ngutuk dirinya, memalang-malangkan dirinya, frustasi, bunuh diri. Naudzubillah. 
Hey! Come on! Aku ini akhwat kuat! Aku tahu, mengerti, bahkan memahami. 
Seperti yang aku katakan sebelumnya, cukup tau. Iya, cukuplah dengan cukup tau saja. 
Ada yang harus aku sesalkan???
Hmm, tentu saja.
Aku menyesal bila ilmu yang didapat itu hanya hiasan saja. Itu yang harusnya disesalkan. Mengapa izzah dan iffah sebagai muslimah kita lupakan begitu saja. Aku tidak pernah mencari-cari keburukan karena bagiku lebih berat jika mengetahui daripada tidak tahu. Tapi, bangkai yang busuk akan tercium juga baunya. Begitu kan kata pepatah? Allah sendiri yang membukakannya padaku. Yang semakin kesini, makin aku sadari, ini cara Allah menunjukkan yang baik dan yang tidak baik. Allah bukakan semuanya untuk memudahkan bagiku memilih yang jauh lebih baik. Aku belajar langsung bahwa niat yang baik dan lurus itu adalah di awal, di proses dan di akhir. Allah perlihatkan itu langsung padaku.

Jadi kawan, tak perlu khawatir. Tarik nafasmu, tenanglah. Bukankah kau yang lebih butuh ketenangan saat ini dibandingkan aku? Harusnya saat-saat begini kau lalui dengan ketenangan, keridhoan, dan doa orang banyak. Walau aku sedikit kecewa (hanya sedikit), mengapa masih tak kau katakan padaku ceritamu, di saat aku sangat mempercayaimu sebagai saudaraku. Walau bagaimanapun, aku adalah saudaramu. 
Walau kini aku tahu, kau tahu aku sedang dipermainkan. Walau kini aku tahu, kau tahu aku sedang mengukir lukaku sendiri, tapi kau biarkan. Hanya itu yang membuatku tak habis pikir saudaraku. Karena sebelumnya aku sangat mempercayaimu.
Ah, sudahlah.
Hidupku masih panjang, masih harus berlanjut. Mimpi-mimpiku masih menunggu untuk diwujudkan. Maafkan aku yang belum memberikan yang terbaik sebagai seorang saudara. Lakukan apa yang ingin kau lakukan, sesuai hatimu. Tak perlu sungkan. Syukur pada Rabb-ku karena telah mempertemukan dengan orang-orang seperti kalian saudaraku. Yang karenanya aku belajar ikhlas dan sabar. Semoga kebaikan dan keberkahan menyelimuti hidupmu. Itu pesan dan nasihat terakhir yang aku berikan sebagai seorang sahabat. Karena setelah ini, aku sulit untuk percaya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rabu, 23 Januari 2013

Just do what you wanna do

Tak perlu menjaga-jaga perasaanku, karena ada Allah yang akan menjaganya. Just do what you wanna do!
Quote di atas terus saja mengklaim pikiranku. Entah karena apa, tapi aku ingin menegaskan, i'm okay dear, please be like usual. Teruntuk mereka -yang mungkin khawatir- atau entah bagaimana, khawatir aku kecewa, khawatir aku bersedih atas pilihan mereka. Oh bukan khawatir, atau mungkin mereka senang dan tak sabar menunggu reaksiku. Ya Rabb, harus bagaimana aku menjelaskan, gak usah lebay. Terus terang, urusan diriku sendiri saja masih banyak yang harus diselesaikan, butuh pemikiran, butuh energi, butuh waktu. Aku tak sebodoh itu untuk menyia-nyiakan energi menangisi perbuatan orang lain. Aku tidak selemah yang kalian pikir, yang mungkin kalau di dalam sinetron, orang di posisi aku akan mengutuk-ngutuk dirinya, memalang-malangkan dirinya, frustasi, bunuh diri. Naudzubillah. 
Hey! Come on! Aku ini akhwat kuat! Aku tahu, mengerti, bahkan memahami. 
Seperti yang aku katakan sebelumnya, cukup tau. Iya, cukuplah dengan cukup tau saja. 
Ada yang harus aku sesalkan???
Hmm, tentu saja.
Aku menyesal bila ilmu yang didapat itu hanya hiasan saja. Itu yang harusnya disesalkan. Mengapa izzah dan iffah sebagai muslimah kita lupakan begitu saja. Aku tidak pernah mencari-cari keburukan karena bagiku lebih berat jika mengetahui daripada tidak tahu. Tapi, bangkai yang busuk akan tercium juga baunya. Begitu kan kata pepatah? Allah sendiri yang membukakannya padaku. Yang semakin kesini, makin aku sadari, ini cara Allah menunjukkan yang baik dan yang tidak baik. Allah bukakan semuanya untuk memudahkan bagiku memilih yang jauh lebih baik. Aku belajar langsung bahwa niat yang baik dan lurus itu adalah di awal, di proses dan di akhir. Allah perlihatkan itu langsung padaku.

Jadi kawan, tak perlu khawatir. Tarik nafasmu, tenanglah. Bukankah kau yang lebih butuh ketenangan saat ini dibandingkan aku? Harusnya saat-saat begini kau lalui dengan ketenangan, keridhoan, dan doa orang banyak. Walau aku sedikit kecewa (hanya sedikit), mengapa masih tak kau katakan padaku ceritamu, di saat aku sangat mempercayaimu sebagai saudaraku. Walau bagaimanapun, aku adalah saudaramu. 
Walau kini aku tahu, kau tahu aku sedang dipermainkan. Walau kini aku tahu, kau tahu aku sedang mengukir lukaku sendiri, tapi kau biarkan. Hanya itu yang membuatku tak habis pikir saudaraku. Karena sebelumnya aku sangat mempercayaimu.
Ah, sudahlah.
Hidupku masih panjang, masih harus berlanjut. Mimpi-mimpiku masih menunggu untuk diwujudkan. Maafkan aku yang belum memberikan yang terbaik sebagai seorang saudara. Lakukan apa yang ingin kau lakukan, sesuai hatimu. Tak perlu sungkan. Syukur pada Rabb-ku karena telah mempertemukan dengan orang-orang seperti kalian saudaraku. Yang karenanya aku belajar ikhlas dan sabar. Semoga kebaikan dan keberkahan menyelimuti hidupmu. Itu pesan dan nasihat terakhir yang aku berikan sebagai seorang sahabat. Karena setelah ini, aku sulit untuk percaya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar