Kamis, 27 Oktober 2011

kalausukahati tepuktangan

jangankan kamu, saya pun tak tahu
apa yang terjadi
padahal sudah mencari kesana kemari
apa? apa kamu sudah tahu?
ah, peduli amat ya kamu
saya rindu
pada kamu atau pada rindu itu sendiri
saya tidak tahu
tolong jangan tanya saya lagi. Cukup sekian. Terima kasih.
^prok prok prok^

#kamu itu.....

Minggu, 23 Oktober 2011

ssssttttttt

Aku cari dia...
Ke ujung dunia, lalu lari ke anak tangga surga
tak ada
Jalan setapak petak petak, lalu kerikil di kaki bukit 
sia-sia
Tak tepian lautan, tak didaki gunung menjulang
hanya lelah 
Aku mencarinya..
Angin menghembus, rumputan bergoyang
aku diam
Awan berarak, langit berhias
aku diam
Si semangat
dia yang kunjung ditunggu akhirnya datang
melunaskan janji yang belum dia tepati
aku masih diam
dia masuk, aku diam
dia duduk, aku diam
dia diam, aku bosan
kutanya mengapa
dia cuma bilang pamit
tanpa memberiku kepastian
kapan ia kembali

Sabtu, 22 Oktober 2011

plegmatis, bukan?

Saya sedikit tertarik dengan mengenal tipe-tipe kepribadian yang saya kenal lewat buku, internet, psikolog (?). Mungkin karena tipikal mengamati saya yang menjadikannya menarik. Yup, saya suka mengamati. Jadi, hati-hati kalau dekat2 saya  *ngomong apa saya, saya anak manis kok,,beneran* Dari sekian macam tipe kepribadian yang saya ketahui, ini ciri-ciri yang yaaa mirip2 lah dengan saya, walau gak semua yg elo denger itu bener bro! Begini nih sumber yang saya dapat, maafkan saya lupa nama sumbernya:
Saya sang Plegmatis “Cinta Damai”
Orang plegmatis adalah orang yang tak suka konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau, sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya nggak terus berkepanjangan.
*izinkan saya berkomentar: saya memang tidak suka konflik dan saya rasa setiap orang seperti itu. Tapi, memang saya agak cepat bereaksi ketika berada di tengah konflik, yaitu kepala saya seperti mau pecah (pliss deh). Mendengar orang berdebat hebat sampai adu urat membuat saya frustasi (!). Disuruh apa aja mau? Owow, enak aja nih..Saya bukan pesuruh ya..Tapi selagi itu adalah untuk kebaikan umat dan semesta alam (lebay) saya akan rela melakukannya. Saya orang yang lebih memilih mengalah walaupun sebenarnya saya tidak salah, suatu sikap yang mau saya ubah nih, saya harus berani mengatakan kalau saya tidak salah, kamu donk yang harus berubah sikap! (kira-kira begitu).

Orang plegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda.
*komentar saya: kurang bersemangat? iyalah kali ya? mungkin cenderung terlihatnya seperti itu. Tapi kalau saya sudah memutuskan sesuatu, saya bisa menjadi semangat luar biasa dan tidak ada seorang pun yang bisa menghalangi saya,huwahaha. Kurang teratur? kalau makan gak teratur sih bener, teratur apa nih. Saya malah  suka keteraturan. Teman saya mungkin ada yang gemas melihat saya yang cerewet ketika saya bilang 'ih,,kok gak rapi sih?', adik saya juga sering jadi sasaran omel2an saya masalah rapi tak rapi. ~sok banget ya~ Dingin? enggak deh, saya selalu menghangatkan seperti matahari,hoho. Diam,ok. Kalem, iya deh. Menunda-nunda keputusan? Ihh,,kok tau sih? Saya memang begono noh, rada sulit menimbang keputusan penting, sampai bisa frustasi tujuh hari tujuh malam (?) Tapi, sekali lagi, kalau sudah diputuskan, saya tidak akan menyesal dan setia sampai setengah mati sama keputusan saya ~keputusan apa sih?~

Minggu, 16 Oktober 2011

neverending

Sepanjang perjalanan bukit-ampera-pamor-inderalaya, banyak sekali hal yang mengusik mataku untuk memperhatikan setiap kejadian.
Kemarin, ketika hari mulai menjingga dan semerbak angin sore mengelus-elus setiap hidung manusia yang tidak mau melewatkan nikmatNya, saya berusaha menikmati pemandangan semrawut lalu lintas. Ketika angkot berhenti, saya terfokus pada dua calon penumpang angkot lain. Sopir angkotnya cukup jeli melihat uang-uang yang berjalan (maksud saya penumpang). Dua calon penumpang itu adalah sepasang kakek dan nenek, sepertinya Chinese. Mulanya biasa saja, saya tidak begitu tertarik memperhatikan mereka yang sedang hendak menyeberang untuk naik angkot. Semenit, dua menit, tiga menit, tung itung itung, hingga lebih 15 menit, para penumpang lainnya sudah mulai menghentak-hentakkan kaki. Pak sopir pun ternyata tak tahan lagi menunggu, berteriak,"Ayo Bu, cepetlah nyebrangnyo!". Seketika saya melihat sepasang kakek-nenek tersebut. Sangat jelas terlihat si nenek berusaha menyetop mobil dan motor yang terus lalu lalang, tanpa berani menyeberang. Tangan kirinya membawa tas lumayan besar (entah apa isinya), pundak kanan juga menyandang tas besar. Si kakek pun begitu. kedua tangannya masing-masing membawa tas. Sepertinya mereka agak sedikit kewalahan. Tapi, ada lagi yang lebih menarik perhatian saya, yang saya rasa pemandangan itu menjadi istimewa....Tangan kanan si nenek memegang erat tangan kiri kakek. Romantis. (heleh,ngerti apa saya tentang kata satu ini). Iya, bagi saya, sepasang kakek-nenek yang sudah tua, saling menggenggam tangan untuk menyeberang jalan dengan muka takut2 kakek, nenek berusaha melindungi (hah?gak kebalik ya).

Sabtu, 15 Oktober 2011

aku vs insomnia

Pagi menjelang siang. Saya masih setia dengan si leppy. Lagi-lagi, hasrat hati untuk bercerita menggerakkan jari-jari saya di keyboard ini. Saya tidak punya ide yang luarbiasa saat ini -sok banget saya ya? emang kapan saya punya ide luar biasa "_" - Saya jadi teringat salah seorang teman saya yang bilang saya gak kreatif! Hufh. Kau tahu apa reaksi saya waktu itu? Saya mengiyakan. Hoho, hellow ada apa dengan diriku?? Seharusnya saya marah donk! Okelah, terima kasih buat seseorang yang sudah mengingatkan ketidakkreatifan saya :(.
Inilah saya apadanya teman, bukan seadanya ya (tolong dicatet). 
Cukup untuk memori saya akan 'tidak kreatif'. Tolonglah ya, saya itu kreatif tahu...huhu. Buktinya? Walaupun saya tidak menyadarinya, ternyata ide-ide 'gila' dan 'ngocol' saya sering diterima loh sama orang lain. Masa' sih? Salah satunya, nama Selusin Generation, secara sotoy saya menceploskan nama itu untuk grup akhwaters barokah 07. Eh, ternyata diterima! dan eksislah sampai sekarang. Salah duanya, saya pernah ngusulin suatu kado untuk salah seorang teman (walaupun benar2 maksa nih kado). Eh, ternyata terjadi kesepakatan diantara akhwaters lagi. Waduh,,saya gak ikut-ikutan deh untuk masalah yang satu ini. Sekali lagi, saya suka keceplosan mengeluarkan ide gila. Tapi kok ya diikutin, heran. Maaf ya teman, sebenarnya saya gak serius2 amat mengeluarkan suatu ide, saya sendiri gak sadar kali ya dengan apa yang saya katakan (payah banget gak sih saya).
Inilah saya, mohon maaf banyak2 ya atas semua kekurangan saya. Doakan saya memperbaiki semua ini teman (loh?). Saya jadi teringat, ah, saya banyak nih salah sama nyai Ela, Ana, dan Pi2t. Mereka pasti paling tahu seorang resti itu seperti apa. Saya selalu merasa gak enak nih kalau inget kesalahan saya sama mereka -lebay deh, gak gitu2 amat salahnya-. Saya sering meninggalkan tugas kelompok dan membiarkan mereka gak tidur semaleman karena tugas itu. Jangan kau tanya saya pergi kemana? Karena jawabannya: tentu saja saya tinggalkan tidur! Huhf. Saya adalah seorang penidur 3 detik. Hebat kan? Maafkanlah saya ela, ana, pipit..Sebenarnya sudah berusaha untuk tidak tidur dengan segelas kopi radix dan dua butir habbatussauda. Tapi ketika jarum jam sudah lewat pukul 12 malam, sekuat apapun saya berusaha, saya tetap akan tidur. Selalu begitu, sehingga teman-teman saya yang baik hatinya itu pun sudah memaklumi kalau saya memang harus tidur,tidak lebih dari jam segitu. Makasih ya teman2ku .

Jumat, 14 Oktober 2011

tattittudMILADtattittud

...tengtengtungtungtangtung..
...tulilalililutlilalilut..
tentu saja itu bukan suara perutku walau memang sedang lapar :p
juga bukan suara si mamang es tongtong yang tengah berkeliling menjajakan esnya pada anak-anak lugu yang suka sekali jajan sembarangan *ups, bukan maksud saya mengucilkan mamang es tongtong.
-halah,kok jadi cerita es tongtong ya,,stoppp-
maaf kelamaan membuatmu penasaran itu suara apa? Itu salah satu hobi saya, membuat orang lain berkecamuk dengan rasa penasaran,haha.
Apa? Baiklah, akan kutakan sekarang. Itu.....suara....si coki. What? Kau tidak kenal dengan coki? Ah,payah..
Itu loh, si coki itu nama kesayangan hape ku. Kenalan dulu geh..-kumat lagi-
Sial. Eh, salah, alhamdulillah ya Allah....Sms sedari tadi terus mendarat ke coki. Sampai-sampai saya sedikit kewalahan menghapus sms2 lain yang tak penting dan yang sudah lama mangkir di inbox saya. Maklumlah, coki memang hape sederhana yang memori nya kecil. Sekalian deh minta maaf sama rekan-rekan yang mungkin kelamaan ya nunggu balesan sms dari saya, ya (sekali lagi) maklumlah, memorinya suka kepenuhan, jadi sms masuk sering terlambat.
Oke, lupakan sejenak si coki.
Hari ini, di saat setiap detik yang berjalan, menggulung kemudian menghempas. Jika orang lain harus menghabiskan hari seperti ini dengan ruah meriah pesta fora, atau dengan berkumpul dengan teman-teman sebaya untuk berfoya. Maka bagi saya itu ter-la-lu!
Aha, karena saya bukan seperti itu, lebih tepatnya karena saya tak punya uang kale -ngaku aja deh-
Gak! Beneran deh. Hari ini saya sudah merasa cukup bahagia di tengah ketakutan saya, rasa khawatir begitu besar bagai monster waktu yang siap berubah menjadi raksasa dan melilit leher saya (korban film power ranger). Okok, sekarang serius.
Detik ini, ketika surya menarik diri mundur perlahan dengan anggunnya ke peraduannya. Cantik. Rona semburatnya mewarnai cakrawala langit yang gagah menantang malam. Saya memilih menikmati tiap langkah mesin waktu pengubah zaman dengan memaknai sendiri. Dalam ruangan yang tak lebar. Karena sejatinya sang waktu membisikkan tempat yang lebih sempit dari ini sebagai tempat terakhir persinggahanku kelak. Tempat berakhirnya sandiwara kehidupan, karena saya tak lebih memainkan peran dalam skenario hidup dariNya.Merenung, telisik ke dalam sedalam2nya, tak mampu ditembus kasat mata. Lebih mikroskopik dari sel-sel hidup yang kini berdesir kencang di dalam tubuh saya. Hanya tiga kata yang bisa mewakili penelisikan mata batin saya: sedih, bahagia, terima kasih.

Kamis, 13 Oktober 2011

freenflytome

Emm,,
Unggg,,
Saya katakan tidak ya.
Apa kau mau mendengar? mau? umm,,kamu tidak mau :(
Terserah deh mau atau tidak. Sekarang pasang telingamu. Buka kedua matamu.
Saya mau mengatakannnya, karena jarang saya temukan keberanian.
Saya ingin menjadi sebebas burung, seperti resplendent quetzal, helmeted hornbill, atau si cantik biru hoatzin.. Melayang dengan sepasang sayapnya, menembus cakrawala.
Tapi saya tak punya sayap.
Sehingga sang burung mengganti sayapku dengan pena.
Tulislah, katanya.
Saya bisa bebas terbang dengannya.
Saya ingin menuliskan apa saja tentang saya, kamu, kita, dunia.
Biar huruf menjadi kata, biar kata menjadi kalimat, biar kalimat menjadi utuh.
Tulisan saya. Biar menjadikan saya sesuatu yang abadi. Saya punya dunia sendiri yang tidak kalian miliki (eitz..bangga).
Dengannya saya merasa bebas. Bebas mengekspresikan apa yang tidak bisa saya ekspresikan padamu. Saya merasa tidak perlu sesuatu hal pun yang saya khawatirkan tentang pandanganmu. Saya adalah saya. Suka ataupun tidak itu bukan menjadi urusan saya (weh,lagi2). Karena dengannya saya merasa puas luar biasa, meluapkan apa yang tidak bisa saya luapkan padamu. Menjadikannya jelmaan hikmah atau curahan jiwa yang mengejawantahkan diri saya dalam bentuk sejujur-jujurnya.
Itulah yang ingin saya katakan. Kamu dengar kan?
Itulah, yang tidak bisa saya sampaikan, sehingga tertuang dalam tulisan, tentang saya dan kebebasan.

seorang gadis sederhana yang ingin bebas menjadi dirinya -Resti- 

tomorrow, who knows?

karena saya tidak tahu apa yang akan terjadi esok.
edisi kali ini, saya akan banyak mem-flashback apa saja yang telah dan belum saya lakukan.
mengingat besok adalah hari yang begitu saya takutkan. Ya, saya takut teman. Memang, hari itu tak ada nilainya sama sekali, nothing special with tomorrow! Tapi, bagai sebuah bom waktu yang siap meledak! Detik demi detiknya sedang berjalan sekarang. Ya,setidaknya seperti itu yang saya rasakan.
Saya mau berceloteh, biarlah jelas atau tidak, sekedar menuangkan uneg-uneg dalam hati. *haha,apa sih res?
Saya takut. Saya takut! Saya takut?
Ah, apa kau mengerti apa perbedaan rasa yang saya sampaikan dari ketiga pernyataan saya di atas walaupun komposisinya sama.
22.
kalau saya seorang siswa,maka saya tak suka dengan angka ini (peringkat 22). Kalau saya sedang ujian, saya tidak suka mendapat skor ini (cuma dapet 22). Kalau saya....kalau saya.....
huhhh!
lebih parah dari itu. Tomorrow = 22
Angka kembar yang cantik :)  Tapi,,saya merasa belum cukup apa2 untuk menyambut usia itu. Dewasa. Sebuah kata yang sulit untuk dipertanggungjawabkan. Saya bukan teenagers lagi.
Saya takut, karena sesungguhnya setiap bertambah angka dalam usia ini adalah berkurangnya kontrak hidup dengan  Sang Ilahi. Karena setiap desah nafas adalah satu langkah menuju kubur. Setiap detik adalah satu langkah menuju maut. Dan saya tidak bisa apa-apa..Bahkan untuk mengundurkan sedetik saja saya tidak bisa.
Saya tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Yang saya tahu, saya selalu ketakutan jika besok datang, begitu setiap tahunnya.
Allah..masih banyak yang belum saya lakukan.
Saya ingin memberitahukan ke seluruh dunia inilah saya. Apa adanya saya. Ingin saya membahagiakan orang-orang yang selalu membuat saya bahagia bersama mereka. Saya ingin....

(in my fear, i told)

Selasa, 11 Oktober 2011

a reflection

waktu
biarkan aku berhenti sejenak
ku ingin merenungi semuanya
apa yang sudah kulakukan
di usia yang tak terbilang kecil sudah
bagaimana aku habiskan engkau
dengan niat-niat yang tidak selamanya dalam keterjagaan
dimana aku berjalan
dengan santai atau setengah berlari mengejarmu
siapa yang aku tuju
ketika bersamamu
waktu
biarkan aku berhenti sejenak
ketakutan begitu angkuh menaklukkan
di usia yang tak terbilang kecil sudah
dari renungan singkatku yang khidmat
aku ingin tahu apa yang telah aku lakukan
dalam mengisi warna hidupku

(a reflection....3 days to twin number of my life)

akselerasi, tak cuma mimpi

Agenda besar PMLDK Unsri 2011 telah selesai dilaksanakan. Terlepas dari berbagai macam kekurangan dari segi teknis pelaksanaan, saya pikir agenda dengan tujuan besar untuk akselerasi lembaga dakwah di kampus unsri ini sudah cukup berhasil membuka jalan, memberi secercah harapan dan membuka pemikiran para aktivis di lembaga dakwiy untuk mengembangkan potensi besar yang kita miliki, baik itu secara personal maupun jamaah.
Terlepas juga dari kekecewaan saya terhadap jumlah peserta (especially akhwat) yang hanya sepersekian persen kecilnya yang hadir dari ratusan nama yang ada di lembar absensi delegasi peserta.Iya, tidak usah terlalu larut dalam kecewa, karena hanya membuat jiwa-jiwa menjadi lelah dengan kekecewaan. Masih banyak yang harus diselesaikan, butuh jiwa-jiwa yang segar, penuh semangat kebaikan.
Terlalu klasik jika kita harus berputar-putar dengan masalah: mengapa hanya sedikit yang menyanggupi untuk hadir, mengapa semangat kader kita menurun, mengapa oh mengapa. Yah, mari ubah pertanyaan kita, jangan terus bertanya mengapa karena ujung-ujungnya adalah wallahualam, sekarang mari kita berpikir bagaimana.
Itu yang coba saya suguhkan, bagaimana, di saat sharing se-akhwatan pengurus lembaga dakwiy kampus unsri.
Ternyata akhwat itu cukup vokal juga ya, semua mau berpendapat dan dengan leluasa menyampaikan uneg2 nya ketika dinamakan ayo kita sharing ukhti...(akhwat banget,rumpi deh), tapi ini rumpi dalam hal kebaikan insyaallah..
Sedikit banyak ada yang menyampaikan: mbak, saya kecewa, kenapa hanya sedikit yang hadir atau mbak, mengapa agenda2 kita selalu 4L? Tapi selebihnya pembahasan cenderung ke syiar. Ternyata banyak juga yang tertarik dengan pensyiaran.
Ukhtifillah,
Lewat agenda inilah, sebenarnya kita mau melihat dan mengukur kembali kekuatan lembaga dakwah kita. Seberapa besar kekuatan kita, seberapa semangatkah pengurus kita ketika diseru. Besar harapan kita, pengurus lembaga dakwah menunjukkan antusiasme ketika diseru karena ini agenda bersama demi mengembangkan lembaga kita, menjadikan lembaga kita lebih baik. Namun, harapan kita ya hanya harapan. Inilah realitanya bukan? Sudah jelas disuguhi wasilahnya, tapi..(ah sudahlah),sayang sekali memang. Tapi, tetaplah berpositive thinking pada saudara-saudara kita. Jangan terlena karena kecewa. Berbanggalah karena kita jadi bagian yang sedikit itu. Karena pejuang itu jumlahnya tidaklah banyak. Tapi, tetap menjadi tugas kita mengajak dan merangkul mereka, saudara kita.
Lalu, saya agak sulit menjawab jika ditanya mengapa agenda-agenda yang sedemikian rupa kita persiapkan, eh ternyata hanya dinikmati oleh kita-kita juga. Saya juga tak habis pikir untuk hal yang satu ini, sudah memutar sana-sini, si otak tidak juga dapat menjawabnya (haha). Jadi, yuk mari, bagaimana agar hal itu tidak terjadi? Nah,,cling!! Otak saya bisa lebih santai untuk memikirkannya. Tidak ada yang salah dengan konten syiar yang kita tawarkan ke objek dakwah kita, karena segala hal yang menyangkut kemaslahatan adalah benar. Hanya saja, kita sebagai agen distributor kebaikan harus sedikit lebih jeli. Maksudnya? He em, karena apa yang kita tawarkan pas gak sih dengan yang mereka butuhkan. Itu masalahnya.
Nah, kalau ditanya, berdasarkan pengalaman sebelumnya, objek dakwah kita itu biasanya lebih cenderung tertarik dengan syiar yang lebih humble, gak menyeramkan, ya walaupun gak sedikit juga yang butuh kajian-kajian syar'i seperti fqh solat dll. Jadi, sebaiknya memang kita kenali dulu objek kita. Mereka tipikal seperti apa. Sering-sering lakukan observasi, bisa lewat penyebaran kuisioner atau saran dan kritik terbuka terhadap lembaga pensyiaran kita.
Sesungguhnya masih banyak solusi-solusi praktis yang bisa dilakukan oleh kita. Tahun ini tidaklah sama dengan tahun kemarin, atau dengan tahun yang akan datang karena dakwah kita terus berkembang. Jadi, permasalahan apa yang akan kita hadapi ke depan tentu akan berbeda solusinya dengan yang sekarang.
Para distributor kebaikan di kampus unsri tentulah orang-orang pilihan Allah, yang cerdas dan kreatif.
Dalam kesempatan sharing2 itu pun saya melihat semangat yang luar biasa dari mereka (akhwat2 cerdas).
Yap, akhwat pun harus siap dengan dinamisasinya, semangat para akhwat lembaga dakwiy ini harus terus terjaga karena ke depan tantangan dakwah itu pasti lebih menantang bukan ukhti? Dan saya yakin dengan semangat yang tersemat di dalam diri mereka dan pemikiran yang visioner dari mereka kemarin adalah titik tolak akselerasi lembaga dakwah kita. Allahuakbar!

Senin, 10 Oktober 2011

gara gara gastrik

ah, gastrikku terasa bagai diaduk-aduk, kacau!!!
jangan sampai reaksi penolakan itu terjadi lagi..hoaks.
Dua kali turun naik angkutan umum dan agenda full dua hari ini cukup membuat penglihatanku kabur.
Si gastrik terus meronta.
Aku berpikir bagaimana cara membujuknya agar berhenti untuk diam sebentar.
Penglihatan makin memperparah keadaan, kali ini aku melihat orang-orang di sekitarku seperti melayang dan masing-masing mereka memiliki duplikat..Helehheleh.
Wah, si mamang sopir angkot juga tak bisa diajak kompromi. Lagu yang tak jelas nada dimana, lirik kemana, musiknya gimana, ia setel sedemikian besarnya, membuatku benci tuk mendengarkan musik tuk saat itu.
20 menit berlalu..Alhamdulillah.
Penyiksaan terhadap membran tympani-ku berakhir. Aku turun dari angkot seperti orang pesakitan, sakit telinga, sakit kepala, de el el deh..
Mataku sibuk mencari ada apa gerangan yang bisa kujadikan sahabat gastrik.
Aha! Roti bakar..
Tanpa pikir panjang, kakiku melangkah mendekati gerobak roti bakar. Sepi.
Hanya ada seorang laki-laki muda yang sedang duduk di bangku tunggu, dengan jeans belelnya, baju sweater yg bemerk mahal, sepatu kets, lengkap dengan aksesoris2 gaul yang ia lekatkan di leher dan tangannya. Tangannya tengah sibuk dengan tombol2 hape (sepertinya bb).
Kembali ke rencanaku membeli roti bakar tadi.
Si mamang yang jualan rotinya mana ya?
Celingak-celinguk aku mencari si mamang. Laki-laki muda tadi hanya memperhatikanku. dan akhirnya dia bertanya. "Cari siapa mbak?"
"Hmm,,yang jualan rotinya mana ya kak?" tanyaku. Laki-laki itu tersenyum, dan jari telunjuknya menunjuk ke dirinya. OOps...
"Kirain mbak mau cari siapa.." katanya.
"He..Saya kira kakak lagi numpang duduk aja disitu dan lagi nungguin mamang roti bakar juga.."
"Kenapa ya mbak? Emangnya gak ada tampang saya jualan roti ya?" ujarnya sambil senyamsenyum.
Heh? Malu dan menyesal deh.
Iya, saya sudah membuat mamang roti bakar ge-er sore ini. Senyumannnya gak berhenti2 selama memanggang roti cokelat-keju yang kupesan. Ops ops ops, ya, setidaknya sudah membuat orang lain senang di tengah lelahnya hari ini..Alhamdulillah ya?

Jumat, 07 Oktober 2011

pahlawan kita semua


Bismillah..
Pagi ini mendung tak berhujan.
Saya terhanyut dengan kisah-kisah pejuang-pejuang yang terlihat lemah namun menyimpan begitu besar kekuatan di dalam dirinya. Ya, mereka yang anggun lagi perkasa. Ibu.
Saya rasa tak ada satu pun orang di dunia ini yang tak mencintai sosok wanita satu ini (red:ibu). Walaupun ada banyak suguhan-suguhan di media yang menceritakan anak yang durhaka pada ibundanya.
Saya rasa juga setiap orang pasti terenyuh ketika mengenang jasa ibu, dan begitu takut jika harus kehilangan sosoknya.
Kompleks, rumit, dan tak mampu diukur dengan logika jika kita harus menjelaskan alasan mengapa ibu begitu penuh cinta, rela berkorban, penuh pemaafan. Ah, siapa anak yang mampu mengukur dalamnya kasih sayang ibunda?
Kawan, kali ini izinkan saya bercerita tentangnya.
Tentang seseorang yang dipuja oleh seisi dunia.
Bersyukurlah jika sampai hari ini, kita masih diberi kesempatan leluasa untuk melihat wajah ayu itu, atau sekedar mendengar suara lembut itu, atau merasakan tangan halus sucinya mengusap air matamu.
Berbahagialah ketika sampai hari ini kita masih dapat berceloteh tentang mimpi-mimpi dengannya. Atau mendengar doa-doanya yang ia lantukan di sujud-sujud panjangnya.

Sedikit kembali pada wacana saya tentang suguhan media tadi. Pagi ini, ketika saya melihat salah satu acara di televisi tentang kisah-kisah heroik ibu, maka saya kembali menakar arti cinta seorang ibu.
Kawan, entah saya yang begitu mellow atau tidak, kisah-kisah itu begitu menakjubkan bagi saya. Bagaimana seorang perempuan yang lemah itu dengan gagahnya menanggung amanah-amanah begitu berat. Bukan hanya sekedar mendidik, tapi juga menghidupi nyawa-nyawa yang amat sangat ia cintai. Caranya pun tidaklah mudah kawan. Perempuan yang menjadi single fighter setelah ditinggal suaminya. Saya pikir alangkah berat pekerjaan yang harus ia lakukan demi orang-orang yang mereka cintai. Dan rata-rata alasan mereka sama. Ini semua demi anak-anak. “Saya ingin anak-anak saya bisa sukses, tidak merasakan penderitaan seperti saya. Anak-anak saya harus menjadi orang berhasil”.
Walau harus mengangkut batu-batu kapur yang berat di daerah terjal selama 8 tahun. Walau harus berjualan sayuran keliling kampung dengan kaki yang mulai melemah. Walau harus membersihkan tempat satu demi tempat lain dengan upah seribu dua ribu saja.
Ah, ibu.
Kisah-kisah ibu super ajaib di mata saya, yang mungkin masih banyak lagi yang tidak terungkap. Yang bisa diungkap hanya cintanya, yang semua orang tahu, kasih ibu sepanjang jalan...
Ibunda.
Entah berapa banyak salah yang kami buat. Entah berapa banyak air mata dan keringatmu yang bercucuran demi kami, tanpa kami tahu itu.
Terima kasih bunda. Dunia dan seisinya pun kurasa tak cukup membayar pengorbanan seorang ibu.
Allah, sayangi perempuan-perempuan bernama ibu di dunia ini. Mereka pahlawan-pahlawan berhati mulia.
Jaga ibuku dan seluruh ibu di dunia ini.
Ibu,, terima kasih ya,, aku mencintaimu..

HOW

Bagaimana jika sesuatu tidak seperti bagaimana arti seharusnya.
Bukan.
Bukan sebuah pertanyaan tapi pernyataan.
bertahan untuk mengerti.
bertahan untuk memahami.
teruslah memberi, jauh dari harap diberi.
teruslah menerima, meski konsekusinya tidak bisa diterima.
setiap beri belum tentu berbalas.
bukan salah putih,
tapi hanya karena ada warna lain yang mungkin bisa melukis semburat
duka atau suka

Rabu, 05 Oktober 2011

galaugalaubahagia

aku bisa menyulap 3 menit menjadi sejarah
yang mengubah pandangan dunia
tapi, 3 menit nya??
hufh "_"
aku
kenapa mesti aku?
apa harus aku?
karena aku tidak suka hanya aku
sebab aku ini bukan sendiri
ada Dia dan mereka
mungkin bukan karena aku
hingga tetap disini
tapi
ada Dia dan mereka
jadi.....
galaugalaubahagia

Kamis, 27 Oktober 2011

kalausukahati tepuktangan

jangankan kamu, saya pun tak tahu
apa yang terjadi
padahal sudah mencari kesana kemari
apa? apa kamu sudah tahu?
ah, peduli amat ya kamu
saya rindu
pada kamu atau pada rindu itu sendiri
saya tidak tahu
tolong jangan tanya saya lagi. Cukup sekian. Terima kasih.
^prok prok prok^

#kamu itu.....

Minggu, 23 Oktober 2011

ssssttttttt

Aku cari dia...
Ke ujung dunia, lalu lari ke anak tangga surga
tak ada
Jalan setapak petak petak, lalu kerikil di kaki bukit 
sia-sia
Tak tepian lautan, tak didaki gunung menjulang
hanya lelah 
Aku mencarinya..
Angin menghembus, rumputan bergoyang
aku diam
Awan berarak, langit berhias
aku diam
Si semangat
dia yang kunjung ditunggu akhirnya datang
melunaskan janji yang belum dia tepati
aku masih diam
dia masuk, aku diam
dia duduk, aku diam
dia diam, aku bosan
kutanya mengapa
dia cuma bilang pamit
tanpa memberiku kepastian
kapan ia kembali

Sabtu, 22 Oktober 2011

plegmatis, bukan?

Saya sedikit tertarik dengan mengenal tipe-tipe kepribadian yang saya kenal lewat buku, internet, psikolog (?). Mungkin karena tipikal mengamati saya yang menjadikannya menarik. Yup, saya suka mengamati. Jadi, hati-hati kalau dekat2 saya  *ngomong apa saya, saya anak manis kok,,beneran* Dari sekian macam tipe kepribadian yang saya ketahui, ini ciri-ciri yang yaaa mirip2 lah dengan saya, walau gak semua yg elo denger itu bener bro! Begini nih sumber yang saya dapat, maafkan saya lupa nama sumbernya:
Saya sang Plegmatis “Cinta Damai”
Orang plegmatis adalah orang yang tak suka konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau, sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya nggak terus berkepanjangan.
*izinkan saya berkomentar: saya memang tidak suka konflik dan saya rasa setiap orang seperti itu. Tapi, memang saya agak cepat bereaksi ketika berada di tengah konflik, yaitu kepala saya seperti mau pecah (pliss deh). Mendengar orang berdebat hebat sampai adu urat membuat saya frustasi (!). Disuruh apa aja mau? Owow, enak aja nih..Saya bukan pesuruh ya..Tapi selagi itu adalah untuk kebaikan umat dan semesta alam (lebay) saya akan rela melakukannya. Saya orang yang lebih memilih mengalah walaupun sebenarnya saya tidak salah, suatu sikap yang mau saya ubah nih, saya harus berani mengatakan kalau saya tidak salah, kamu donk yang harus berubah sikap! (kira-kira begitu).

Orang plegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda.
*komentar saya: kurang bersemangat? iyalah kali ya? mungkin cenderung terlihatnya seperti itu. Tapi kalau saya sudah memutuskan sesuatu, saya bisa menjadi semangat luar biasa dan tidak ada seorang pun yang bisa menghalangi saya,huwahaha. Kurang teratur? kalau makan gak teratur sih bener, teratur apa nih. Saya malah  suka keteraturan. Teman saya mungkin ada yang gemas melihat saya yang cerewet ketika saya bilang 'ih,,kok gak rapi sih?', adik saya juga sering jadi sasaran omel2an saya masalah rapi tak rapi. ~sok banget ya~ Dingin? enggak deh, saya selalu menghangatkan seperti matahari,hoho. Diam,ok. Kalem, iya deh. Menunda-nunda keputusan? Ihh,,kok tau sih? Saya memang begono noh, rada sulit menimbang keputusan penting, sampai bisa frustasi tujuh hari tujuh malam (?) Tapi, sekali lagi, kalau sudah diputuskan, saya tidak akan menyesal dan setia sampai setengah mati sama keputusan saya ~keputusan apa sih?~

Minggu, 16 Oktober 2011

neverending

Sepanjang perjalanan bukit-ampera-pamor-inderalaya, banyak sekali hal yang mengusik mataku untuk memperhatikan setiap kejadian.
Kemarin, ketika hari mulai menjingga dan semerbak angin sore mengelus-elus setiap hidung manusia yang tidak mau melewatkan nikmatNya, saya berusaha menikmati pemandangan semrawut lalu lintas. Ketika angkot berhenti, saya terfokus pada dua calon penumpang angkot lain. Sopir angkotnya cukup jeli melihat uang-uang yang berjalan (maksud saya penumpang). Dua calon penumpang itu adalah sepasang kakek dan nenek, sepertinya Chinese. Mulanya biasa saja, saya tidak begitu tertarik memperhatikan mereka yang sedang hendak menyeberang untuk naik angkot. Semenit, dua menit, tiga menit, tung itung itung, hingga lebih 15 menit, para penumpang lainnya sudah mulai menghentak-hentakkan kaki. Pak sopir pun ternyata tak tahan lagi menunggu, berteriak,"Ayo Bu, cepetlah nyebrangnyo!". Seketika saya melihat sepasang kakek-nenek tersebut. Sangat jelas terlihat si nenek berusaha menyetop mobil dan motor yang terus lalu lalang, tanpa berani menyeberang. Tangan kirinya membawa tas lumayan besar (entah apa isinya), pundak kanan juga menyandang tas besar. Si kakek pun begitu. kedua tangannya masing-masing membawa tas. Sepertinya mereka agak sedikit kewalahan. Tapi, ada lagi yang lebih menarik perhatian saya, yang saya rasa pemandangan itu menjadi istimewa....Tangan kanan si nenek memegang erat tangan kiri kakek. Romantis. (heleh,ngerti apa saya tentang kata satu ini). Iya, bagi saya, sepasang kakek-nenek yang sudah tua, saling menggenggam tangan untuk menyeberang jalan dengan muka takut2 kakek, nenek berusaha melindungi (hah?gak kebalik ya).

Sabtu, 15 Oktober 2011

aku vs insomnia

Pagi menjelang siang. Saya masih setia dengan si leppy. Lagi-lagi, hasrat hati untuk bercerita menggerakkan jari-jari saya di keyboard ini. Saya tidak punya ide yang luarbiasa saat ini -sok banget saya ya? emang kapan saya punya ide luar biasa "_" - Saya jadi teringat salah seorang teman saya yang bilang saya gak kreatif! Hufh. Kau tahu apa reaksi saya waktu itu? Saya mengiyakan. Hoho, hellow ada apa dengan diriku?? Seharusnya saya marah donk! Okelah, terima kasih buat seseorang yang sudah mengingatkan ketidakkreatifan saya :(.
Inilah saya apadanya teman, bukan seadanya ya (tolong dicatet). 
Cukup untuk memori saya akan 'tidak kreatif'. Tolonglah ya, saya itu kreatif tahu...huhu. Buktinya? Walaupun saya tidak menyadarinya, ternyata ide-ide 'gila' dan 'ngocol' saya sering diterima loh sama orang lain. Masa' sih? Salah satunya, nama Selusin Generation, secara sotoy saya menceploskan nama itu untuk grup akhwaters barokah 07. Eh, ternyata diterima! dan eksislah sampai sekarang. Salah duanya, saya pernah ngusulin suatu kado untuk salah seorang teman (walaupun benar2 maksa nih kado). Eh, ternyata terjadi kesepakatan diantara akhwaters lagi. Waduh,,saya gak ikut-ikutan deh untuk masalah yang satu ini. Sekali lagi, saya suka keceplosan mengeluarkan ide gila. Tapi kok ya diikutin, heran. Maaf ya teman, sebenarnya saya gak serius2 amat mengeluarkan suatu ide, saya sendiri gak sadar kali ya dengan apa yang saya katakan (payah banget gak sih saya).
Inilah saya, mohon maaf banyak2 ya atas semua kekurangan saya. Doakan saya memperbaiki semua ini teman (loh?). Saya jadi teringat, ah, saya banyak nih salah sama nyai Ela, Ana, dan Pi2t. Mereka pasti paling tahu seorang resti itu seperti apa. Saya selalu merasa gak enak nih kalau inget kesalahan saya sama mereka -lebay deh, gak gitu2 amat salahnya-. Saya sering meninggalkan tugas kelompok dan membiarkan mereka gak tidur semaleman karena tugas itu. Jangan kau tanya saya pergi kemana? Karena jawabannya: tentu saja saya tinggalkan tidur! Huhf. Saya adalah seorang penidur 3 detik. Hebat kan? Maafkanlah saya ela, ana, pipit..Sebenarnya sudah berusaha untuk tidak tidur dengan segelas kopi radix dan dua butir habbatussauda. Tapi ketika jarum jam sudah lewat pukul 12 malam, sekuat apapun saya berusaha, saya tetap akan tidur. Selalu begitu, sehingga teman-teman saya yang baik hatinya itu pun sudah memaklumi kalau saya memang harus tidur,tidak lebih dari jam segitu. Makasih ya teman2ku .

Jumat, 14 Oktober 2011

tattittudMILADtattittud

...tengtengtungtungtangtung..
...tulilalililutlilalilut..
tentu saja itu bukan suara perutku walau memang sedang lapar :p
juga bukan suara si mamang es tongtong yang tengah berkeliling menjajakan esnya pada anak-anak lugu yang suka sekali jajan sembarangan *ups, bukan maksud saya mengucilkan mamang es tongtong.
-halah,kok jadi cerita es tongtong ya,,stoppp-
maaf kelamaan membuatmu penasaran itu suara apa? Itu salah satu hobi saya, membuat orang lain berkecamuk dengan rasa penasaran,haha.
Apa? Baiklah, akan kutakan sekarang. Itu.....suara....si coki. What? Kau tidak kenal dengan coki? Ah,payah..
Itu loh, si coki itu nama kesayangan hape ku. Kenalan dulu geh..-kumat lagi-
Sial. Eh, salah, alhamdulillah ya Allah....Sms sedari tadi terus mendarat ke coki. Sampai-sampai saya sedikit kewalahan menghapus sms2 lain yang tak penting dan yang sudah lama mangkir di inbox saya. Maklumlah, coki memang hape sederhana yang memori nya kecil. Sekalian deh minta maaf sama rekan-rekan yang mungkin kelamaan ya nunggu balesan sms dari saya, ya (sekali lagi) maklumlah, memorinya suka kepenuhan, jadi sms masuk sering terlambat.
Oke, lupakan sejenak si coki.
Hari ini, di saat setiap detik yang berjalan, menggulung kemudian menghempas. Jika orang lain harus menghabiskan hari seperti ini dengan ruah meriah pesta fora, atau dengan berkumpul dengan teman-teman sebaya untuk berfoya. Maka bagi saya itu ter-la-lu!
Aha, karena saya bukan seperti itu, lebih tepatnya karena saya tak punya uang kale -ngaku aja deh-
Gak! Beneran deh. Hari ini saya sudah merasa cukup bahagia di tengah ketakutan saya, rasa khawatir begitu besar bagai monster waktu yang siap berubah menjadi raksasa dan melilit leher saya (korban film power ranger). Okok, sekarang serius.
Detik ini, ketika surya menarik diri mundur perlahan dengan anggunnya ke peraduannya. Cantik. Rona semburatnya mewarnai cakrawala langit yang gagah menantang malam. Saya memilih menikmati tiap langkah mesin waktu pengubah zaman dengan memaknai sendiri. Dalam ruangan yang tak lebar. Karena sejatinya sang waktu membisikkan tempat yang lebih sempit dari ini sebagai tempat terakhir persinggahanku kelak. Tempat berakhirnya sandiwara kehidupan, karena saya tak lebih memainkan peran dalam skenario hidup dariNya.Merenung, telisik ke dalam sedalam2nya, tak mampu ditembus kasat mata. Lebih mikroskopik dari sel-sel hidup yang kini berdesir kencang di dalam tubuh saya. Hanya tiga kata yang bisa mewakili penelisikan mata batin saya: sedih, bahagia, terima kasih.

Kamis, 13 Oktober 2011

freenflytome

Emm,,
Unggg,,
Saya katakan tidak ya.
Apa kau mau mendengar? mau? umm,,kamu tidak mau :(
Terserah deh mau atau tidak. Sekarang pasang telingamu. Buka kedua matamu.
Saya mau mengatakannnya, karena jarang saya temukan keberanian.
Saya ingin menjadi sebebas burung, seperti resplendent quetzal, helmeted hornbill, atau si cantik biru hoatzin.. Melayang dengan sepasang sayapnya, menembus cakrawala.
Tapi saya tak punya sayap.
Sehingga sang burung mengganti sayapku dengan pena.
Tulislah, katanya.
Saya bisa bebas terbang dengannya.
Saya ingin menuliskan apa saja tentang saya, kamu, kita, dunia.
Biar huruf menjadi kata, biar kata menjadi kalimat, biar kalimat menjadi utuh.
Tulisan saya. Biar menjadikan saya sesuatu yang abadi. Saya punya dunia sendiri yang tidak kalian miliki (eitz..bangga).
Dengannya saya merasa bebas. Bebas mengekspresikan apa yang tidak bisa saya ekspresikan padamu. Saya merasa tidak perlu sesuatu hal pun yang saya khawatirkan tentang pandanganmu. Saya adalah saya. Suka ataupun tidak itu bukan menjadi urusan saya (weh,lagi2). Karena dengannya saya merasa puas luar biasa, meluapkan apa yang tidak bisa saya luapkan padamu. Menjadikannya jelmaan hikmah atau curahan jiwa yang mengejawantahkan diri saya dalam bentuk sejujur-jujurnya.
Itulah yang ingin saya katakan. Kamu dengar kan?
Itulah, yang tidak bisa saya sampaikan, sehingga tertuang dalam tulisan, tentang saya dan kebebasan.

seorang gadis sederhana yang ingin bebas menjadi dirinya -Resti- 

tomorrow, who knows?

karena saya tidak tahu apa yang akan terjadi esok.
edisi kali ini, saya akan banyak mem-flashback apa saja yang telah dan belum saya lakukan.
mengingat besok adalah hari yang begitu saya takutkan. Ya, saya takut teman. Memang, hari itu tak ada nilainya sama sekali, nothing special with tomorrow! Tapi, bagai sebuah bom waktu yang siap meledak! Detik demi detiknya sedang berjalan sekarang. Ya,setidaknya seperti itu yang saya rasakan.
Saya mau berceloteh, biarlah jelas atau tidak, sekedar menuangkan uneg-uneg dalam hati. *haha,apa sih res?
Saya takut. Saya takut! Saya takut?
Ah, apa kau mengerti apa perbedaan rasa yang saya sampaikan dari ketiga pernyataan saya di atas walaupun komposisinya sama.
22.
kalau saya seorang siswa,maka saya tak suka dengan angka ini (peringkat 22). Kalau saya sedang ujian, saya tidak suka mendapat skor ini (cuma dapet 22). Kalau saya....kalau saya.....
huhhh!
lebih parah dari itu. Tomorrow = 22
Angka kembar yang cantik :)  Tapi,,saya merasa belum cukup apa2 untuk menyambut usia itu. Dewasa. Sebuah kata yang sulit untuk dipertanggungjawabkan. Saya bukan teenagers lagi.
Saya takut, karena sesungguhnya setiap bertambah angka dalam usia ini adalah berkurangnya kontrak hidup dengan  Sang Ilahi. Karena setiap desah nafas adalah satu langkah menuju kubur. Setiap detik adalah satu langkah menuju maut. Dan saya tidak bisa apa-apa..Bahkan untuk mengundurkan sedetik saja saya tidak bisa.
Saya tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Yang saya tahu, saya selalu ketakutan jika besok datang, begitu setiap tahunnya.
Allah..masih banyak yang belum saya lakukan.
Saya ingin memberitahukan ke seluruh dunia inilah saya. Apa adanya saya. Ingin saya membahagiakan orang-orang yang selalu membuat saya bahagia bersama mereka. Saya ingin....

(in my fear, i told)

Selasa, 11 Oktober 2011

a reflection

waktu
biarkan aku berhenti sejenak
ku ingin merenungi semuanya
apa yang sudah kulakukan
di usia yang tak terbilang kecil sudah
bagaimana aku habiskan engkau
dengan niat-niat yang tidak selamanya dalam keterjagaan
dimana aku berjalan
dengan santai atau setengah berlari mengejarmu
siapa yang aku tuju
ketika bersamamu
waktu
biarkan aku berhenti sejenak
ketakutan begitu angkuh menaklukkan
di usia yang tak terbilang kecil sudah
dari renungan singkatku yang khidmat
aku ingin tahu apa yang telah aku lakukan
dalam mengisi warna hidupku

(a reflection....3 days to twin number of my life)

akselerasi, tak cuma mimpi

Agenda besar PMLDK Unsri 2011 telah selesai dilaksanakan. Terlepas dari berbagai macam kekurangan dari segi teknis pelaksanaan, saya pikir agenda dengan tujuan besar untuk akselerasi lembaga dakwah di kampus unsri ini sudah cukup berhasil membuka jalan, memberi secercah harapan dan membuka pemikiran para aktivis di lembaga dakwiy untuk mengembangkan potensi besar yang kita miliki, baik itu secara personal maupun jamaah.
Terlepas juga dari kekecewaan saya terhadap jumlah peserta (especially akhwat) yang hanya sepersekian persen kecilnya yang hadir dari ratusan nama yang ada di lembar absensi delegasi peserta.Iya, tidak usah terlalu larut dalam kecewa, karena hanya membuat jiwa-jiwa menjadi lelah dengan kekecewaan. Masih banyak yang harus diselesaikan, butuh jiwa-jiwa yang segar, penuh semangat kebaikan.
Terlalu klasik jika kita harus berputar-putar dengan masalah: mengapa hanya sedikit yang menyanggupi untuk hadir, mengapa semangat kader kita menurun, mengapa oh mengapa. Yah, mari ubah pertanyaan kita, jangan terus bertanya mengapa karena ujung-ujungnya adalah wallahualam, sekarang mari kita berpikir bagaimana.
Itu yang coba saya suguhkan, bagaimana, di saat sharing se-akhwatan pengurus lembaga dakwiy kampus unsri.
Ternyata akhwat itu cukup vokal juga ya, semua mau berpendapat dan dengan leluasa menyampaikan uneg2 nya ketika dinamakan ayo kita sharing ukhti...(akhwat banget,rumpi deh), tapi ini rumpi dalam hal kebaikan insyaallah..
Sedikit banyak ada yang menyampaikan: mbak, saya kecewa, kenapa hanya sedikit yang hadir atau mbak, mengapa agenda2 kita selalu 4L? Tapi selebihnya pembahasan cenderung ke syiar. Ternyata banyak juga yang tertarik dengan pensyiaran.
Ukhtifillah,
Lewat agenda inilah, sebenarnya kita mau melihat dan mengukur kembali kekuatan lembaga dakwah kita. Seberapa besar kekuatan kita, seberapa semangatkah pengurus kita ketika diseru. Besar harapan kita, pengurus lembaga dakwah menunjukkan antusiasme ketika diseru karena ini agenda bersama demi mengembangkan lembaga kita, menjadikan lembaga kita lebih baik. Namun, harapan kita ya hanya harapan. Inilah realitanya bukan? Sudah jelas disuguhi wasilahnya, tapi..(ah sudahlah),sayang sekali memang. Tapi, tetaplah berpositive thinking pada saudara-saudara kita. Jangan terlena karena kecewa. Berbanggalah karena kita jadi bagian yang sedikit itu. Karena pejuang itu jumlahnya tidaklah banyak. Tapi, tetap menjadi tugas kita mengajak dan merangkul mereka, saudara kita.
Lalu, saya agak sulit menjawab jika ditanya mengapa agenda-agenda yang sedemikian rupa kita persiapkan, eh ternyata hanya dinikmati oleh kita-kita juga. Saya juga tak habis pikir untuk hal yang satu ini, sudah memutar sana-sini, si otak tidak juga dapat menjawabnya (haha). Jadi, yuk mari, bagaimana agar hal itu tidak terjadi? Nah,,cling!! Otak saya bisa lebih santai untuk memikirkannya. Tidak ada yang salah dengan konten syiar yang kita tawarkan ke objek dakwah kita, karena segala hal yang menyangkut kemaslahatan adalah benar. Hanya saja, kita sebagai agen distributor kebaikan harus sedikit lebih jeli. Maksudnya? He em, karena apa yang kita tawarkan pas gak sih dengan yang mereka butuhkan. Itu masalahnya.
Nah, kalau ditanya, berdasarkan pengalaman sebelumnya, objek dakwah kita itu biasanya lebih cenderung tertarik dengan syiar yang lebih humble, gak menyeramkan, ya walaupun gak sedikit juga yang butuh kajian-kajian syar'i seperti fqh solat dll. Jadi, sebaiknya memang kita kenali dulu objek kita. Mereka tipikal seperti apa. Sering-sering lakukan observasi, bisa lewat penyebaran kuisioner atau saran dan kritik terbuka terhadap lembaga pensyiaran kita.
Sesungguhnya masih banyak solusi-solusi praktis yang bisa dilakukan oleh kita. Tahun ini tidaklah sama dengan tahun kemarin, atau dengan tahun yang akan datang karena dakwah kita terus berkembang. Jadi, permasalahan apa yang akan kita hadapi ke depan tentu akan berbeda solusinya dengan yang sekarang.
Para distributor kebaikan di kampus unsri tentulah orang-orang pilihan Allah, yang cerdas dan kreatif.
Dalam kesempatan sharing2 itu pun saya melihat semangat yang luar biasa dari mereka (akhwat2 cerdas).
Yap, akhwat pun harus siap dengan dinamisasinya, semangat para akhwat lembaga dakwiy ini harus terus terjaga karena ke depan tantangan dakwah itu pasti lebih menantang bukan ukhti? Dan saya yakin dengan semangat yang tersemat di dalam diri mereka dan pemikiran yang visioner dari mereka kemarin adalah titik tolak akselerasi lembaga dakwah kita. Allahuakbar!

Senin, 10 Oktober 2011

gara gara gastrik

ah, gastrikku terasa bagai diaduk-aduk, kacau!!!
jangan sampai reaksi penolakan itu terjadi lagi..hoaks.
Dua kali turun naik angkutan umum dan agenda full dua hari ini cukup membuat penglihatanku kabur.
Si gastrik terus meronta.
Aku berpikir bagaimana cara membujuknya agar berhenti untuk diam sebentar.
Penglihatan makin memperparah keadaan, kali ini aku melihat orang-orang di sekitarku seperti melayang dan masing-masing mereka memiliki duplikat..Helehheleh.
Wah, si mamang sopir angkot juga tak bisa diajak kompromi. Lagu yang tak jelas nada dimana, lirik kemana, musiknya gimana, ia setel sedemikian besarnya, membuatku benci tuk mendengarkan musik tuk saat itu.
20 menit berlalu..Alhamdulillah.
Penyiksaan terhadap membran tympani-ku berakhir. Aku turun dari angkot seperti orang pesakitan, sakit telinga, sakit kepala, de el el deh..
Mataku sibuk mencari ada apa gerangan yang bisa kujadikan sahabat gastrik.
Aha! Roti bakar..
Tanpa pikir panjang, kakiku melangkah mendekati gerobak roti bakar. Sepi.
Hanya ada seorang laki-laki muda yang sedang duduk di bangku tunggu, dengan jeans belelnya, baju sweater yg bemerk mahal, sepatu kets, lengkap dengan aksesoris2 gaul yang ia lekatkan di leher dan tangannya. Tangannya tengah sibuk dengan tombol2 hape (sepertinya bb).
Kembali ke rencanaku membeli roti bakar tadi.
Si mamang yang jualan rotinya mana ya?
Celingak-celinguk aku mencari si mamang. Laki-laki muda tadi hanya memperhatikanku. dan akhirnya dia bertanya. "Cari siapa mbak?"
"Hmm,,yang jualan rotinya mana ya kak?" tanyaku. Laki-laki itu tersenyum, dan jari telunjuknya menunjuk ke dirinya. OOps...
"Kirain mbak mau cari siapa.." katanya.
"He..Saya kira kakak lagi numpang duduk aja disitu dan lagi nungguin mamang roti bakar juga.."
"Kenapa ya mbak? Emangnya gak ada tampang saya jualan roti ya?" ujarnya sambil senyamsenyum.
Heh? Malu dan menyesal deh.
Iya, saya sudah membuat mamang roti bakar ge-er sore ini. Senyumannnya gak berhenti2 selama memanggang roti cokelat-keju yang kupesan. Ops ops ops, ya, setidaknya sudah membuat orang lain senang di tengah lelahnya hari ini..Alhamdulillah ya?

Jumat, 07 Oktober 2011

pahlawan kita semua


Bismillah..
Pagi ini mendung tak berhujan.
Saya terhanyut dengan kisah-kisah pejuang-pejuang yang terlihat lemah namun menyimpan begitu besar kekuatan di dalam dirinya. Ya, mereka yang anggun lagi perkasa. Ibu.
Saya rasa tak ada satu pun orang di dunia ini yang tak mencintai sosok wanita satu ini (red:ibu). Walaupun ada banyak suguhan-suguhan di media yang menceritakan anak yang durhaka pada ibundanya.
Saya rasa juga setiap orang pasti terenyuh ketika mengenang jasa ibu, dan begitu takut jika harus kehilangan sosoknya.
Kompleks, rumit, dan tak mampu diukur dengan logika jika kita harus menjelaskan alasan mengapa ibu begitu penuh cinta, rela berkorban, penuh pemaafan. Ah, siapa anak yang mampu mengukur dalamnya kasih sayang ibunda?
Kawan, kali ini izinkan saya bercerita tentangnya.
Tentang seseorang yang dipuja oleh seisi dunia.
Bersyukurlah jika sampai hari ini, kita masih diberi kesempatan leluasa untuk melihat wajah ayu itu, atau sekedar mendengar suara lembut itu, atau merasakan tangan halus sucinya mengusap air matamu.
Berbahagialah ketika sampai hari ini kita masih dapat berceloteh tentang mimpi-mimpi dengannya. Atau mendengar doa-doanya yang ia lantukan di sujud-sujud panjangnya.

Sedikit kembali pada wacana saya tentang suguhan media tadi. Pagi ini, ketika saya melihat salah satu acara di televisi tentang kisah-kisah heroik ibu, maka saya kembali menakar arti cinta seorang ibu.
Kawan, entah saya yang begitu mellow atau tidak, kisah-kisah itu begitu menakjubkan bagi saya. Bagaimana seorang perempuan yang lemah itu dengan gagahnya menanggung amanah-amanah begitu berat. Bukan hanya sekedar mendidik, tapi juga menghidupi nyawa-nyawa yang amat sangat ia cintai. Caranya pun tidaklah mudah kawan. Perempuan yang menjadi single fighter setelah ditinggal suaminya. Saya pikir alangkah berat pekerjaan yang harus ia lakukan demi orang-orang yang mereka cintai. Dan rata-rata alasan mereka sama. Ini semua demi anak-anak. “Saya ingin anak-anak saya bisa sukses, tidak merasakan penderitaan seperti saya. Anak-anak saya harus menjadi orang berhasil”.
Walau harus mengangkut batu-batu kapur yang berat di daerah terjal selama 8 tahun. Walau harus berjualan sayuran keliling kampung dengan kaki yang mulai melemah. Walau harus membersihkan tempat satu demi tempat lain dengan upah seribu dua ribu saja.
Ah, ibu.
Kisah-kisah ibu super ajaib di mata saya, yang mungkin masih banyak lagi yang tidak terungkap. Yang bisa diungkap hanya cintanya, yang semua orang tahu, kasih ibu sepanjang jalan...
Ibunda.
Entah berapa banyak salah yang kami buat. Entah berapa banyak air mata dan keringatmu yang bercucuran demi kami, tanpa kami tahu itu.
Terima kasih bunda. Dunia dan seisinya pun kurasa tak cukup membayar pengorbanan seorang ibu.
Allah, sayangi perempuan-perempuan bernama ibu di dunia ini. Mereka pahlawan-pahlawan berhati mulia.
Jaga ibuku dan seluruh ibu di dunia ini.
Ibu,, terima kasih ya,, aku mencintaimu..

HOW

Bagaimana jika sesuatu tidak seperti bagaimana arti seharusnya.
Bukan.
Bukan sebuah pertanyaan tapi pernyataan.
bertahan untuk mengerti.
bertahan untuk memahami.
teruslah memberi, jauh dari harap diberi.
teruslah menerima, meski konsekusinya tidak bisa diterima.
setiap beri belum tentu berbalas.
bukan salah putih,
tapi hanya karena ada warna lain yang mungkin bisa melukis semburat
duka atau suka

Rabu, 05 Oktober 2011

galaugalaubahagia

aku bisa menyulap 3 menit menjadi sejarah
yang mengubah pandangan dunia
tapi, 3 menit nya??
hufh "_"
aku
kenapa mesti aku?
apa harus aku?
karena aku tidak suka hanya aku
sebab aku ini bukan sendiri
ada Dia dan mereka
mungkin bukan karena aku
hingga tetap disini
tapi
ada Dia dan mereka
jadi.....
galaugalaubahagia